Flyover Kemayoran - Berita terhangat hari ini adalah tentang Flyover Kemayoran yang kabarnya merenggang. Kondisi jalan layang Flyover Kemayoran yang berada di Haji Bagindo Rajo (HBR) Motiek, Kemayoran, Jakarta Pusat sewaktu-waktu dapat membahayakan bagi para pengguna jalan.
Menurut beberapa pemberitaan media hari ini menyebutkan bahwa, sambungan beton Flyover Kemayoran itu mengalami perenggangan selebar 15 sentimeter. Memungkinkan bila sewaktu-waktu jembatan layang yang menjadi akses jalan penghubung Kemayoran ke arah Sunter tersebut ambruk.
Fly Over Kemayoran mengalami perenggangan terjadi pada tiga titik. Titik pertama merenggang selebar 15 sentimeter mempengaruhi dua titik lainnya.
Bila dilihat dari bawah jalan layang, beton penopang yang tepat berada di bawahnya mengalami pergeseran dari lempengan besinya. Pada kondisi normal, lempengan tersebut sejajar dengan beton yang menjadi penahan jalan layang HBR Motiek.
"Kondisi sangat memprihatinkan. Ada pergeseran selebar 15 senti. Harusnya sejajar antara beton dengan lempengan di bawahnya," ujar Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Jakarta Pusat, Tihang Helmi, ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (18/10).
Dikatakan Tihang, belum diketahui penyebab terjadinya pergeseran jalan layang sepanjang 300 meter tersebut. Berbagai faktor dari faktor alam hingga faktor beban jalan yang menimbulkan getaran diduga dapat menjadi penyebabnya.
"Jalan layang ini usianya 15-20 tahun. Belum tahu penyebabnya apa. Bisa jadi karena gempa atau beban dari kendaraan yang melintasinya, atau ada faktor lain," paparnya.
Disebutkannya pula jalan layang yang terletak di cakupan Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Jakarta Pusat, tersebut merupakan padat lalu lintas. Selain itu jalan layang tersebut merupakan jalan lintas utama kendaraan dari arah Kemayoran menuju Sunter. "Ramai kendaraan yang melintas di sini. Kendaraan pengangkut beban berat juga banyak yang lewat," tukasnya.
Fly Over Kemayoran mengalami perenggangan terjadi pada tiga titik. Titik pertama merenggang selebar 15 sentimeter mempengaruhi dua titik lainnya.
Bila dilihat dari bawah jalan layang, beton penopang yang tepat berada di bawahnya mengalami pergeseran dari lempengan besinya. Pada kondisi normal, lempengan tersebut sejajar dengan beton yang menjadi penahan jalan layang HBR Motiek.
"Kondisi sangat memprihatinkan. Ada pergeseran selebar 15 senti. Harusnya sejajar antara beton dengan lempengan di bawahnya," ujar Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Jakarta Pusat, Tihang Helmi, ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (18/10).
Dikatakan Tihang, belum diketahui penyebab terjadinya pergeseran jalan layang sepanjang 300 meter tersebut. Berbagai faktor dari faktor alam hingga faktor beban jalan yang menimbulkan getaran diduga dapat menjadi penyebabnya.
"Jalan layang ini usianya 15-20 tahun. Belum tahu penyebabnya apa. Bisa jadi karena gempa atau beban dari kendaraan yang melintasinya, atau ada faktor lain," paparnya.
Disebutkannya pula jalan layang yang terletak di cakupan Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Jakarta Pusat, tersebut merupakan padat lalu lintas. Selain itu jalan layang tersebut merupakan jalan lintas utama kendaraan dari arah Kemayoran menuju Sunter. "Ramai kendaraan yang melintas di sini. Kendaraan pengangkut beban berat juga banyak yang lewat," tukasnya.
0 komentar :
Posting Komentar