Massa perguruan pencak silat SHT di Kedungadem Bojonegoro Jawa Timur, mengamuk mengakibatkan mengakibatkan seorang penduduk desa setempat, Yuswanto (35) tewas dan 15 orang lainnya menderita luka-luka.
Petugas Puskesmas Kedungadem, Warsono, Minggu, menyatakan seluruh korban yang menjadi amuk masa perguruan pencak silat SHT di depan padepokannya di Desa Mlideg Kecamatan Kedungadem telah dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Lima korban yang menderita luka bacok cukup serius dilarikan ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, sedangkan lainnya ke RS Aisyiyah dan RSU Sumberrejo. "Ada sebagian yang lukanya ringan langsung pulang, " katanya.
Korban meninggal telah divisum di RSUD Bojonegoro dan diketahui kepalanya hancur akibat terkena benturan. Warsono memperkirakan anggota perguruan pencak silat yang mengamuk jumlahnya ratusan.
"Korban yang saya beri pertolongan di tempat kejadian, mengaku dipukuli dengan benda tumpul dan senjata tajam," katanya.
Korban tersebut adalah masyarakat yang sedang lewat jalan di desa setempat sepulang dari menonton orkes dangdut di Desa Kesongo juga di Kecamatan Kedungadem. Ketika lewat jalan di depan padepokan SHT di Desa Mlideg itu, mereka langsung diserbu ratusan orang dengan mempergunakan senjata tajam juga pentungan.
"Korbannya tidak hanya orang dewasa ada juga anak-anak dan wanita," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Kedungadem, AKP Sunarmin yang dimintai konfirmasi menyatakan polisi masih terus mengusut kejadian itu. Sembilan dari anggota perguruan SHT yang diduga sebagai pelaku sekarang ini diamankan di Mapolres untuk dimintai keterangan.
"Mereka yang dikeroyok itu masyarakat biasa. Anggota padepokan SHT menganggap mereka berasal dari perguruan pencak silat lain, yang bermusuhan," katanya.
Hingga pagi ini, satu peleton anggota Polres Bojonegoro masih mengamankan lokasi kejadian. "Kalau sekarang kondisi sudah reda," katanya.
Sumber: www.kompas.com
Petugas Puskesmas Kedungadem, Warsono, Minggu, menyatakan seluruh korban yang menjadi amuk masa perguruan pencak silat SHT di depan padepokannya di Desa Mlideg Kecamatan Kedungadem telah dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Lima korban yang menderita luka bacok cukup serius dilarikan ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, sedangkan lainnya ke RS Aisyiyah dan RSU Sumberrejo. "Ada sebagian yang lukanya ringan langsung pulang, " katanya.
Korban meninggal telah divisum di RSUD Bojonegoro dan diketahui kepalanya hancur akibat terkena benturan. Warsono memperkirakan anggota perguruan pencak silat yang mengamuk jumlahnya ratusan.
"Korban yang saya beri pertolongan di tempat kejadian, mengaku dipukuli dengan benda tumpul dan senjata tajam," katanya.
Korban tersebut adalah masyarakat yang sedang lewat jalan di desa setempat sepulang dari menonton orkes dangdut di Desa Kesongo juga di Kecamatan Kedungadem. Ketika lewat jalan di depan padepokan SHT di Desa Mlideg itu, mereka langsung diserbu ratusan orang dengan mempergunakan senjata tajam juga pentungan.
"Korbannya tidak hanya orang dewasa ada juga anak-anak dan wanita," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Kedungadem, AKP Sunarmin yang dimintai konfirmasi menyatakan polisi masih terus mengusut kejadian itu. Sembilan dari anggota perguruan SHT yang diduga sebagai pelaku sekarang ini diamankan di Mapolres untuk dimintai keterangan.
"Mereka yang dikeroyok itu masyarakat biasa. Anggota padepokan SHT menganggap mereka berasal dari perguruan pencak silat lain, yang bermusuhan," katanya.
Hingga pagi ini, satu peleton anggota Polres Bojonegoro masih mengamankan lokasi kejadian. "Kalau sekarang kondisi sudah reda," katanya.
Sumber: www.kompas.com
0 komentar :
Posting Komentar