Militer AS mempunyai kebijakan yang disebut "jangan meminta, jangan memberitahu" yang mengatur larangan tentara mengungkapkan bahwa dia gay atau lesbian.
"Seperti di Inggris Raya, Israel, dan negara-negara lain yang mengizinkan gay dan lesbian untuk tampil terbuka, anggota tentara kami adalah para profesional yang bisa bekerja sama secara efektif di tengah perbedaan jender, agama, dan seksualitas," bunyi pernyataan para pensiunan jenderal yang dilaporkan Associated Press, Senin (17/11).
Kendati Obama setuju pencabutan aturan itu, dia diperkirakan akan hati-hati memutuskan masalah tersebut. Dia tidak akan membahas masalah itu pada awal-awal pemerintahannnya. Obama tentu tidak ingin mengulang kesalahan yang dilakukan mantan Presiden Bill Clinton pada awal-awal pemerintahannya. Clinton langsung mengagendakan pencabutan larangan itu begitu berkuasa sehingga memancing perdebatan sengit, teruatama dari kalangan Republik yang konservatif.
Dalam kampanyenya, Obama berjanji membahas masalah tersebut dengan para pemimpin militer sehingga diperoleh kesepakatan bahwa kelompok gay dan lesbian bisa diterima secara terbuka di militer AS.
"Meskipun saya senantiasa mengatakan bahwa saya akan mencabut 'jangan meminta, jangan memberitahu', kami akan membahasnya melalui proses dengan para kepala dan staf gabungan," kata Obama dalam wawancara dengan Philadelphia Gay News pada September.
Juru Bicara Tim Transisi Obama Tommy Vietor menolak memberikan komentar masalah ini, Senin.
Salah satu veteran yang menandatangani petisi itu adalah purnawirawan Laksamana Charles Larson. Ia dua periode memimpin Akademi Angakatan Laut AS di Annapolis. Larson berharap Obama membicarakan masalah ini dengan Pentagon. Selain Larson, tokoh penting yang ikut membubuhkan tanda tangan adalah Clifford Alexander, Sekretaris Angkatan Darat di bawah mantan Presiden Jimmy Carter yang juga seorang Demokrat. Tahun lalu sebanyak 28 mantan jenderal dan laksanama juga menandatangani rekomendasi serupa.
Larson, yang memiliki seorang anak homoseksual, menegaskan, pencabutan larangan itu penting untuk menjaring semakin banyak militer berbakat. Larson dkk menyebut, kini ada sekitar 1 juta veteran gay dan lesbian di AS dan sekitar 65.000 gay dan lesbian masih aktif di militer.
Militer AS memecat sekitar 12.340 tentara antara 1994 dan 2007 karena melanggar kebijakan "jangan meminta, jangan memberitahu". Demikian data dari Jaringan Bantuan Hukum Tentara, sebuah kelompok pengawasan militer. Jumlah tentara dipecat karena mengaku gay dan lesbian mencapai puncaknya pada 2001, sebanyak 1.273 orang. Namun, jumlah itu menurun drastis setelah serangan 11 September 2001. Tahun lalu sebanyak 627 tentara dipecat karena melanggar kebijakan tersebut. (kompas)
0 komentar :
Posting Komentar