Gerbang Rafah ditutup kembali bagi siapa saja terutama wartawan atas permintaan Israel lewat Mesir. Padahal hari Minggu kemarin dan Senin pagi, wartawan masih diperbolehkan masuk.
Pihak keamanan Israel seperti dikutip pejabat perss center Mesir di Rafah, Mos'ad menyatakan terlalu banyak wartawan yang masuk ke Rafah-Jalur Gaza.
Hari Minggu ketika gerbang dibuka, 59 wartawan lolos masuk. Hari Senin pagi sebelum larangan turun ada 20 wartawan yg lolos masuk.
Saat ini banyak wartawan yang harus kecewa karena tak bisa masuk meski memiliki surat2 lengkap. Petugas menyarankan agar masuk Jalur Gaza lewat Kerem Salom, di segitiga Mesir, Israel, dan Palestina.
Tetapi masuk lewat gerbang ini lebih sulit, karena Kerem Salom adalah pintu gerbang milik Israel. "Jadi Anda harus mempunyai visa Israel," kata Mos'ad.
"Saya tak mau masuk lewat sana dan tak akan ambil visa Israel," kata Gerrou, seorang perempuan aktivis kemanusiaan dari Perancis yang duduk bergerombol bersama wartawan dari Belanda, Inggris, dan Turki.
"Kami tak tahu apakah akan ada kebijakan baru," kata Mos'ad yang selama ini menjadi penghubung antara wartawan dengan pejabat imigrasi dan keamanan. (kompas.com)
Pihak keamanan Israel seperti dikutip pejabat perss center Mesir di Rafah, Mos'ad menyatakan terlalu banyak wartawan yang masuk ke Rafah-Jalur Gaza.
Hari Minggu ketika gerbang dibuka, 59 wartawan lolos masuk. Hari Senin pagi sebelum larangan turun ada 20 wartawan yg lolos masuk.
Saat ini banyak wartawan yang harus kecewa karena tak bisa masuk meski memiliki surat2 lengkap. Petugas menyarankan agar masuk Jalur Gaza lewat Kerem Salom, di segitiga Mesir, Israel, dan Palestina.
Tetapi masuk lewat gerbang ini lebih sulit, karena Kerem Salom adalah pintu gerbang milik Israel. "Jadi Anda harus mempunyai visa Israel," kata Mos'ad.
"Saya tak mau masuk lewat sana dan tak akan ambil visa Israel," kata Gerrou, seorang perempuan aktivis kemanusiaan dari Perancis yang duduk bergerombol bersama wartawan dari Belanda, Inggris, dan Turki.
"Kami tak tahu apakah akan ada kebijakan baru," kata Mos'ad yang selama ini menjadi penghubung antara wartawan dengan pejabat imigrasi dan keamanan. (kompas.com)
0 komentar :
Posting Komentar