Dulmatin - Profil Dulmatin - Dulmatin salah seorang anggota sindikat teroris Internasional yang juga sering disebut-sebut sebagai pengganti Noordin M Top pasca pimpinan teroris itu tertembak mati oleh Team Detasemen Khusus 88 Mabes Polri, Kamis (17/9) lalu, adalah sosok teroris yang memiliki banyak samaran diantaranya Amar Usmanan, Joko Pitoyo, Joko Pitono, Abdul Matin, Pitono, Muktarmar, Djoko, dan Novar merupakan putra pemalang yang lahir di Desa Petarukan, Kecamatan Petarukan, Pemalang, 6 Juni 1970.
Sebelumnya Dulmatin juga pernah dikabarkan tewas ketika diserang oleh militer Filipina di Pulau Mindanao, Filipina Selatan pada Januari 2005, namun ternyata hal tersebut tidak dapat dikonfirmasi. Pihak militer Filipina kembali mengabarkan bahwa Dulmatin telah terluka dalam sebuah baku tembak di Jolo, Filipina Selatan pada 16 Januari 2007.
Karena Dulmatin dinilai sebagai tokoh yang paling penting dalam pegerakan terorisme internasional, maka Pemerintah Amerika Serikat hingga kini masih menyediakan 10 juta dolar AS bagi orang yang dapat memberikan informasi mengenai keberadaannya. Menurut keterangan pemerintah AS dalam pengumuman sayembaranya, Dulmatin adalah ahli elektronik yang pernah berlatih di kamp-kamp Al-Qaidah di Afganistan dan merupakan tokoh senior dalam Jemaah Islamiyah. Dulmatin berusia akhir 30-an, memiliki darah Arab, tinggi 172 cm, berat 70 kg, dengan warna kulit coklat.
Berita terakhir dari penggerebekan teroris di Pamulang, Selasa, 09 Maret 2010 menyebutkan bahwa seorang teroris yang tewas ditembak oleh Densus 88 diduga alah sosok Dulmatin. Namun sejauh ini pihak Polri masih belum memberikan kepastian mengenai korban tewas yang disebut-sebut adalah sosok Dulmatin tersebut.
Mengenai dugaan bahwa korban tewas adalah teroris Dulmatin, Kadiv Humas Mabes Polri Edward Aritonang berujar, "Belum ada kesimpulan bahwa itu Dulmatin," ujarnya melalui sambungan telepon saat dihubungi. Namun, ia mengakui korban memiliki kaitan dengan aksi terorisme yang tengah disorot di Aceh.
Jasad korban tewas kini telah berada di Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur. Edward menyatakan, "Proses identifikasi memang telah dilakukan, tapi itu memakan waktu. Nanti akan kami jelaskan," ujarnya. Ia mengakui aksi penggerebekan memang dilakukan pihak kepolisian dan hanya satu orang yang merupakan tersangka teroris yaitu orang yang telah tewas dalam baku tembak tersebut. Bila proses identifikasi telah lengkap, ia berjanji akan segera memberikan penjelasan kepada masyarakat.
Di sisi lain, mengenai wanita yang juga telah ditahan Densus 88, seorang saksi mata, yang berada di salon yang sama dengan wanita itu, mendeskripsikannya tersebut sebagai sosok wanita cantik dengan tinggi 155 cm dan berkulit putih. Ia tak mengenakan jilbab atau penutup kepala. "Perempuan itu cantik dan modis. Dia sedang di-creambath sambil bermain Facebook di ponselnya," jelas saksi mata tersebut.
Keluarga Belum Percaya Dulmatin Tewas
Meski diisukan telah tewas dalam penggerebekan teroris di Pamulang, namun keluarga dari Dulmatin tidak peryaca atas pemberitaan tersebut. Adalah Kakak Dulmatin alias Joko, Rahmat Azaman alias Azam Baabud menegaskan kalau dirumahnya tidak ada nama Dulmatin. “Saya tidak kenal Dulmatin, karena di rumah tidak ada nama Dulmatin,” tegas Azam. Namun Azam membenarkan adiknya Joko Pitono adalah Amar.
Dia membantah Amar memiliki kemampuan meracik bom dan meledakkannya. Saat sekolah, Joko adalah siswa yang biasa-biasa saja.
“Tidak mungkin anak sebaik dia meneror dengan bom berkekuatan besar dan membunuh ratusan orang. Itu tidak mungkin,” tukasnya.
Azam menuturkan, sejak dicari-cari oleh polisi, Joko tidak pernah lagi berhubungan dengan keluarganya. Bahkan saat ini ibunya, Hj Masriyati sudah sakit-sakitan karena sangat ingin bertemu dengannya.
Dia menyatakan tidak percaya kalau yang ditembak di Pamulang tersebut bukanlah Joko. Meski demikian, keluarga besar Usman hingga saat ini masih terus berusaha mencari Joko.
“Namanya saja keluarga ya kami tetap berusaha mencarinya,” tandas Azam. Hingga Selasa, belum ada pihak kepolisian yang memberitahukan kalau adiknya menjadi salah satu orang yang tertembak di Pamulang. Karenanya Azam yakin, adiknya masih hidup.
