Video Bocah Merokok - Youtube situs tempat berbagi video, kini tengah heboh dengan kahadiran video bocah merokok. Video bocah merokok tersebut berdurasi 3.29 menit berjudul 'Anak Kecil Berbicara Kotor Dan Merokok! Dari Surabaya!', dan bila kita mencoba untuk menontonya, maka seorang bocah yang sedang merokok dan berbicara jorok akan kita lihat.
Melihat sepintar mengenai bocah yang merokok dalam video itu, maka kita langsung akan tahu, bahwa bocah yang bersangkutan ternyata sudah terbiasa merokok. Dengan mulut yang agak dimonyongkan, balita berinisial SW (4 tahun) tersebut ini membentuk asap menjadi cincin-cincin kecil. Ia juga dengan bahasa yang sangat lugas menyebut (maaf) alat kelamin perempuan dan laki-laki.
Perilaku ini ternyata bukan tak diketahui orangtua SW. Mulud (40), ayah SW, mengaku kewalahan dengan perilaku SW. Semula ia berencana memasukkan SW ke sekolah, dengan harapan dapat merubah kebiasaan-kebiasaan buruk itu. "Namun dia tidak mau bersekolah. Katanya malas, mending ngene jadi preman (enak begini jadi preman - red). Sering pula dia bilang mau jadi maling," ujar Mulud di rumah rumpangannya Jalan Nusakambangan, Kota Malang, Rabu (31/3).
Sejak beberapa waktu lalu, Mulud dan anaknya memang menumpang di rumah Sinyo (24), temannya yang bekerja sebagai pengantar barang. Mulud sendiri pekerja bangunan serabutan. Sinyo merasa prihatin dengan perkembangan jiwa SW. "Kalau dibiarkan bisa makin rusak. Saya dan bapaknya berharap ada yang membantu menyekolahkan, biar jadi benar ini anak. Saya pikir dia jadi begitu karena lingkungannya dulu yang rusak. Dia pernah bilang sama saya kalau ada orang yang mengajarinya merokok," katanya.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (PA) Seto Mulyadi menilai, SW mengalami tiga kekerasan sekaligus. "Sudah secara psikologis diajari sesuatu yang tidak sesuai umur, dia juga diajari sesuatu yang membahayakan kesehatannya yaitu merokok. Yang lebih parah, dia juga mengalami kekerasan yang disebut eksploitasi anak. Saya dengar di video itu ada yang tanya-tanya, dan waktu si anak menjawab tak benar, mereka, yang bersuara dewasa, ramai-ramai tertawa. Belum lagi video itu diposting pula ke dunia maya. Orang-orang jadi ingin melihat. Ini memprihatinkan," kata Kak Seto di Jakarta, kemarin.
Lalu siapa yang salah? Kak Seto mengaku tidak ingin menyalahkan orang tua sepenuhnya. Menurutnya, kondisi lingkungan tempat SW tinggal juga sangat berpengaruh. "Menyalahkan orang tua sepenuhnya tentu juga tidak bisa. Kita harus lihat apakah lingkungannya juga membiarkan atau tidak," kata Kak Seto. Menurutnya, SW harus segera diselamatkan dan menjalani sejumlah terapi untuk mengembalikan kondisi fisik dan psikisnya.
You Tube sendiri, sejak Rabu sore telah memblokir video tersebut. Sekitar pukul 15.00 WIB, video ini berganti sebuah pemberitahuan yang berbunyi, "Video ini telah dicopot karena pelanggaran aturan penggunaan". Selain secara jelas menampilkan seorang anak yang merokok dan berbicara cabul, ia pun tanpa sungkan memeragakan adegan hubungan intim.
Melihat sepintar mengenai bocah yang merokok dalam video itu, maka kita langsung akan tahu, bahwa bocah yang bersangkutan ternyata sudah terbiasa merokok. Dengan mulut yang agak dimonyongkan, balita berinisial SW (4 tahun) tersebut ini membentuk asap menjadi cincin-cincin kecil. Ia juga dengan bahasa yang sangat lugas menyebut (maaf) alat kelamin perempuan dan laki-laki.
Perilaku ini ternyata bukan tak diketahui orangtua SW. Mulud (40), ayah SW, mengaku kewalahan dengan perilaku SW. Semula ia berencana memasukkan SW ke sekolah, dengan harapan dapat merubah kebiasaan-kebiasaan buruk itu. "Namun dia tidak mau bersekolah. Katanya malas, mending ngene jadi preman (enak begini jadi preman - red). Sering pula dia bilang mau jadi maling," ujar Mulud di rumah rumpangannya Jalan Nusakambangan, Kota Malang, Rabu (31/3).
Sejak beberapa waktu lalu, Mulud dan anaknya memang menumpang di rumah Sinyo (24), temannya yang bekerja sebagai pengantar barang. Mulud sendiri pekerja bangunan serabutan. Sinyo merasa prihatin dengan perkembangan jiwa SW. "Kalau dibiarkan bisa makin rusak. Saya dan bapaknya berharap ada yang membantu menyekolahkan, biar jadi benar ini anak. Saya pikir dia jadi begitu karena lingkungannya dulu yang rusak. Dia pernah bilang sama saya kalau ada orang yang mengajarinya merokok," katanya.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (PA) Seto Mulyadi menilai, SW mengalami tiga kekerasan sekaligus. "Sudah secara psikologis diajari sesuatu yang tidak sesuai umur, dia juga diajari sesuatu yang membahayakan kesehatannya yaitu merokok. Yang lebih parah, dia juga mengalami kekerasan yang disebut eksploitasi anak. Saya dengar di video itu ada yang tanya-tanya, dan waktu si anak menjawab tak benar, mereka, yang bersuara dewasa, ramai-ramai tertawa. Belum lagi video itu diposting pula ke dunia maya. Orang-orang jadi ingin melihat. Ini memprihatinkan," kata Kak Seto di Jakarta, kemarin.
Lalu siapa yang salah? Kak Seto mengaku tidak ingin menyalahkan orang tua sepenuhnya. Menurutnya, kondisi lingkungan tempat SW tinggal juga sangat berpengaruh. "Menyalahkan orang tua sepenuhnya tentu juga tidak bisa. Kita harus lihat apakah lingkungannya juga membiarkan atau tidak," kata Kak Seto. Menurutnya, SW harus segera diselamatkan dan menjalani sejumlah terapi untuk mengembalikan kondisi fisik dan psikisnya.
You Tube sendiri, sejak Rabu sore telah memblokir video tersebut. Sekitar pukul 15.00 WIB, video ini berganti sebuah pemberitahuan yang berbunyi, "Video ini telah dicopot karena pelanggaran aturan penggunaan". Selain secara jelas menampilkan seorang anak yang merokok dan berbicara cabul, ia pun tanpa sungkan memeragakan adegan hubungan intim.
0 komentar :
Posting Komentar