19 Oktober 2008

Korban Titanic Jual Kopor Bersejarah

Ketika bayi berusia dua bulan bernama Millvina Dean tiba di New York bersama ibu dan kakak laki-lakinya setelah selamat dari peristiwa tenggelamnya kapal mewah Titanic, warga kota itu menyumbangkan sekopor penuh pakaian.

Pemberian itu dimaksudkan agar korban Titanic itu dapat melanjutkan kembali kehidupan mereka pasca tragedi yang memilukan itu.

Kini, setelah lebih dari 96 tahun berlalu, kopor bersejarah yang membawa ketiga korban itu melalui kehidupan baru, telah dijual.

Dean menjual kopor bersejarah itu bersama sejumlah benda lain yang memiliki ikatan dengan kapal mewah terbesar saat itu, dalam sebuah lelang di London, Inggris, Sabtu (18/10).

Dean mengaku penjualan barang-barang tak ternilai itu untuk membayar biaya perawatan dirinya di sebuah rumah perawatan (panti jompo).

Lelang itu berhasil meraup US$ 53.906 — atau 10 kali lipat jumlah yang ia inginkan dari penjualan itu. Untuk kopor itu laku terjual US$ 18.650.

"Ini hasil lelnag yang sangat bagus. Saya yakin ia akan senang mendengar kabar ini," kata juru lelang Andrew Aldridge.

Benda-benda yang dilelang itu termasuk dalam lelnag besar memorabilia Titanic yang digelar di Henry Aldridge and Son di Devizes, Inggris selatan. Sejumlah catatan dan surat dari Titanic Relief Fund termasuk yang dijual Dean.

Dean, 96, tinggal Woodlands Ridge, rumah perawatan di kota Southampton — kota tempat bermarkasnya Titanic — sejak ia mengalami patah tulang pinggul dua tahun lalu. Meski pemerintah Inggris telah menggratiskan biaya oerawatan kesehatan, namun sejumlah rumah perawatan swasta mengutip fee untuk perawatan komprehensif yang diberikan kepada penghuninya.

Elizabeth Gladys 'Millvina' Dean adalah satu-satunya bayi di malam gelap 14 April 1912 itu, ketika Titanic menabrak gunung es setelah empat hari berlayar. Kapal pesiar mewah itu tidak cukup memiliki sekoci untuk menampung 2.200 penumpang dan awaknya.

Dean, ibunya, Georgetta, dan kakaknya, Bertram Jr. termasuk di antara 706 orang — kebanyakan wanita dan anak-anak — yang diselamatkan kapal uap Carpathia. Ayah Dean, Bertram Dean, termasuk dalam rombongan lebih dari 1.500 penumpang yang tewas.

Dean mengaku tak ingat apa-apa tentang kejadian pahit itu karena ia masih sangat kecil.

Warga Amerika terakhir yang selamat dari tragedi itu adalah Lillian Asplund, yang meninggal pada 2006 dalam usia 99. Korban selamat warga Inggris lainnya adalah Barbara Joyce West Dainton, yang meninggal November tahun lalu pada usia 96

Sumber: inilah.com

0 komentar :

Tulisan Terkait: