19 Oktober 2008

Gara-gara Makan Bakwan, Rp 101 Juta Melayang

Mungkin inilah bakwan termahal yang pernah ada. Saat ingin menikmati semangkuk makanan tersebut, Budi Santoso harus kehilangan uang sebesar Rp 101 juta yang disimpan dalam tas. Dia menjadi korban perampokan saat baru masuk warung Bakwan Istimewa di Jl Bukit Darmo Raya Surabaya, Jumat (17/10) sekitar pukul 13.30 WIB.

Empat bandit yang naik sepeda motor Yamaha Jupiter MX dan Yamaha Mio itu, melakukan aksinya lumayan cepat. Menurut Budi Santoso, dirinya tak kuasa mempertahankan tas warna hitam itu setelah orang yang tak dikenalnya itu melepaskan tembakan ke udara. “Juga tak ada yang berani menolong saya,” ujarnya saat melapor ke Polsek Sukomanunggal.

Kepada polisi, karyawan PT Mahakam Multi Lestari ini berkisah, Rp 101 juta yang diakui miliknya sendiri itu baru saja diambil dari bank. Sekitar pukul 10.30 WIB dia mengambil uang Rp 5.200.000 di BCA Cabang Prapen.

Dari bank itu, dia kemudian meluncur ke Jl Villa Wisata Bukit Mas, untuk memenuhi panggilan bosnya. Setelah menyelesaikan urusan di rumah mewah sang bos, Budi berangkat ke Bank Buana Darmo untuk mengambil uang lagi sekitar Rp 96 juta. Total uang yang dia bawa saat itu menjadi Rp 101.200.000.

Meski membawa uang sebanyak itu, Budi tak langsung pulang ke rumahnya di Simo Kalangan. Dia justru mampir di warung Bakwan Istimewa di Jl Bukit Darmo Raya. Rupanya ia tergoda untuk lebih dulu menikmati bahwan, bukan langsung pulang mengamankan uangnya.

Apesnya, saat hendak memesan bakwan, empat orang tak dikenal tiba-tiba mendekati dirinya dan menodongkan senjata api. Tanpa mengenakan penutup kepala, mereka langsung mengambil alih tas berisi uang itu setelah menembakkan senjata ke udara. Maka seketika lenyaplah uang tersebut dibawa kawanan perampok yang membawa dua sepeda motor.

Budi mengatakan, uang tersebut sedianya akan diserahkan kepada Nono, temannya yang ingin pinjam uang kepadanya.

Namun dari aksi perampokan itu, muncul kejanggalan. Polisi mencurigai ada dugaan kesengajaan merancang skenario perampokan tersebut. Selain bekerja di PT Mahakam, Budi Santoso disebut-sebut juga tercatat sebagai anak buah seorang juragan BBM. Uang yang dibawa itu diduga milik juragannya hasil pembayaran BBM.

”Dia tak melawan saat uangnya dirampok. Dia juga tidak bingung, gugup, atau takut atas kejadian itu. Orangnya santai saja kok,” ujar salah seorang penjaga warung bakwan itu, kemarin.
Apakah benar ada letusan senjata? Penjaga warung bakwan itu tak menjawab.

Tapi saat polisi melakukan olah TKP, tak menemukan adanya lubang bekas peluru pada atap warung. ”Kami masih menyelidiki berbagai kemungkinan itu,” ujar AKP Nurhadi, Kapolsek Sukomanunggal.

Dihajar Massa
Jika Budi Santoso tak berdaya melawan perampok yang menggasak uangnya, perampok bersenjata tajam justru babak belur dihajar massa. Bandit apes ini adalah Cristanto Kurniahu, 25, warga Wisma Bungurasih. Kemarin pagi dia nekat menodongkan samurai kepada Noenoek, 38, warga Perum Istana Mentari Regency A2 Cemengkalang Sidoarjo, agar menyerahkan dompet dan ponselnya.

Aksi di kompleks SMUN 15 Jl Dukuh Menanggal Selatan ini berhasil digagalkan korban. Awalnya, saat dia di dalam mobil sedang menunggu anaknya pulang sekolah, tiba-tiba tersangka menerobos masuk lewat pintu tengah. “Berikan uang dan HP-mu. Jangan berteriak,” kata korban menirukan ancaman tersangka kepadanya.

Korban yang masih bernyali ini, nekat melompat keluar mobil dan berteriak minta tolong. Mendengar teriakan itu, warga bergegas mendatangi mobil korban dan langsung mengeroyok tersangka hingga babak belur. Beruntung anggota Polsek Gayungan segera tiba di lokasi, sebelum tersangka kehilangan nyawa.

Cristanto mengaku nekat melakukan aksinya itu, lantaran butuh uang untuk biaya proses kelahiran anak pertamanya. “Saya bingung. Istri saya mau melahirkan,” ujarnya lirih

Sumber: surya.co.id

0 komentar :

Tulisan Terkait: