Hasil Pilkada Surabaya 2010 - Hasil Pilkada Surabaya tahun 2010 yang dilaksanakan pada 2 Juni 2010 diprediksikan akan dimenangkan oleh golput (golongan putih atau orang yang tidak memilih). Hal itu diungkapkan Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Muhammad Asfar, bahwa prediksi golput akan mencapai 30-40 persen.
"Kami menangkap potensi golput ada 10 persen dan biasanya mencapai 3-4 kali lipat dari pengakuan yang kami tangkap. Jadi, potensi golput sekitar 30-40 persen," katanya di Surabaya, Rabu.
Direktur lembaga survei PuSDeHAM (Pusat Studi Demokrasi dan HAM) itu mengemukakan hal itu ketika ditanya tentang potensi golput dalam penentuan Hasil Pilkada Surabaya pada 2 Juni 2010.
Sebelumnya, Panwas Pilkada Surabaya mencatat DPT Pilkada Surabaya 2010 sebanyak 2.142.899 pemilih yang merupakan hasil revisi dari data sebelumnya sebanyak 2.144.105 pemilih, sehingga ada 1.206 pemilih yang dicoret KPU, karena tergolong pemilih di bawah umur.
Menurut Asfar, penyebab golput umumnya juga bukan karena kesengajaan, karena umumnya dilakukan masyarakat dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
"Jadi, golput itu umumnya akibat faktor ekonomi, karena mereka lebih memilih bekerja daripada ke TPS, seperti di kawasan pantura Surabaya, para nelayan berada di tengah laut saat pencoblosan, sehingga mereka tidak mungkin ke TPS," katanya.
Hal yang sama, katanya, juga terjadi pada warga kota Surabaya yang diperkirakan memiliki alasan ekonomi bila tidak datang ke TPS, misalnya mereka bekerja di luar kota Surabaya.
Tentang hasil survei yang dilakukan, ia mengatakan pemilih Surabaya dalam Pilkada 2010 tampaknya menentukan pilihan atas dasar penilaian terhadap Bambang DH dan Arif Afandi yang dinilai berhasil selama 2005-2010.
"Ada 65 persen kecenderungan pilihan yang diarahkan kepada Bambang DH dan Arif Afandi, karena itu siapa dari keduanya yang mendapatkan kue terbanyak dari kecenderungan itu akan ditentukan strategi pencitraan sejak masa pencalonan hingga kampanye," katanya.
"Kami menangkap potensi golput ada 10 persen dan biasanya mencapai 3-4 kali lipat dari pengakuan yang kami tangkap. Jadi, potensi golput sekitar 30-40 persen," katanya di Surabaya, Rabu.
Direktur lembaga survei PuSDeHAM (Pusat Studi Demokrasi dan HAM) itu mengemukakan hal itu ketika ditanya tentang potensi golput dalam penentuan Hasil Pilkada Surabaya pada 2 Juni 2010.
Sebelumnya, Panwas Pilkada Surabaya mencatat DPT Pilkada Surabaya 2010 sebanyak 2.142.899 pemilih yang merupakan hasil revisi dari data sebelumnya sebanyak 2.144.105 pemilih, sehingga ada 1.206 pemilih yang dicoret KPU, karena tergolong pemilih di bawah umur.
Menurut Asfar, penyebab golput umumnya juga bukan karena kesengajaan, karena umumnya dilakukan masyarakat dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
"Jadi, golput itu umumnya akibat faktor ekonomi, karena mereka lebih memilih bekerja daripada ke TPS, seperti di kawasan pantura Surabaya, para nelayan berada di tengah laut saat pencoblosan, sehingga mereka tidak mungkin ke TPS," katanya.
Hal yang sama, katanya, juga terjadi pada warga kota Surabaya yang diperkirakan memiliki alasan ekonomi bila tidak datang ke TPS, misalnya mereka bekerja di luar kota Surabaya.
Tentang hasil survei yang dilakukan, ia mengatakan pemilih Surabaya dalam Pilkada 2010 tampaknya menentukan pilihan atas dasar penilaian terhadap Bambang DH dan Arif Afandi yang dinilai berhasil selama 2005-2010.
"Ada 65 persen kecenderungan pilihan yang diarahkan kepada Bambang DH dan Arif Afandi, karena itu siapa dari keduanya yang mendapatkan kue terbanyak dari kecenderungan itu akan ditentukan strategi pencitraan sejak masa pencalonan hingga kampanye," katanya.
0 komentar :
Posting Komentar