27 Agustus 2008

Nisan Makam Jenderal Belanda Ditemukan di Bojonegoro

Ditemukan sebuah nisan seorang jenderal Belanda, Yuans Van De Sluks di Desa Bakalan, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, Jawa Timur.

"Tetapi nisan tersebut sudah bergeser sekitar 300 m dari lokasi pemakamannya, dan sekarang ini nisan itu hampir separohnya terpendam di tanah", kata Kasi Sejarah Nilai Tradisional dan Muskala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bojonegoro, Dari Suprayitno, Senin (25/8).

Menurut dia, nisan dengan ukuran 2 X 1 m tebal 20 cm yang bahannya dari semen cor hitam itu, meski peninggalan Belanda, tetapi temuan itu masuk benda cagar budaya yang harus dilindungi.

Proses awal temuan, berangkat dari laporan seorang guru Sejarah SMPN di Kecamatan Kapas, yang melaporkan adanya nisan yang terpendam di jalan desa setempat.

Semula, nisan tersebut berada di tengah sawah di atas tanah seluas sekitar 2.000 m2 yang sekarang ini menjadi tanah milik Desa Bakalan.

Dari hasil penelusurannya, di lokasi tanah tersebut hanya ada satu makam yang sekarang nisannya berpindah, sehingga bisa disimpulkan yang dimakamkan tersebut seorang tokoh Belanda.

"Kami belum mencek, tetapi nama jenderal itu ada dalam sejarah Bojonegoro. Dulunya seorang jenderal yang ditempatkan di Bojonegoro untuk mengawasi proyek tebu", katanya menambahkan.

Pada tahun 1970 nisan tersebut dicabut dan diangkat untuk membuat gorong-gorong atau saluran air di perkampungan.

Dari Suprayitno yang mengaku sudah melakukan pengecekkan lapangan, hasil indetifikasi sementara di nisan itu tertulis sebuah nama, yakni Yuans van De Sluks lengkap dengan tanggal lahir, dan kematian. Tetapi untuk tahunnya tidak terlihat, karena masih tertutup tanah.

Rencananya, lanjut dia, temuan itu dilaporkan kepada Balai Pelestarian dan Perlindungan Benda Cagar Budaya (BP3) Trowulan di Mojokerto, agar ada penanganan ekskavasi (penggalian benda cagar budaya).

Dengan demikian, lanjut dia, nisan tersebut masih tetap bisa dilestarikan, meskipun peninggalan Belanda. Kedepan nisan itu, bisa memancing ahli warisnya di Belanda atau yang berkepentingan untuk datang ke Bojonegoro, sehingga bisa menciptakan obyek wisata sejarah.

Sumber: www.mediaindonesia.com

0 komentar :

Tulisan Terkait: