Google selalu menutup rapat arsitektur servernya. Namun beberapa hari lalu, mesin pencari terbaik di dunia itu mengungkap sedikit cikal bakal arsitektur servernya. Ternyata Google menggunakan komputer rakitan, serta baterai 12 volt sebagai cadangan.
Perusahaan rata-rata membeli server built-up dari vendor ternama, semacam Dell, HP, IBM atau Sun Microsystem. Namun Google yang saat ini mempunyai ribuan server, seperti dilansir dari Cnet mendesain dan membangun sendiri servernya.
Server pertama Google bahkan hanyalah komputer dengan tebal 3,5 inci. Komputer itu dijadikan 2 unit rak, 2 prosesor, 2 hard drive dan delapan memory yang ditanam pada motherboard gigabyte.
Yang paling mengejutkan sumber tenaga yang saat ini menghabiskan 250 kilowatt dengan 1.160 server, dulunya menggunakan cadangan baterai 12 volt jika listrik padam.
Orang yang selama ini menjalankan sistem di Google juga terkejut dengan arsitektur tenaga cadangan yang berupa baterai. Google merahasiakan itu selama beberapa tahun. Bahkan desain arsitektur semacam ini berlaku selama tujuh generasi, dari 2005 sampai sekarang.
Dikonfirmasi mengenai tujuan penerapan sistem ini, penghematan sumber daya energi listrik lah yang menjadi alasan utama. Bahkan dengan penerapan sistem seperti ini pihak Google mengaku menghemat biaya operasional yang tidak sedikit.
Hasil riset yang dilakukan Google, penggunaan baterai akan menghemat 8% dibandingkan uninterruptible power supplies (UPS). Bahkan pengunaan baterai sebagai tenaga cadangan diklaim tidak terdapat energi yang terbuang secara percuma. (inilah.com)
Perusahaan rata-rata membeli server built-up dari vendor ternama, semacam Dell, HP, IBM atau Sun Microsystem. Namun Google yang saat ini mempunyai ribuan server, seperti dilansir dari Cnet mendesain dan membangun sendiri servernya.
Server pertama Google bahkan hanyalah komputer dengan tebal 3,5 inci. Komputer itu dijadikan 2 unit rak, 2 prosesor, 2 hard drive dan delapan memory yang ditanam pada motherboard gigabyte.
Yang paling mengejutkan sumber tenaga yang saat ini menghabiskan 250 kilowatt dengan 1.160 server, dulunya menggunakan cadangan baterai 12 volt jika listrik padam.
Orang yang selama ini menjalankan sistem di Google juga terkejut dengan arsitektur tenaga cadangan yang berupa baterai. Google merahasiakan itu selama beberapa tahun. Bahkan desain arsitektur semacam ini berlaku selama tujuh generasi, dari 2005 sampai sekarang.
Dikonfirmasi mengenai tujuan penerapan sistem ini, penghematan sumber daya energi listrik lah yang menjadi alasan utama. Bahkan dengan penerapan sistem seperti ini pihak Google mengaku menghemat biaya operasional yang tidak sedikit.
Hasil riset yang dilakukan Google, penggunaan baterai akan menghemat 8% dibandingkan uninterruptible power supplies (UPS). Bahkan pengunaan baterai sebagai tenaga cadangan diklaim tidak terdapat energi yang terbuang secara percuma. (inilah.com)
0 komentar :
Posting Komentar