Salah satu rumah di kawasan Jalan Pancing 3 Medan, tampak begitu senyap, tak terlihat seorang pun yang keluar masuk dari rumah itu. Keadaan itu terjadi 6 tahun ini saja. Sebelumnya, rumah tersebut masih ditempati oleh sepasang suami istri tanpa anak. Kehidupan pasangan ini terbilang lumayan. Fasilitas rumah yang cukup besar itu juga lengkap, bahkan ada kolam renangnya. Warga sekitar tak begitu mengetahui aktifitas dari pasangan tersebut.
Giman (sebut saja begitu) dan istrinya, yang menetap di rumah tersebut, juga tidak begitu akrab dengan para tetangga. Karenanya, warga setempat sempat heran dengan pasangan tersebut. Sejuta tanya pun bergelanyut di pikiran warga.
Menurut Ati, warga Jalan Pancing, terkuaknya pekerjaan Giman yang menyimpang ketika salah seorang tetangga bernama Roni (nama samaran) mengunjungi Giman dan istrinya. Awalnya hanya sekedar untuk bersilaturrahmi. Namun sebuah peristiwa aneh terjadi ketika Roni berada di rumah Giman. Roni yang membawa anaknya merasakan ada sentuhan gaib di rumah Giman.
Terutama ketika menidurkan anaknya di tikar yang disediakan Giman. Anaknya terus menangis tanpa henti, meski telah diberikan mainan dan telah dibujuk rayu. Bahkan, tamu yang mengunjungi rumah Giman itu, melihat sosok anak kecil berkepala plontos. Sosok mahluk halus yang akrab disapa tuyul itu, bermain di sekeliling pekarangan belakang Giman, tepatnya di dekat kolam renang. Karena anaknya terus menangis, akhirnya Roni pamitan minta pulang.
“Setelah keluar dari rumah tersebut, Roni pun menceritakan tentang apa yang dilihatnya di rumah Giman,” ujar Ati.
Mendengar cerita Roni, lanjut Atik, warga sekitar pun mendatangi rumah Giman. Mereka tak mau kampungnya tercemar dengan isu yang telah menyebar kemana-mana. Tuduhan melihara tuyul pun dilemparkan kepada Giman. Namun tuduhan itu ditampik oleh Giman. Ia sama sekali membantah telah memelihara tuyul.
Karena bantahan Giman, warga memintanya untuk bersumpah. Tak tanggung-tanggung, warga meminta Giman dan istrinya untuk melakukan ritual sumpah pocong. Tapi permintaan itu ditolak Giman. Katanya, tak perlu melakukan sumpah pocong untuk membuktikan kalau dia tidak memelihara tuyul.
“Dia menolak untuk sumpah pocong, namun tidak berani untuk mengganti sumpah pocong dengan yang lain untuk membuktikan kalau dia memang tidak memelihara tuyul,” ucap Atik sembari mengatakan, ketika Giman berada di kampung tersebut, warga sekitar sering mengeluhkan kehilangan uang. Jadi, ketika Roni mengungkapkan kalau Giman memelihara tuyul, warga setempat pun mendapatkan jawaban atas hilangnya uang-uang tersebut.
Tak berapa lama kemudian, setelah warga beramai-ramai mendatangi rumah Giman, sepasang suami istri itu menghilang. Dan sampai sekarang rumah yang ditempati Giman terlihat kosong. Oleh warga sekitar, rumah tersebut dianggap angker. Penampakan mahluk halus sering terjadi. Bahkan kolam renang yang ada di belakang rumah, diyakini dihuni buaya putih. (posmetro-medan.com)
Giman (sebut saja begitu) dan istrinya, yang menetap di rumah tersebut, juga tidak begitu akrab dengan para tetangga. Karenanya, warga setempat sempat heran dengan pasangan tersebut. Sejuta tanya pun bergelanyut di pikiran warga.
Menurut Ati, warga Jalan Pancing, terkuaknya pekerjaan Giman yang menyimpang ketika salah seorang tetangga bernama Roni (nama samaran) mengunjungi Giman dan istrinya. Awalnya hanya sekedar untuk bersilaturrahmi. Namun sebuah peristiwa aneh terjadi ketika Roni berada di rumah Giman. Roni yang membawa anaknya merasakan ada sentuhan gaib di rumah Giman.
Terutama ketika menidurkan anaknya di tikar yang disediakan Giman. Anaknya terus menangis tanpa henti, meski telah diberikan mainan dan telah dibujuk rayu. Bahkan, tamu yang mengunjungi rumah Giman itu, melihat sosok anak kecil berkepala plontos. Sosok mahluk halus yang akrab disapa tuyul itu, bermain di sekeliling pekarangan belakang Giman, tepatnya di dekat kolam renang. Karena anaknya terus menangis, akhirnya Roni pamitan minta pulang.
“Setelah keluar dari rumah tersebut, Roni pun menceritakan tentang apa yang dilihatnya di rumah Giman,” ujar Ati.
Mendengar cerita Roni, lanjut Atik, warga sekitar pun mendatangi rumah Giman. Mereka tak mau kampungnya tercemar dengan isu yang telah menyebar kemana-mana. Tuduhan melihara tuyul pun dilemparkan kepada Giman. Namun tuduhan itu ditampik oleh Giman. Ia sama sekali membantah telah memelihara tuyul.
Karena bantahan Giman, warga memintanya untuk bersumpah. Tak tanggung-tanggung, warga meminta Giman dan istrinya untuk melakukan ritual sumpah pocong. Tapi permintaan itu ditolak Giman. Katanya, tak perlu melakukan sumpah pocong untuk membuktikan kalau dia tidak memelihara tuyul.
“Dia menolak untuk sumpah pocong, namun tidak berani untuk mengganti sumpah pocong dengan yang lain untuk membuktikan kalau dia memang tidak memelihara tuyul,” ucap Atik sembari mengatakan, ketika Giman berada di kampung tersebut, warga sekitar sering mengeluhkan kehilangan uang. Jadi, ketika Roni mengungkapkan kalau Giman memelihara tuyul, warga setempat pun mendapatkan jawaban atas hilangnya uang-uang tersebut.
Tak berapa lama kemudian, setelah warga beramai-ramai mendatangi rumah Giman, sepasang suami istri itu menghilang. Dan sampai sekarang rumah yang ditempati Giman terlihat kosong. Oleh warga sekitar, rumah tersebut dianggap angker. Penampakan mahluk halus sering terjadi. Bahkan kolam renang yang ada di belakang rumah, diyakini dihuni buaya putih. (posmetro-medan.com)
0 komentar :
Posting Komentar