Masyarakat Barombong, Kabupaten Gowa mulai diliput dikekhawatiran sejak paham Ukhuwatul Islamiyah disebarluaskan sejumlah muballig.
Paham ini diduga sesat karena muslim yang didakwai diminta tidak mengikuti Rasulullah SAW.
Dari sebuah pertemuan antar-ormas Islam lokal Barombong di kediaman guru spiritual Al Kalam terungkap bahwa paham Ukhuwah Islamiyah sudah mulai disebarkan sejak Ramadan 1429 H lalu.
"Dai-nya bilang jangan ikuti Rasul yang dilahirkan di Mekah, wafat di Medinah, dan dimakamkan di Masjid Nabawi. Itu kan maksudnya Nabi Muhammad SAW," tutur Ketua Masjid Nurul Huda, Desa Bilaji, Kecamatan Barombong, Gowa, Ibrahim.
Dia mengaku, masjid yang dibidaninya ini pernah menjadi sasaran dakwah muballig dari Ukhuwatul Islamiyah. Karena dakwahnya yang melenceng dari aqidah ini, muballig tersebut ditegur para pemuka agama setempat.
Aliran Ukhuwatul Islamiyah disebut-sebut berpusat di Desa Panciro, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. Para muballig aliran ini kebanyakan menyasar masjid-masjid di sekitar Kecamatan Barombong dan sekitarnya. Bahkan salah satu masjid di Kelurahan Barombong (Makassar) juga pernah didatangi muballig aliran ini.
"Muballignya pernah bilang bahwa Nabi Muhammad SAW sendiri bersyahadat atas nama Muhammad. Menurut mereka, Muhammad dalam syahadah kedua itu bukan Muhammad SAW. Tapi Muhammad yang lain. Makanya mereka selalu mengajarkan pengikutnya agar mengikuti rasul yang ada dalam dirimu," tutur Rusdi Mannan, anggota kajian Al Kalam.
Rusdi menyatakan, pihaknya telah bersurat ke DPRD Sulsel, Pemkab Gowa, dan Depag Sulsel. Namun sejauh ini belum ada tanggapan.
Pemimpin spritual Al Kalam, Abdul Kadir Alam mengimbau pihak terkait segera mengambil tindakan. Sebab jika dibiarkan berlarut-larut, maka akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
"Kami pikir ini sudah pelecehan terhadap kerasulan Muhammad SAW. Ini sangat berbahaya jika didiamkan," tandasnya.
Sementara Ketua Komisi IV DPRD Sulsel, M Ruslan, meminta masyarakat agar tidak mengambil tindakan yang bisa merugikan semua pihak. Ruslan mengimbau agar jalan dialog tetap dikedepankan.
Ruslan sendiri mengaku telah menjadwalkan pertemuan dengan pihak terkait untuk membicarakan aliran Ukhuwatul Islamiyah. "Kita ingin masalah ini segera diselesaikan. Saya sudah minta agar ada rapat dengar pendapat Kamis, 2 April," kata Ruslan.
Anggota Fraksi Golkar ini mengaku telah meminta Kanwil Depag Sulsel, Depag Gowa, Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta ormas-ormas Islam terlibat dalam pertemuan tersebut. "Hasilnya bagaimana, kita lihat nanti. Kalau memang sesat, terserah apa akan dilanjutkan ke kepolisian atau kejaksaan," tandasnya. (kepritoday.com)
Paham ini diduga sesat karena muslim yang didakwai diminta tidak mengikuti Rasulullah SAW.
Dari sebuah pertemuan antar-ormas Islam lokal Barombong di kediaman guru spiritual Al Kalam terungkap bahwa paham Ukhuwah Islamiyah sudah mulai disebarkan sejak Ramadan 1429 H lalu.
"Dai-nya bilang jangan ikuti Rasul yang dilahirkan di Mekah, wafat di Medinah, dan dimakamkan di Masjid Nabawi. Itu kan maksudnya Nabi Muhammad SAW," tutur Ketua Masjid Nurul Huda, Desa Bilaji, Kecamatan Barombong, Gowa, Ibrahim.
Dia mengaku, masjid yang dibidaninya ini pernah menjadi sasaran dakwah muballig dari Ukhuwatul Islamiyah. Karena dakwahnya yang melenceng dari aqidah ini, muballig tersebut ditegur para pemuka agama setempat.
Aliran Ukhuwatul Islamiyah disebut-sebut berpusat di Desa Panciro, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. Para muballig aliran ini kebanyakan menyasar masjid-masjid di sekitar Kecamatan Barombong dan sekitarnya. Bahkan salah satu masjid di Kelurahan Barombong (Makassar) juga pernah didatangi muballig aliran ini.
"Muballignya pernah bilang bahwa Nabi Muhammad SAW sendiri bersyahadat atas nama Muhammad. Menurut mereka, Muhammad dalam syahadah kedua itu bukan Muhammad SAW. Tapi Muhammad yang lain. Makanya mereka selalu mengajarkan pengikutnya agar mengikuti rasul yang ada dalam dirimu," tutur Rusdi Mannan, anggota kajian Al Kalam.
Rusdi menyatakan, pihaknya telah bersurat ke DPRD Sulsel, Pemkab Gowa, dan Depag Sulsel. Namun sejauh ini belum ada tanggapan.
Pemimpin spritual Al Kalam, Abdul Kadir Alam mengimbau pihak terkait segera mengambil tindakan. Sebab jika dibiarkan berlarut-larut, maka akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
"Kami pikir ini sudah pelecehan terhadap kerasulan Muhammad SAW. Ini sangat berbahaya jika didiamkan," tandasnya.
Sementara Ketua Komisi IV DPRD Sulsel, M Ruslan, meminta masyarakat agar tidak mengambil tindakan yang bisa merugikan semua pihak. Ruslan mengimbau agar jalan dialog tetap dikedepankan.
Ruslan sendiri mengaku telah menjadwalkan pertemuan dengan pihak terkait untuk membicarakan aliran Ukhuwatul Islamiyah. "Kita ingin masalah ini segera diselesaikan. Saya sudah minta agar ada rapat dengar pendapat Kamis, 2 April," kata Ruslan.
Anggota Fraksi Golkar ini mengaku telah meminta Kanwil Depag Sulsel, Depag Gowa, Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta ormas-ormas Islam terlibat dalam pertemuan tersebut. "Hasilnya bagaimana, kita lihat nanti. Kalau memang sesat, terserah apa akan dilanjutkan ke kepolisian atau kejaksaan," tandasnya. (kepritoday.com)
1 komentar :
Pihak DEPAG jangan berdiam diri, jangan hanya mengurus sesuatu yg hanya berbau material.Ini persoalan umat Islam, yg perlu di prioritaskan.
DPRD sulsel jg jangan cuma tau menghimbau aja. jika hanya dengan alasan menjaga situasi yg kundusif untuk menyongsong pemilu, itu sangat tdk sebanding dgn persoalan ini. masalah ini lebih berskala besar di bandingkan dengan pemilu CAPRES & CAWAPRES.
Posting Komentar