24 September 2012

Film Cinta Terlarang Batman dan Robin

Film Cinta Terlarang Batman dan Robin - Bila di dunia internasional film Innocence of Muslims telah menuai gelombang protes dari seluruh umat Muslim, maka demikian juga keberadaan film Cinta Terlarang Batman dan Robin telah menuai protes dari berbagai pihak lapisan masyarakat Islam di Indonesia. Film yang disutradarai Hanung Bramantyo diprotes karena dinilai telah melecehkan pesantren yang merupakan tempat mengenyam pendidikan ilmu agama bagi para santri.


Film Cinta Terlarang Batman dan Robin yang kabarnya akan beredar pada bulan Oktober 2012 itu sendiri bercerita tentang homoseksual dengan latar belakang pesantren.

Dalam film Cinta Terlarang Batman dan Robin diceritakan adanya hubungan percintaan sesama jenis antara dua orang santri, yaitu bernama Amir dan Bambang. Percintaan sesama jenis tersebut terjadi ketika Amir dan Bambang selalu bersama di pesantren dan kemudian saling jatuh cinta.

Saat ini telah muncul berbagai protes untuk melarang beredarnya film ini. Pelarangan tersebut dimaksudkan agar film itu tidak berdampak bagi keburukan citra Islam di mata masyarakat awam dan yang tidak mungkin akan melarang anak-anaknya untuk bergumul dengan dunia Pesantren.

Seperti diketahui film Cinta Terlarang Batman dan Robin diangkat puisi dalam buku bertajuk "Atas Nama Cinta" karya Denny JA yang  bercerita tentang kisah dua orang santri, Amir dan Bambang, yang terlibat asmara dikarenakan intensitas kebersamaan mereka dalam melakoni kegiatan sehari-hari di Pesantren.

Dalam puisi tersebut, Amir digambarkan sebagai sosok yang taat beribadah, mempunyai kelainan seksual genetis yakni menyukai sesama pria. Meski telah mencoba saran ibunya untuk segera menikah, bahkan dengan dua wanita sekaligus, namun akhirnya pernikahan itu kandas. Amir tetap menaruh benih-benih cinta pada Bambang, yang kemudian menjadi aktifis gay Internasional.

Protes terhadap film Cinta Terlarang Batman dan Robin kini tengah mengemuka di situs jejaring sosial Facebook, begitu juga dengan para santri yang turun ke jalanan guna meminta Lembaga Sensor Film Indonesia untuk mencabut izin tayang film tersebut, Front Pembela Islam (FPI) pun melarang film yang rencananya akan tayang sebagai peringatan hari Anti Diskriminasi Nasional.

0 komentar :

Tulisan Terkait: