24 Februari 2011

Krisis Libya

Krisis Libya - Krisis Libya dianggap sudah dalam kondisi diluar kepatutan. Berita Libya yang dikabarkan oleh media juga makin memanas menyusul adanya tindakan kekerasan atas pemerinah Libya Muammar Khadafi terhadap para demonstran.

Atas gejolak itu, Presiden SBY menilai bahwa krisis Libya sudah diluar kepatutan sehingga dia akan menyurati Sekjen PBB.

"Konkretnya saya akan kirim surat ke Sekjen PBB, seperti saya tulis surat ke Lebanon. Saya harap PBB mau mengajak komunitas global melakukan hal yang tepat agar krisis Libya bisa diselesaikan dan tidak merembet ke negara lain," kata SBY dalam keterangan pers sebelum bertolak ke Brunei Darussalam di ruang executive lounge di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (24/2/2011).

SBY menyampaikan, Indonesia menyeru kepada DK PBB dan komunitas global untuk tidak hanya sekadar peduli pada krisis di Libya, tetapi mengambil langkah yang riil untuk mencegah aksi kekerasan yang tidak perlu.

Sebab apa yang terjadi di Libya, menurut SBY, bisa menimbulkan dampak rembetan ke bidang-bidang lainnya. Selain itu apa yang terjadi di negeri itu pastinya berdampak pada hak-hak rakyat Libya.

"Indonesia sangat prihatin dengan perkembangan di Libya saat ini. Bukan hanya besarnya (krisis,-red) di Libya, tetapi juga korban-korban yang jatuh yang menurut saya sudah di luar kepatutan," imbuh SBY seperti yang dikutip dari detikcom.

Indonesia berharap Libya bisa segera menyelesaikan permasalahan dengan baik dan bisa mencari solusi damai untuk mencegah terjadinya kekerasan di negeri tersebut. SBY melihat ada aspek penting yang dilihat di kawasan teluk, yaitu implikasi peristiwa di Libya bagi dunia berupa kenaikan harga minyak dan bahan pangan.

"Implikasinya bagi dunia, bukan hanya geopolitik, tapi kita ikuti hari demi hari gejolak global saat ini. Hal itu harga pangan dunia yang juga terkena inflasi, kini kita saksikan kenaikan harga minyak yang dipicu oleh Libya dan sekitarnya," tutur SBY.

0 komentar :

Tulisan Terkait: