SBY Menyalahgunakan Kekuasaan - Pemberitaan Koran Austalia The Age, 11 Maret 2011 telah mengejutkan publik di Indonesia. Dalam tulisan yang berjudul Yudhoyono 'abused power' tersebut ternyata telah menuduh presiden SBY menyalahgunakan kekuasaan.
Artikel yang dibuat dengan mencantumkan kata eksklusif oleh Philip Dorling ini mengambil informasi dari surat kawat rahasia diplomat AS yang dibocorkan WikiLeaks. Isinya mengindikasikan, kalau SBY menyalahgunakan kekuasaan dan menjadi pelindung koruptor dari seorang tokoh politik.
Dituliskan, kalau SBY bertolak belakang dengan reputasinya yang dianggap sebagai politis berwajah bersih, dan seorang reformis. Namun kenyataannya ia menggunakan kekuasaannya untuk menekan penasihatnya, serta menggunakan jasa intelijen Indonesia untuk memata-matai rival-rival politiknya.
The Age juga menuliskan berdasarkan laporan Kedubes AS di Jakarta, tak lama setelah menjabat sebagai Presiden RI pada 2004, SBY memerintahkan penasihat senior kepresidenan TB Silalahi supaya meminta Jaksa Agung Hendarman Supandji menghentikan pemeriksaan dugaan korupsi terhadap Taufik Kiemas yang merupakan suami dari pemimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Hendarman Supandji dituliskan hendak menjalankan tugasnya dengan kampanye antikorupsi dan berniat menangkap Taufik Kiemas, suami dari mantan Presiden RI Megawati Soekoarnoputri. TB Silalahi disebutkan, mengatakan kepada pihak Kedubes AS kjalau Presiden SBY menginstruksikan Jaksa Agung untuk tidak mengejar kasus Taufik Kiemas.
Pemerintah RI melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto telah membantah isi dari pemberitaan The Age tersebut.
Sementara dari pihak istana sendiri Juru Bicara Presiden SBY Bidang Dalam Negeri, Julian Pasha dalam jumpa pers di kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (11/3/2011) menyatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kaget dan sangat takut setelah membaca headline "Yudhoyono Abused Power" yang ditampilkan media Australia, The Age. SBY menyesalkan tidak validnya berita tersebut.
Menurut dia, Presiden SBY sangat kaget dan tidak menyangka. "Kami juga kesulitan karena tidak dilengkapi data. Banyak nama, bukan hanya Presiden SBY dan Ibu Negara yang disebutkan. Beliau kaget dan sangat takut apakah itu beritanya nemu di jalan atau bagaimana," papar Julian dengan mimik serius.
Dikatakan dia, Presiden SBY telah membaca berita yang 'menggempur' dirinya sejak semalam itu. "Semalam sudah baca berita yang dirilis dan diangkat. Pemberitaan yang menyebutkan Presiden SBY dan Ibu Ani tidak berdasarkan fakta," kata Julian.
Headline koran The Age pagi ini memuat judul "Yudhoyono Abused Power'. Di artikel tersebut, dibeberkan tentang penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh Presiden SBY. Tidak hanya itu, koran yang mengambil bahan berita dari kawat diplomatik Wikileaks itu, juga membeberkan dugaan korupsi penting SBY.
Pihak Istana membantah keras tudingan yang dimuat koran The Age yang menyatakan bahwa Presiden SBY telah menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya. Tudingan itu bahkan dianggap sebagai sampah.
Artikel yang dibuat dengan mencantumkan kata eksklusif oleh Philip Dorling ini mengambil informasi dari surat kawat rahasia diplomat AS yang dibocorkan WikiLeaks. Isinya mengindikasikan, kalau SBY menyalahgunakan kekuasaan dan menjadi pelindung koruptor dari seorang tokoh politik.
Dituliskan, kalau SBY bertolak belakang dengan reputasinya yang dianggap sebagai politis berwajah bersih, dan seorang reformis. Namun kenyataannya ia menggunakan kekuasaannya untuk menekan penasihatnya, serta menggunakan jasa intelijen Indonesia untuk memata-matai rival-rival politiknya.
The Age juga menuliskan berdasarkan laporan Kedubes AS di Jakarta, tak lama setelah menjabat sebagai Presiden RI pada 2004, SBY memerintahkan penasihat senior kepresidenan TB Silalahi supaya meminta Jaksa Agung Hendarman Supandji menghentikan pemeriksaan dugaan korupsi terhadap Taufik Kiemas yang merupakan suami dari pemimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Hendarman Supandji dituliskan hendak menjalankan tugasnya dengan kampanye antikorupsi dan berniat menangkap Taufik Kiemas, suami dari mantan Presiden RI Megawati Soekoarnoputri. TB Silalahi disebutkan, mengatakan kepada pihak Kedubes AS kjalau Presiden SBY menginstruksikan Jaksa Agung untuk tidak mengejar kasus Taufik Kiemas.
Pemerintah RI melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto telah membantah isi dari pemberitaan The Age tersebut.
Sementara dari pihak istana sendiri Juru Bicara Presiden SBY Bidang Dalam Negeri, Julian Pasha dalam jumpa pers di kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (11/3/2011) menyatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kaget dan sangat takut setelah membaca headline "Yudhoyono Abused Power" yang ditampilkan media Australia, The Age. SBY menyesalkan tidak validnya berita tersebut.
Menurut dia, Presiden SBY sangat kaget dan tidak menyangka. "Kami juga kesulitan karena tidak dilengkapi data. Banyak nama, bukan hanya Presiden SBY dan Ibu Negara yang disebutkan. Beliau kaget dan sangat takut apakah itu beritanya nemu di jalan atau bagaimana," papar Julian dengan mimik serius.
Dikatakan dia, Presiden SBY telah membaca berita yang 'menggempur' dirinya sejak semalam itu. "Semalam sudah baca berita yang dirilis dan diangkat. Pemberitaan yang menyebutkan Presiden SBY dan Ibu Ani tidak berdasarkan fakta," kata Julian.
Headline koran The Age pagi ini memuat judul "Yudhoyono Abused Power'. Di artikel tersebut, dibeberkan tentang penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh Presiden SBY. Tidak hanya itu, koran yang mengambil bahan berita dari kawat diplomatik Wikileaks itu, juga membeberkan dugaan korupsi penting SBY.
Pihak Istana membantah keras tudingan yang dimuat koran The Age yang menyatakan bahwa Presiden SBY telah menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya. Tudingan itu bahkan dianggap sebagai sampah.
0 komentar :
Posting Komentar