23 April 2010

Lyrids Meteor Indonesia

Lyrids Meteor Indonesia - Hujan Lyrids Meteor atau Meteor Lyrids akan mengalami puncaknya pada Kamis (22/4/201) dini hari dini hari hingga malam ternyata bisa direkam oleh kamera milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Lyrids Meteor IndonesiaFoto Hujan Lyrids Meteor

Lyrids Meteor terdeteksi tepat pada hari Kamis pukul 03.49 hingga 05.10 dari Stasiun Pengamat Dirgantara Sumedang. Ada empat yang tampak seperti goresan cahaya teridentifikasi," kata pakar astronomi Lapan, Prof Dr Thomas Djamaluddin, melalui telepon dari Jakarta, Kamis.

Menurut dia, hujan meteor merupakan debu sisa komet di antariksa yang berpapasan dengan bumi dan memasuki atmosfer, bergesekan, sehingga terbakar dan terlihat seperti goresan cahaya pada malam hari.

"Saat orbit komet berpotongan dengan orbit bumi dan di orbit komet tersebut terdapat sisa-sisa serpihan komet, kita akan dapat melihatnya sebagai hujan meteor," katanya. Papasan bumi dengan serpihan yang ditinggalkan oleh komet Thatcer (C/1861 G1) yang mengorbit Matahari selama 415 tahun dikenal dengan nama hujan meteor Lyrid.

Ia menjelaskan, tidak seperti meteor yang berbentuk batuan, hujan meteor tidak berbahaya karena sangat halus dan umumnya habis terbakar di atmosfer dan hanya terlihat dalam hitungan 1-2 detik lalu menghilang. Hujan meteor, lanjut dia, lebih sering menjatuhi bumi dibandingkan dengan meteor yang bisa beberapa kali terjadi dalam setahun.

Hujan meteor Lyrid kali ini terjadi sejak 16 April dan diperkirakan baru selesai pada 26 April, tetapi kerapatannya tak sama. "Pada 16-20 April hanya terlihat 1-2 debu meteor dalam setiap jam. Namun, ketika bumi masuk ke inti jalur debu meteor pada sekitar 22 April, yakni rentang Kamis dan Jumat, ada belasan debu per jam," katanya.

"Pengamatan puncak hujan meteor juga akan diadakan di Kantor Lapan Bandung, Jumat malam," katanya. Hujan meteor Lyrid ada di langit sebelah timur laut di rasi Lyra di atas bintang terang bernama Vega. Selain Lyrid, juga ada hujan meteor bernama Leonit, Perseid, Draconid atau Iorionid, dan lain-lain.

0 komentar :

Tulisan Terkait: