19 Oktober 2008

Skandal Seks Direktur IMF Diperiksa

Dana Moneter Internasional atau IMF menyelidiki direkturnya sendiri, Dominique Strauss-Khan, berkenaan dengan skandal seks. Penyelidikan ini untuk memastikan apakah Strauss-Khan menyalahgunakan posisinya untuk menjalin koneksi, termasuk menjalin hubungan khusus dengan bawahannya.

Harian Wall Street Journal, edisi Sabtu (18/10), melaporkan, IMF telah menyewa kantor hukum Morgan, Lewis & Bockius LLP sejak akhir Agustus lalu guna melakukan penyelidikan yang diharapkan akan rampung pada akhir bulan ini.

Menurut Wall Street Journal, penyelidikan ini guna membuktikan hubungan Strauss-Khan dengan Piroska Nagy yang sebelumnya menjadi staf senior IMF di Departemen Afrika. Nagy mengundurkan diri bulan Agustus saat ada pengurangan pegawai di IMF. Ia kini bekerja di Bank Eropa bagi Rekonstruksi dan Pembangunan.

Investigasi ini untuk melihat apakah Nagy yang adalah istri ekonom IMF kelahiran Argentina, Mario Blejer, mendapat paket pesangon dalam jumlah besar daripada yang seharusnya. Kondisi ini berkaitan kedekatan Nagy dengan Strauss-Khan.

Penyelidikan dilakukan A Shakour Shalaan yang mewakili Mesir dan negara-negara Arab pada Badan IMF. Shalaan mendapat dukungan dari AS dan Rusia.

”Ada tuduhan berkaitan dengan tingkah laku yang tidak pantas berkenaan dengan sikap pribadi direktur pelaksana,” tulis Wall Street Journal.

Juru bicara IMF, Masood Ahmed, mengemukakan, ”Semua tuduhan terutama berkaitan dengan manajemen senior sehingga perlu diselidiki.”

Strauss-Khan dalam pernyataannya mengatakan, dia telah bekerja sama dan melanjutkan kerja sama dengan pihak lain berkaitan dengan masalah yang mengganggu IMF. Ditegaskan, ”Peristiwa yang menyangkut kehidupan pribadi saya terjadi pada Januari 2008.”

Strauss-Khan, mantan Menteri Keuangan Perancis dan menjadi pimpinan IMF sejak September 2007, juga menegaskan bahwa tidak sekali pun ia menyalahgunakan posisinya sebagai Direktur Pelaksana IMF. Strauss-Khan menjadi pimpinan IMF setelah mendapat dukungan dari Presiden Perancis Nicolas Sarkozy.

Skandal ini terjadi saat krisis keuangan melanda AS dan Eropa pada saat sejumlah negara seperti Ukraina sedang membutuhkan dana bantuan dari IMF guna mengatasi kesulitan keuangan mereka.

Sumber: Kompas

0 komentar :

Tulisan Terkait: