Makam Mbah Kwitang - Makam Mbah Kwitang atau dengan nama lengkap Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi yang berada di Jl Inspeksi Kali Ciliwung yang semula akan dipindahkan mendadak menjadi pusat perhatian banyak warga karena menyemburkan Air Bersih.
Ketika makam Mbah Kwitang mau dibongkar, maka pada saat itu juga air menyembur dari dalam kuburan. Hal ini membuat banyak warga yang berbondong-bondong bahkan berebutan untuk menampung air yang menyembur dari makam Mbah Kwintang tersebut.
Sebenarnya makam Mbah Kwitang sendiri selamat ini disebut-sebut keramat oleh warga masyarakat yang ada disekitar areal pemakaman. Karena makam itu sendiri dianggap keramat, maka karena itupula banyak warga yang meyakini bahwa air bersih yang menyembur dari dalam makam itu mampu untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Seperti penuturan salah seorang ahli waris makam Mbah Kwitang bernama Habib Muhammad Amin bin Sholeh kepada Poskota menyatakan, kucuran air semakin deras yang terjadi pada Senin (28/6). Hari demi hari volume air yang menyembur semakin deras. Lantaran dikhawatirkan akan menggenangi makam, maka air itu disedot keluar dengan menggunakan pompa.
Ditambahkan Muhammad, kejadian ini merupakan fenomena alam semata. “Saya tidak mau membenarkan atau menyalahkan animo masyarakat ini. Karena akan berdampak pada sikap syirik,” ujarnya yang mengaku keturunan keenam dari Habib Ali Kwitang alias Mbah Ali Kwitang, Dijelaskan Muhammad, Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi yang wafat pada 1881 ini merupakan ayah Habib Ali Kwitang, yang dipercaya sebagian masyarakat sebagai tokoh penyebar ajaran Islam di tanah Betawi.
Sementara itu, menindaklanjuti kejadian ini, Maurits Napitupulu, Dirut PAM Jaya, menyatakan akan melakukan pengecekan terhadap semburan air ini. Hal ini dikarenakan dikhawatirkan semburan air ini berasal dari pipa air bersih yang mengalir akibat kebocoran. “Saya akan mengirim tim untuk mengecek apakah di lokasi itu terdapat sambungan pipa PAM di sekitar makam,” ujar Maurits.
Secara terpisah, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, menyatakan bahwa air yang keluar dari makam dinilai najis. Alasannya air tanah makam itu banyak terdapat kotoran yang mungkin berasal dari jenazah. “Kebersihan air itu harus segera diteliti,” kata Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat, Mohammad Anwar Ibrahim.
Sebenarnya makam Mbah Kwitang sendiri selamat ini disebut-sebut keramat oleh warga masyarakat yang ada disekitar areal pemakaman. Karena makam itu sendiri dianggap keramat, maka karena itupula banyak warga yang meyakini bahwa air bersih yang menyembur dari dalam makam itu mampu untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Seperti penuturan salah seorang ahli waris makam Mbah Kwitang bernama Habib Muhammad Amin bin Sholeh kepada Poskota menyatakan, kucuran air semakin deras yang terjadi pada Senin (28/6). Hari demi hari volume air yang menyembur semakin deras. Lantaran dikhawatirkan akan menggenangi makam, maka air itu disedot keluar dengan menggunakan pompa.
Ditambahkan Muhammad, kejadian ini merupakan fenomena alam semata. “Saya tidak mau membenarkan atau menyalahkan animo masyarakat ini. Karena akan berdampak pada sikap syirik,” ujarnya yang mengaku keturunan keenam dari Habib Ali Kwitang alias Mbah Ali Kwitang, Dijelaskan Muhammad, Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi yang wafat pada 1881 ini merupakan ayah Habib Ali Kwitang, yang dipercaya sebagian masyarakat sebagai tokoh penyebar ajaran Islam di tanah Betawi.
Sementara itu, menindaklanjuti kejadian ini, Maurits Napitupulu, Dirut PAM Jaya, menyatakan akan melakukan pengecekan terhadap semburan air ini. Hal ini dikarenakan dikhawatirkan semburan air ini berasal dari pipa air bersih yang mengalir akibat kebocoran. “Saya akan mengirim tim untuk mengecek apakah di lokasi itu terdapat sambungan pipa PAM di sekitar makam,” ujar Maurits.
Secara terpisah, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, menyatakan bahwa air yang keluar dari makam dinilai najis. Alasannya air tanah makam itu banyak terdapat kotoran yang mungkin berasal dari jenazah. “Kebersihan air itu harus segera diteliti,” kata Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat, Mohammad Anwar Ibrahim.
4 komentar :
wah ajaib tuh,,
apakah artinya hal itu?
ko bisa sih..??
wah dimana tuh tempatnya?
Posting Komentar