Julian Assange WikiLeaks Terancam - Julian Assange pemilik WikiLeaks kini tengah menjadi pemberitaan disejumlah media massa dunia. Julian Assange yang kerap mempublikasi rahasia sebuah negara melalui situsnya WikiLeaks kini dituduh pemerintah Swedia adalah seorang pelaku pemerkosaan. Atas kasus pemerkosaan yang telah dilakukannya itu pemerintah negara Swedia telah mengeluarkan surat perintah penahanan internasional terhadap Assange.
Dia dicari atas dugaan melakukan pemerkosaan, pelecehan seksual dan pemaksaan ilegal, yang dia sangkal. Berbagai tuduhan ini terkait dengan kunjungannya ke Swedia bulan Agustus lalu. Assange, warga Australia yang tidak tinggal di Swedia, mengatakan berbagai tuduhan itu adalah bagian dari upaya untuk menghancurkan namanya.
Bahkan Julian Assange pendiri situs WikiLeaks ini sendiri menggap bahwa dirinya saat ini sudah tidak aman lagi. Selain itu, dia juga sudah terlalu lelah berpindah-pindah tempat tinggal demi kelancaran operasional situsnya. Karena itulah, dia bakal segera memohon suaka politik dari pemerintah Swiss dan menetap di sana.
Pria kelahiran Townsville, Negara Bagian Queensland, Australia itu, menganggap Swiss sebagai negara paling aman untuk menjalankan misi transparansinya. Menurut dia, dari negara Eropa yang dianggap netral itu, dia bisa lebih leluasa mengoperasikan WikiLeaks. "Saat ini, saya sedang mempertimbangkan mencari suaka," ujar aktivis berusia 39 tahun itu, dalam wawancara dengan stasiun televisi Swiss, TSR, Kamis lalu (4/11).
Kemarin (5/11), Assange dijadwalkan berpidato dalam forum PBB tentang HAM di Kota Jenewa. Dalam acara yang dihelat Komisi HAM PBB itu, dia didaulat me-review rapor HAM Amerika Serikat (AS). Ini berkaitan dengan keputusan Assange mempublikasikan sekitar 500 ribu dokumen rahasia militer AS terkait Perang Afghanistan dan Perang Irak, lewat WikiLeaks beberapa waktu lalu.
Sebenarnya, bukan baru kali ini saja Assange mencari suaka. Bulan lalu, tokoh yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di bandara berbagai negara itu, mengajukan permohonan suaka di Swedia. Sayangnya, Stockholm menolak permohonan mantan jurnalis di Kota Melbourne tersebut. Sebaliknya, di negeri Eropa yang konon paling melindungi profesi jurnalis itu, Assange malah terjerat kasus hukum.
Bahkan Julian Assange pendiri situs WikiLeaks ini sendiri menggap bahwa dirinya saat ini sudah tidak aman lagi. Selain itu, dia juga sudah terlalu lelah berpindah-pindah tempat tinggal demi kelancaran operasional situsnya. Karena itulah, dia bakal segera memohon suaka politik dari pemerintah Swiss dan menetap di sana.
Pria kelahiran Townsville, Negara Bagian Queensland, Australia itu, menganggap Swiss sebagai negara paling aman untuk menjalankan misi transparansinya. Menurut dia, dari negara Eropa yang dianggap netral itu, dia bisa lebih leluasa mengoperasikan WikiLeaks. "Saat ini, saya sedang mempertimbangkan mencari suaka," ujar aktivis berusia 39 tahun itu, dalam wawancara dengan stasiun televisi Swiss, TSR, Kamis lalu (4/11).
Kemarin (5/11), Assange dijadwalkan berpidato dalam forum PBB tentang HAM di Kota Jenewa. Dalam acara yang dihelat Komisi HAM PBB itu, dia didaulat me-review rapor HAM Amerika Serikat (AS). Ini berkaitan dengan keputusan Assange mempublikasikan sekitar 500 ribu dokumen rahasia militer AS terkait Perang Afghanistan dan Perang Irak, lewat WikiLeaks beberapa waktu lalu.
Sebenarnya, bukan baru kali ini saja Assange mencari suaka. Bulan lalu, tokoh yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di bandara berbagai negara itu, mengajukan permohonan suaka di Swedia. Sayangnya, Stockholm menolak permohonan mantan jurnalis di Kota Melbourne tersebut. Sebaliknya, di negeri Eropa yang konon paling melindungi profesi jurnalis itu, Assange malah terjerat kasus hukum.
0 komentar :
Posting Komentar