Dalam pidato selama 22 menit itu, Bush di antaranya menyebut Iran sebagai sponsor terorisme global. Bush yang tinggal 119 hari menjabat sebagai Presiden sempat mendapat aplaus selama 10 detik dari para hadirin saat dia menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk melawan aksi bom bunuh diri, penculikan, dan taktik teror lain.
Ahmadinejad yang juga duduk di antara peserta sidang menunjukkan ketidaksukaannya saat Bush berpidato. Dia melambaikan tangan kepada orang-orang di sampingnya kemudian menebar senyum. Menoleh ke arah seorang pengawal saat Bush berpidato, Ahmadinejad terlihat satu kali mengacungkan jempolnya ke bawah. Tanda itu umum diartikan sebagai simbol tak setuju.
Dalam pidatonya, Bush mengatakan, rezim seperti Syria dan Iran senantiasa mendukung terorisme. "Tetapi, jumlah mereka terus turun dan mereka akan terus terisolasi dari dunia," kata Bush. Ia mengatakan, kekuatan internasional harus terus berupaya melawan ambisi nuklir Korut dan Iran. Bush mengungkapkan, meskipun PBB pernah menentang invasi AS ke Irak, para anggota PBB harus bersatu untuk memperjuangkan suksesnya demokrasi. Dan dia mengecam Rusia yang menyerang Georgia dengan menyebut tindakan itu melanggar piagam PBB.
Sementara itu, Ahmadinejad berulang kali menegaskan bahwa berbagai kebijakan luar negeri AS justru memicu aksi terorisme. Ia menambahkan, intervensi militer AS ke seluruh dunia malah menyebabkan ambruknya pasar keuangan global. Ahmadinejad pun tidak akan menggubris seruan AS dan negara-negara barat untuk menghentikan program nuklirnya. Ia bersumpah militer Iran akan "memotong tangan" siapa pun yang akan menghancurkan fasilitas nuklirnya.
Di sela-sela sidang PBB, Bush mempunyai agenda padat. Ia dijadwalkan bertemu presiden baru Pakistan Asif Ali Zardari untuk membahas aksi bom bunuh diri di Hotel Marriott Islamabad yang menewaskan 53 orang, akhir pekan lalu. Ia juga akan bertemu Presiden Uganda Yoweri Museveni. Selain menjamu para aktivis prodemokrasi dari berbagai negara termasuk asal China dan Kuba.
Sumber: Kompas
0 komentar :
Posting Komentar