Meskipun krisis ekonomi cukup menyita perhatian dan menimpa hampir seluruh masyarakat dunia, namun bukan berarti Anda harus membatalkan sejumlah rencana yang telah disusun, terutama rencana pernikahan.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk tetap bisa menjalankan rencana mulia tersebut. Salah satunya dengan menggelar pernikahan massal.
Perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi PT. Telsom di Somalia, Afrika Timur, merancang sebuah pernikahan massal.
Acara ini digelar perusahaan tersebut, khusus bagi para pegawai laki-lakinya. Ide ini muncul setelah melihat kondisi perekonomian yang semakin merosot tajam sehingga tidak memungkinkan para pegawainya merayakan pernikahan secara mewah.
Apalagi di negara Somalia, pernikahan merupakan urusan yang banyak memakan biaya. Bahkan saking mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mas kawin dan resepsi pernikahan, membuat kaum laki-laki di sana terpaksa migrasi, meninggalkan tanah kelahirannya.
“Salah satu alasan mengapa para pemuda melakukan migrasi adalah karena mahalnya biaya pernikahan, karena itu saya menyerukan pada komunitas di sini untuk menyederhanakan tradisi pesta pernikahan dan mengurangi biayanya,” ujar Sheikh Mohamed Sheikh Omar Dirir, salah satu pemuka agama.
Upaya ini ternyata berhasil. Sebanyak dua puluh satu pasangan mengikuti pernikahan masal yang diadakan di sebuah hotel yang berlokasi di ibu kota Somalia, Hargeisa.
Pernikahan pun dirayakan sesuai dengan tradisi yang berlaku, dimana mayoritas penduduk di sana adalah muslim. Jika umumnya, mempelai perempuan dan laki-laki duduk bersanding berdua di atas pelaminan, sesuai ajaran Islam pelaminan dibuat terpisah antara mempelai laki-laki dan perempuan. (rileks.com)
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk tetap bisa menjalankan rencana mulia tersebut. Salah satunya dengan menggelar pernikahan massal.
Perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi PT. Telsom di Somalia, Afrika Timur, merancang sebuah pernikahan massal.
Acara ini digelar perusahaan tersebut, khusus bagi para pegawai laki-lakinya. Ide ini muncul setelah melihat kondisi perekonomian yang semakin merosot tajam sehingga tidak memungkinkan para pegawainya merayakan pernikahan secara mewah.
Apalagi di negara Somalia, pernikahan merupakan urusan yang banyak memakan biaya. Bahkan saking mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mas kawin dan resepsi pernikahan, membuat kaum laki-laki di sana terpaksa migrasi, meninggalkan tanah kelahirannya.
“Salah satu alasan mengapa para pemuda melakukan migrasi adalah karena mahalnya biaya pernikahan, karena itu saya menyerukan pada komunitas di sini untuk menyederhanakan tradisi pesta pernikahan dan mengurangi biayanya,” ujar Sheikh Mohamed Sheikh Omar Dirir, salah satu pemuka agama.
Upaya ini ternyata berhasil. Sebanyak dua puluh satu pasangan mengikuti pernikahan masal yang diadakan di sebuah hotel yang berlokasi di ibu kota Somalia, Hargeisa.
Pernikahan pun dirayakan sesuai dengan tradisi yang berlaku, dimana mayoritas penduduk di sana adalah muslim. Jika umumnya, mempelai perempuan dan laki-laki duduk bersanding berdua di atas pelaminan, sesuai ajaran Islam pelaminan dibuat terpisah antara mempelai laki-laki dan perempuan. (rileks.com)
0 komentar :
Posting Komentar