Terpilihnya Barrack Obama sebagai Presiden AS mengundang perhatian masyarakat dunia termasuk Indonesia. Namun, menurut Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, demokrasi di Indonesia lebih baik daripada AS.
"Kalau saya, kita lebih baik, masyarakat bisa memilih langsung dan suaranya dihitung untuk memastikan presiden yang terpilih," ujar Hassan di Hotel Nikko, Nusa Dua Bali, Minggu (9/11/2008).
Hassan memberikan contoh mengapa demokrasi kita lebih baik dibandingkan Amerika, Australia, dan Inggris. Menurutnya, karena masyarakat Indonesia memilih langsung presidennya.
"Inggris saja membutuhkan waktu enam abad, Amerika 200 tahun. Amerika prosesnya singkat dan tidak langsung tapi melalui electoral vote sedangkan Inggris dan Australia tidak ada pemilihan langsung untuk Perdana Menteri," tukasnya.
Demokrasi Indonesia digambarkan lewat pemilihan langsung dan singkatnya perubahan wajah demokrasi yang sebelumnya bersifat otoriter yang hanya membutuhkan waktu sepuluh tahun semenjak reformasi 1998.
"Demokrasi di Indonesia sangat baik, pilpres diikuti 145 juta pemilih, dari 600 ribu TPS semuanya berlangsung aman, adil, dan damai. Kita hanya dalam sepuluh tahun, waktu yang singkat sejak reformasi mampu mentransformasi pemerintahan dari otoriter ke demokrasi," ujar pria kelahiran Tangerang, 60 tahun yang lalu ini.
Menurut Hassan singkatnya proses demokrasi sejak bergulirnya reformasi sepuluh tahun membuat banyak pihak merasa kagum dengan proses demokrasi di Indonesia.
"Ada ketakjuban dan kekaguman dari banyak pihak di dunia terhadap perubahan
demokrasi indonesia," ujarnya
Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda datang ke Bali untuk membuka "Bali Democracy Forum" yang akan berlangsung pada 9 November hingga 11 November 2008. Acara ini dihadiri oleh 41 peserta dari 21 negara di Asia. (detiknews)
"Kalau saya, kita lebih baik, masyarakat bisa memilih langsung dan suaranya dihitung untuk memastikan presiden yang terpilih," ujar Hassan di Hotel Nikko, Nusa Dua Bali, Minggu (9/11/2008).
Hassan memberikan contoh mengapa demokrasi kita lebih baik dibandingkan Amerika, Australia, dan Inggris. Menurutnya, karena masyarakat Indonesia memilih langsung presidennya.
"Inggris saja membutuhkan waktu enam abad, Amerika 200 tahun. Amerika prosesnya singkat dan tidak langsung tapi melalui electoral vote sedangkan Inggris dan Australia tidak ada pemilihan langsung untuk Perdana Menteri," tukasnya.
Demokrasi Indonesia digambarkan lewat pemilihan langsung dan singkatnya perubahan wajah demokrasi yang sebelumnya bersifat otoriter yang hanya membutuhkan waktu sepuluh tahun semenjak reformasi 1998.
"Demokrasi di Indonesia sangat baik, pilpres diikuti 145 juta pemilih, dari 600 ribu TPS semuanya berlangsung aman, adil, dan damai. Kita hanya dalam sepuluh tahun, waktu yang singkat sejak reformasi mampu mentransformasi pemerintahan dari otoriter ke demokrasi," ujar pria kelahiran Tangerang, 60 tahun yang lalu ini.
Menurut Hassan singkatnya proses demokrasi sejak bergulirnya reformasi sepuluh tahun membuat banyak pihak merasa kagum dengan proses demokrasi di Indonesia.
"Ada ketakjuban dan kekaguman dari banyak pihak di dunia terhadap perubahan
demokrasi indonesia," ujarnya
Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda datang ke Bali untuk membuka "Bali Democracy Forum" yang akan berlangsung pada 9 November hingga 11 November 2008. Acara ini dihadiri oleh 41 peserta dari 21 negara di Asia. (detiknews)
0 komentar :
Posting Komentar