14 Agustus 2008

Melihat Rumah Pengasingan Bung Karno Di Berastagi

Setelah peristiwa agresi militer Belanda kedua ke Indonesia pada 19 Desember 1948, Presiden Soekarno ditangkap di Yogyakarta. Selanjutnya, Bung Karno bersama Sutan Syahrir serta Haji Agus Salim diasingkan ke Berastagi, Sumatra Utara, selama 12 hari sejak 22 Desember 1948.



Rumah pengasingan Bung Karno terletak dua kilometer dari kota wisata Berastagi, Tanah Karo. Rumah pengasingan berukuran 10 kali 20 meter ini dikelilingi halaman seluas dua hektare. Rumah yang dibangun pada 1719 itu dulu ditempati seorang perwira militer Belanda yang sering disebut landshup huis.

Kini, di rumah tersebut berdiri sebuah monumen replika Bung Karno yang sedang duduk bersila. Ciri khas bangunan Belanda ini masih tetap dipertahankan. meski pernah direnovasi pada 1957 lalu. Perabotan dan kamar tidur yang pernah dipakai Bung Karno juga masih tetap utuh.

Pada dinding ruang, terpampang dua lukisan hasil goresan tangan pelukis Jan Suluters yang melukiskan kehidupan petani di Eropa, selain lukisan bunga karya seniman Belanda lainnya, Ivan Vrialand. Di luar rumah, sebuah taman bunga mengelilingi.

Dari Berastagi, Bung Karno, Agus Salim, dan Sutan Syahrir kembali diasingkan di sebuah rumah tua di Parapat, persis di tepian Danau Toba. Suasana alam yang sejuk serta menawan menemani hari-hari Bung Karno setiap hari. "Kurang lebih Bung Karno di sini dua bulan," kata Suparto, penjaga rumah. Kini, lokasi ini dijadikan sebagai wisma Provinsi Sumut untuk menerima tamu gubernur yang datang dari dalam maupun luar negeri.

Sayang, di rumah pengasingan baik di Berastagi maupun Parapat tak banyak ditemukan koleksi buku-buku karya Bung Karno yang dapat menjadi pelajaran sejarah bagi generasi muda.

Sumber: www.liputan6.com

0 komentar :

Tulisan Terkait: