WaVe SMK Alat Pengubah Air Jadi Bahan Bakar - Kabar menggemparkan tentang penemuan alat pengubah air jadi bahan bakar yang disebut sebagai WaVe SMK, yaitu singkatan dari Water as a Vehicle's Fuel kini tengah marak diberbagai media resmi di Indonesia. Menurut informasi yang beredar WaVe++SMK adalah hasil karya siswa SMK Negeri 2 Langsa, Aceh yang dibimbing langsung oleh sang kepala sekolah, Makmur Lingga.
Menurut Makmur Lingga seperti yang dikutip dari situs Detikcom, bahwa alat yang disebut dengan istilah WaVe SMK ini bisa digunakan untuk kenderaan bermotor roda 4 dan 12.
Lingga juga menyatakan bahwa penemuan WaVe SMK bukanlah penemuan baru. Menurutnya penemuan ini telah dikembangkan semenjak tahun 1833 oleh ilmuawan Michael Faraday dengan elektrolisa air. Di mana dalam elektrolisa air ada perubahan muatan elektron maupun atom.
"Kita kan butuh peralatan yang tidak sedikit, sehingga kita juga kerja sama dengan perusahaan di Jakarta, Pronto Engineering. Setelah tiga tahun kita kembangkan ternyata membuahkan hasil," lanjut Makmur.
Adapun komponen yang dipakai pada WaVe++SMK, terdiri dari 5 komponen utama, yaitu generator gas, filter, kontrol elektrik, tangki air, dan pengaturan tegangan. Bahan-bahan utama pembuat alat itu adalah stainless steel.
"Ada generator gasnya. Jadi kita campurkan kimia, lalu ada pemanasan dialirkan melalui alat pengubah molekul yang disebut generator gas. Setelah air mengalir lalu diubah gas dan masuk filter, lalu masuk ke intake manipol mesin," paparnya.
Menurut dia, dengan 600 ml air bersih bisa digunakan kendaraan roda empat dan bahkan lebih untuk melaju hingga daya tempuh 2.000 km. Ketika air habis, bisa diisi dengan air biasa.
"Masih tetap menggunakan bensin atau solar, tapi pemakaiannya jadi lebih irit. Selain itu memperbaiki emisi mesin sehingga jadi ramah lingkungan. Bisa membantu mengurangi emisi 20-60 persen," jelas Makmur.
Menurut Makmur Lingga seperti yang dikutip dari situs Detikcom, bahwa alat yang disebut dengan istilah WaVe SMK ini bisa digunakan untuk kenderaan bermotor roda 4 dan 12.
Lingga juga menyatakan bahwa penemuan WaVe SMK bukanlah penemuan baru. Menurutnya penemuan ini telah dikembangkan semenjak tahun 1833 oleh ilmuawan Michael Faraday dengan elektrolisa air. Di mana dalam elektrolisa air ada perubahan muatan elektron maupun atom.
"Kita kan butuh peralatan yang tidak sedikit, sehingga kita juga kerja sama dengan perusahaan di Jakarta, Pronto Engineering. Setelah tiga tahun kita kembangkan ternyata membuahkan hasil," lanjut Makmur.
Adapun komponen yang dipakai pada WaVe++SMK, terdiri dari 5 komponen utama, yaitu generator gas, filter, kontrol elektrik, tangki air, dan pengaturan tegangan. Bahan-bahan utama pembuat alat itu adalah stainless steel.
"Ada generator gasnya. Jadi kita campurkan kimia, lalu ada pemanasan dialirkan melalui alat pengubah molekul yang disebut generator gas. Setelah air mengalir lalu diubah gas dan masuk filter, lalu masuk ke intake manipol mesin," paparnya.
Menurut dia, dengan 600 ml air bersih bisa digunakan kendaraan roda empat dan bahkan lebih untuk melaju hingga daya tempuh 2.000 km. Ketika air habis, bisa diisi dengan air biasa.
"Masih tetap menggunakan bensin atau solar, tapi pemakaiannya jadi lebih irit. Selain itu memperbaiki emisi mesin sehingga jadi ramah lingkungan. Bisa membantu mengurangi emisi 20-60 persen," jelas Makmur.
0 komentar :
Posting Komentar