07 Januari 2009

Israel Gunakan Senjata Terlarang di Gaza

ISRAEL diduga menggunakan senjata terlarang berkadar nuklir dalam invasi ke Gaza. Ada bukti jejak uranium rendah dalam tubuh para korban.

Ikhwal jejak nuklir itu diungkapkan relawan Tim Medis Norwegia kepada Press TV, seperti dilansir Een Ander Joods Geluid (Suara Yahudi Lain), Senin (5/1).

Suara Yahudi Lain adalah gerakan Yahudi Belanda yang didirikan (2000) antara lain untuk memajukan sikap kritis seputar Israel, mendobrak sikap bungkam terhadap politik pendudukan di Palestina dan menyampaikan nada kritis pemberitaan tentang Israel.

Tim Medis Norwegia kepada koresponden Press TV, Akram al-Sattari, melaporkan bahwa ditemukan jejak depleted uranium (uranium rendah, red) dalam tubuh banyak korban sejak serangan Israel ke Gaza 27/12/2008 dari udara dan laut, disusul invasi darat pada Sabtu malam Minggu (4/1).

Sebelumnya Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak pada hari invasi tersebut mengatakan bahwa serbuan darat berskala luas akan “penuh dengan kejutan”.

Suara Yahudi Lain menyebutkan bahwa serangan demikian ke kawasan kecil padat penduduk Gaza diduga untuk membunuh populasi sipil sebanyak-banyaknya.

Serangan terbaru telah meningkatkan jumlah korban tewas lebih dari 550 orang, dengan 2.790 orang luka-luka. Versi PBB menyebutkan sekitar 25% korban tewas adalah penduduk sipil, termasuk 34 anak-anak.

Di pihak Israel, seorang perwira militer menyebutkan bahwa sekurangnya 30 orang prajuritnya terluka sejak dimulainya serbuan darat.

Sementara kecaman di seluruh dunia terus berlangsung atas kekerasan di kawasan, DK PBB gagal menyepakati pendekatan bulat untuk menyelesaikan krisis. “Sekali lagi dunia menyaksikan ketidakberdayaan DK,” ketua Sidang Umum PBB Miguel d’Escoto.

Israel Salahkan Hamas

Serangan militer Israel ke Gaza telah menewaskan ratusan warga Palestina. Kebanyakan korban adalah warga sipil. Namun militer Israel menyalahkan kelompok Hamas atas besarnya korban warga sipil Palestina tersebut.

Juru bicara militer Israel, Mayor Avital Leibovich mencetuskan, Hamas bertanggung jawab atas jatuhnya korban jiwa warga sipil karena kelompok itu beroperasi di daerah-daerah yang padat penduduknya.

“Jika Hamas dengan sengaja menggunakan warga sipil tersebut sebagai tameng manusia, maka Hamas harus bertanggung jawab,” cetusnya seperti dilansir News.com.au, kemarin (6/1).

Pemerintah Israel berdalih bahwa serangan militer ke Gaza merupakan pembalasan atas serangan-serangan roket yang dilancarkan Hamas terhadap Israel. Sejauh ini setidaknya 510 warga Palestina telah tewas sejak agresi militer mulai dilancarkan Israel ke Gaza pada 27 Desember lalu. Pemimpin Hamas Mahmoud Zahar menyerukan warga Palestina untuk melawan pasukan Israel dan menargetkan warga sipil Israel dan Yahudi di luar negeri (posmetro-medan.com)

0 komentar :

Tulisan Terkait: