Gunung Bromo Awas - Gunung Bromo kini tengah bergejolak dan seperti pemberitaan dari media massa, Selasa (23/11/2010), bahwa status Gunung Bromo sendiri telah ditingkatkan menjadi Awas (level IV).
Terkait status ini, maka saat ini pihak Pos Pemantauan Gunung Bromo telah mengumpulkan pihak-pihak terkait seperti, Camat Sukapura, Koramil, Kapolsek, pelaku usaha seperti hotel, biro perjalanan dan pihak taman nasional. Hal ini dilakukan untuk mensosialisasikan status awas Gunung Bromo.
"Kita sudah melakukan sosialisasi sejak status Gunung Bromo dinyatakan awas. Dan kita sudah mengumpulkan pihak terkait untuk mensosialisasikan kondisi terakhir Gunung Bromo kepada warga dan wisatawan," kata salah satu petugas pos pemantauan Gunung Bromo, Mulyono kepada detiksurabaya.com saat dihubungi, Selasa (23/11/2010).
Selain itu, kata Mulyono, pihaknya sudah memasang rambu-rambu peringatan di lautan pasir dari jarak 3 Km dan diimbau agar tidak mendekati Gunung Bromo. "Sosialisasi juga sudah dilakukan di pintu masuk Desa Cemoro Lawang, lokasi desa yang menuju ke Gunung Bromo," jelasnya.
Hingga pukul 19.40 WIB, sosialisasi tetap dilakukan, meski begitu ratusan warga di Kecamatan Sukapura masih melakukan aktivitas secara normal.
Sementara Kepala Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura yang juga seorang tokoh suku Tengger, Supoyo (45) mengaku semua aktivitas masih normal. Dia menyakini jika tidak ada sesuatu yang dikhawatirkan.
"Warga di sini yakin jika Gunung Bromo aman. Apalagi warga sudah mengadakan selamatan beberapa hari lalu. Selama warga dan wisatawan mematuhi peringatan tersebut, tidak akan terjadi apa-apa," tambahnya.
Zona Bahaya Bromo 3 Kilometer dari Puncak
Pemberitaan dari republika.co.id tertanggal, 23 November 2010, pukul 20.23 WIB, menuliskan bahwa menyusul status Awas Gunung Bromo, maka masyarakat dilarang mendekat dalam radius 3 kilometer. Sebab kawas tersebut dianggap sebagai zono berbahaya.
"Area kaldera lautan pasir dalam radius 2,5 km dari kawah aktif harus steril dan tertutup dari aktivitas masyarakat dan wisata," kata Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono dalam pemberitaan republika.
Menurut Surono, aktivitas Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggu, Jawa timur, mengalami peningkatan, sejak Senin. Pukul 03.00 WIB, gempa tremor terus meningkat dengan amplitudo maksimum 10-15 mm dengan dominasi 11 mm. Pukul 06.51 WIB, gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 15 mm dan sejak pukul 15.40 WIB terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 30 mm. Secara visual. '' Teramati hembusan asap berwarna putih sedang, putih tebal dan tekanan kuat tinggi 250 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara,'' kata Surono.
Terkait status ini, maka saat ini pihak Pos Pemantauan Gunung Bromo telah mengumpulkan pihak-pihak terkait seperti, Camat Sukapura, Koramil, Kapolsek, pelaku usaha seperti hotel, biro perjalanan dan pihak taman nasional. Hal ini dilakukan untuk mensosialisasikan status awas Gunung Bromo.
"Kita sudah melakukan sosialisasi sejak status Gunung Bromo dinyatakan awas. Dan kita sudah mengumpulkan pihak terkait untuk mensosialisasikan kondisi terakhir Gunung Bromo kepada warga dan wisatawan," kata salah satu petugas pos pemantauan Gunung Bromo, Mulyono kepada detiksurabaya.com saat dihubungi, Selasa (23/11/2010).
Selain itu, kata Mulyono, pihaknya sudah memasang rambu-rambu peringatan di lautan pasir dari jarak 3 Km dan diimbau agar tidak mendekati Gunung Bromo. "Sosialisasi juga sudah dilakukan di pintu masuk Desa Cemoro Lawang, lokasi desa yang menuju ke Gunung Bromo," jelasnya.
Hingga pukul 19.40 WIB, sosialisasi tetap dilakukan, meski begitu ratusan warga di Kecamatan Sukapura masih melakukan aktivitas secara normal.
Sementara Kepala Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura yang juga seorang tokoh suku Tengger, Supoyo (45) mengaku semua aktivitas masih normal. Dia menyakini jika tidak ada sesuatu yang dikhawatirkan.
"Warga di sini yakin jika Gunung Bromo aman. Apalagi warga sudah mengadakan selamatan beberapa hari lalu. Selama warga dan wisatawan mematuhi peringatan tersebut, tidak akan terjadi apa-apa," tambahnya.
Zona Bahaya Bromo 3 Kilometer dari Puncak
Pemberitaan dari republika.co.id tertanggal, 23 November 2010, pukul 20.23 WIB, menuliskan bahwa menyusul status Awas Gunung Bromo, maka masyarakat dilarang mendekat dalam radius 3 kilometer. Sebab kawas tersebut dianggap sebagai zono berbahaya.
"Area kaldera lautan pasir dalam radius 2,5 km dari kawah aktif harus steril dan tertutup dari aktivitas masyarakat dan wisata," kata Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono dalam pemberitaan republika.
Menurut Surono, aktivitas Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggu, Jawa timur, mengalami peningkatan, sejak Senin. Pukul 03.00 WIB, gempa tremor terus meningkat dengan amplitudo maksimum 10-15 mm dengan dominasi 11 mm. Pukul 06.51 WIB, gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 15 mm dan sejak pukul 15.40 WIB terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 30 mm. Secara visual. '' Teramati hembusan asap berwarna putih sedang, putih tebal dan tekanan kuat tinggi 250 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara,'' kata Surono.
1 komentar :
Mudah2an aja statusnya bisa turun kembali ya..
Posting Komentar