Seorang pria berkebangsaan Belanda yang memiliki 46 anak tanpa berhubungan seks ditabalkan sebagai pria Eropa yang paling banyak melakukan donor sperma.
Ed Houben, pemandu wisata yang masih hidup membujang namun kini sedang terlibat hubungan jarak jauh, tak pernah memungut bayaran komersial atas tindakannya tersebut, kata Daily Telegraph, Senin (1/12).
Ia pertama kali mendonorkan spermanya melalui sebuah klinik bayi tabung namun telah berhenti sejak beberapa tahun silam lantaran sudah melebih jatah 25 kali yang diperkenankan.
Kini orang-orang masih meminta jasanya melalui Internet atau pun lewat "bisik-bisik tetangga". Keluarga-keluaga yang pernah ditolong oleh Houben berani menjamin kalau sperma yang ia donorkan benar-benar 'tokcer'.
Houben berkelana dari satu hotel ke hotel lain di Eropa untuk menunaikan layanannya sebagai pendonor sperma, yang akan diselesaikan oleh inseminasi sendiri oleh sang ibu.
"Saya hanya menerima biaya pengeluaran dan sesekali masih bepergian kalau sperma saya cocok bagi mereka," katanya. "Tapi biasanya mereka yang mendatangi saya."
Karena setiap anak mengenal Houben sebagai ayah biologis mereka, jadi tak ada resiko berbahaya untuk menjalin keakraban atau pun mengadakan pertemuan dengan dia.
Beberapa keluarga, termasuk selusin anak hasil donor sperma Houben, belum lama ini mengadakan reuni di rumah Pak Houben. "Anak-anak itu bermain dengan kakak dan adik mereka, indah sekali," ujar Houben. "Keluarga-keluarga juga bisa saling mengenal."
Ia menambahkan, "Beberapa dari mereka memperkenalkan saya kepada anak-anak itu, 'Ini adalah ayah kalian'. Namun, jujur saja. Saya sepertinya tak berarti buat mereka. Mereka hanya memandang dan tersnyum lantas bermain lagi." (tempointeraktif.com)
Ed Houben, pemandu wisata yang masih hidup membujang namun kini sedang terlibat hubungan jarak jauh, tak pernah memungut bayaran komersial atas tindakannya tersebut, kata Daily Telegraph, Senin (1/12).
Ia pertama kali mendonorkan spermanya melalui sebuah klinik bayi tabung namun telah berhenti sejak beberapa tahun silam lantaran sudah melebih jatah 25 kali yang diperkenankan.
Kini orang-orang masih meminta jasanya melalui Internet atau pun lewat "bisik-bisik tetangga". Keluarga-keluaga yang pernah ditolong oleh Houben berani menjamin kalau sperma yang ia donorkan benar-benar 'tokcer'.
Houben berkelana dari satu hotel ke hotel lain di Eropa untuk menunaikan layanannya sebagai pendonor sperma, yang akan diselesaikan oleh inseminasi sendiri oleh sang ibu.
"Saya hanya menerima biaya pengeluaran dan sesekali masih bepergian kalau sperma saya cocok bagi mereka," katanya. "Tapi biasanya mereka yang mendatangi saya."
Karena setiap anak mengenal Houben sebagai ayah biologis mereka, jadi tak ada resiko berbahaya untuk menjalin keakraban atau pun mengadakan pertemuan dengan dia.
Beberapa keluarga, termasuk selusin anak hasil donor sperma Houben, belum lama ini mengadakan reuni di rumah Pak Houben. "Anak-anak itu bermain dengan kakak dan adik mereka, indah sekali," ujar Houben. "Keluarga-keluarga juga bisa saling mengenal."
Ia menambahkan, "Beberapa dari mereka memperkenalkan saya kepada anak-anak itu, 'Ini adalah ayah kalian'. Namun, jujur saja. Saya sepertinya tak berarti buat mereka. Mereka hanya memandang dan tersnyum lantas bermain lagi." (tempointeraktif.com)
0 komentar :
Posting Komentar