Jika ada yang berharap kemenangan Barack Obama akan memperbaiki hubungan AS dengan Iran, maka bersiaplah kecewa. Karena, masa bulan madu pemerintahan Iran dengan Obama sudah berakhir sebelum dimulai.
Banyak rakyat Iran, termasuk sejumlah pejabat, geram dengan pernyataan Obama yang menyebut bahwa program nuklir Iran tidak dapat diterima. Komentar yang memerahkan telinga para pejabat Iran itu disampaikan Obama dalam konferensi pers pertama sejak terpilih, Jumat (7/11) petang.
Iran dan AS tidak mempunyai hubungan diplomatik sejak Revolusi Islam 1979. Ketegangan kedua negara kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir sejak Iran mengembangkan program nuklirnya.
Baik Obama maupun wakilnya, Joe Biden, sebelumnya berulang kali menegaskan akan membuka dialog dengan Iran. Itulah mengapa rakyat Iran berharap Obama menang. Bahkan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad melanggar tradisi dengan mengirim ucapan selamat begitu Obama mengalahkan John McCain, Rabu (4/11). Namun, pemerintahan Iran kini geram dengan pernyataan terbaru Obama.
"Saya yakin pengembangan senjata nuklir Iran tidak bisa diterima. Kami harus mengupayakan usaha internasional untuk mencegah itu terjadi. Dukungan Iran terhadap kelompok teroris, saya kira sesuatu yang harus dihentikan," kata Obama, Jumat.
Pernyataan Obama itu sontak membuat geram kubu Iran. Mereka mencibir bahwa semangat perubahan yang digembar-gemborkan Obama selama kampanye hanya isapan jempol. Ketua Parlemen Iran Ali Larijani, Sabtu (8/11), menggambarkan komentar Obama itu sebagai langkah salah arah. "Itu pertanda kelanjutan kebijakan salah di masa sebelumnya. Perubahan harusnya menjadi strategi bukan hanya kosmetik," katanya.
Iran berulang kali membantah mengembangkan senjata nuklir. Mereka hanya mengakui program nuklirnya untuk kepentingan industri dan tujuan damai. (kompas)
Banyak rakyat Iran, termasuk sejumlah pejabat, geram dengan pernyataan Obama yang menyebut bahwa program nuklir Iran tidak dapat diterima. Komentar yang memerahkan telinga para pejabat Iran itu disampaikan Obama dalam konferensi pers pertama sejak terpilih, Jumat (7/11) petang.
Iran dan AS tidak mempunyai hubungan diplomatik sejak Revolusi Islam 1979. Ketegangan kedua negara kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir sejak Iran mengembangkan program nuklirnya.
Baik Obama maupun wakilnya, Joe Biden, sebelumnya berulang kali menegaskan akan membuka dialog dengan Iran. Itulah mengapa rakyat Iran berharap Obama menang. Bahkan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad melanggar tradisi dengan mengirim ucapan selamat begitu Obama mengalahkan John McCain, Rabu (4/11). Namun, pemerintahan Iran kini geram dengan pernyataan terbaru Obama.
"Saya yakin pengembangan senjata nuklir Iran tidak bisa diterima. Kami harus mengupayakan usaha internasional untuk mencegah itu terjadi. Dukungan Iran terhadap kelompok teroris, saya kira sesuatu yang harus dihentikan," kata Obama, Jumat.
Pernyataan Obama itu sontak membuat geram kubu Iran. Mereka mencibir bahwa semangat perubahan yang digembar-gemborkan Obama selama kampanye hanya isapan jempol. Ketua Parlemen Iran Ali Larijani, Sabtu (8/11), menggambarkan komentar Obama itu sebagai langkah salah arah. "Itu pertanda kelanjutan kebijakan salah di masa sebelumnya. Perubahan harusnya menjadi strategi bukan hanya kosmetik," katanya.
Iran berulang kali membantah mengembangkan senjata nuklir. Mereka hanya mengakui program nuklirnya untuk kepentingan industri dan tujuan damai. (kompas)
0 komentar :
Posting Komentar