Sementara Farid juga menyatakan sulit percaya dengan kabar tersebut. Namun jelasnya, untuk memastikan tersangka tersebut adalah Ahmar alias Dulmatin, ada satu cirinya yaitu ada tahi lalat sebesar ujung kelingking di dagu sebelah kiri.
Sebelumnya Dulmatin juga pernah dikabarkan tewas ketika diserang oleh militer Filipina di Pulau Mindanao, Filipina Selatan pada Januari 2005, namun ternyata hal tersebut tidak dapat dikonfirmasi. Pihak militer Filipina kembali mengabarkan bahwa Dulmatin telah terluka dalam sebuah baku tembak di Jolo, Filipina Selatan pada 16 Januari 2007.
Karena Dulmatin dinilai sebagai tokoh yang paling penting dalam pegerakan terorisme internasional, maka Pemerintah Amerika Serikat hingga kini masih menyediakan 10 juta dolar AS bagi orang yang dapat memberikan informasi mengenai keberadaannya. Menurut keterangan pemerintah AS dalam pengumuman sayembaranya, Dulmatin adalah ahli elektronik yang pernah berlatih di kamp-kamp Al-Qaidah di Afganistan dan merupakan tokoh senior dalam Jemaah Islamiyah. Dulmatin berusia akhir 30-an, memiliki darah Arab, tinggi 172 cm, berat 70 kg, dengan warna kulit coklat.
Berita terakhir dari penggerebekan teroris di Pamulang, Selasa, 09 Maret 2010 menyebutkan bahwa seorang teroris yang tewas ditembak oleh Densus 88 diduga alah sosok Dulmatin. Namun sejauh ini pihak Polri masih belum memberikan kepastian mengenai korban tewas yang disebut-sebut adalah sosok Dulmatin tersebut.
Mengenai dugaan bahwa korban tewas adalah teroris Dulmatin, Kadiv Humas Mabes Polri Edward Aritonang berujar, "Belum ada kesimpulan bahwa itu Dulmatin," ujarnya melalui sambungan telepon saat dihubungi. Namun, ia mengakui korban memiliki kaitan dengan aksi terorisme yang tengah disorot di Aceh.
Jasad korban tewas kini telah berada di Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur. Edward menyatakan, "Proses identifikasi memang telah dilakukan, tapi itu memakan waktu. Nanti akan kami jelaskan," ujarnya. Ia mengakui aksi penggerebekan memang dilakukan pihak kepolisian dan hanya satu orang yang merupakan tersangka teroris yaitu orang yang telah tewas dalam baku tembak tersebut. Bila proses identifikasi telah lengkap, ia berjanji akan segera memberikan penjelasan kepada masyarakat.
Di sisi lain, mengenai wanita yang juga telah ditahan Densus 88, seorang saksi mata, yang berada di salon yang sama dengan wanita itu, mendeskripsikannya tersebut sebagai sosok wanita cantik dengan tinggi 155 cm dan berkulit putih. Ia tak mengenakan jilbab atau penutup kepala. "Perempuan itu cantik dan modis. Dia sedang di-creambath sambil bermain Facebook di ponselnya," jelas saksi mata tersebut.
Keluarga Belum Percaya Dulmatin Tewas
Meski diisukan telah tewas dalam penggerebekan teroris di Pamulang, namun keluarga dari Dulmatin tidak peryaca atas pemberitaan tersebut. Adalah Kakak Dulmatin alias Joko, Rahmat Azaman alias Azam Baabud menegaskan kalau dirumahnya tidak ada nama Dulmatin. “Saya tidak kenal Dulmatin, karena di rumah tidak ada nama Dulmatin,” tegas Azam. Namun Azam membenarkan adiknya Joko Pitono adalah Amar.
Dia membantah Amar memiliki kemampuan meracik bom dan meledakkannya. Saat sekolah, Joko adalah siswa yang biasa-biasa saja.
“Tidak mungkin anak sebaik dia meneror dengan bom berkekuatan besar dan membunuh ratusan orang. Itu tidak mungkin,” tukasnya.
Azam menuturkan, sejak dicari-cari oleh polisi, Joko tidak pernah lagi berhubungan dengan keluarganya. Bahkan saat ini ibunya, Hj Masriyati sudah sakit-sakitan karena sangat ingin bertemu dengannya.
Dia menyatakan tidak percaya kalau yang ditembak di Pamulang tersebut bukanlah Joko. Meski demikian, keluarga besar Usman hingga saat ini masih terus berusaha mencari Joko.
“Namanya saja keluarga ya kami tetap berusaha mencarinya,” tandas Azam. Hingga Selasa, belum ada pihak kepolisian yang memberitahukan kalau adiknya menjadi salah satu orang yang tertembak di Pamulang. Karenanya Azam yakin, adiknya masih hidup.
Sementara Farid juga menyatakan sulit percaya dengan kabar tersebut. Namun jelasnya, untuk memastikan tersangka tersebut adalah Ahmar alias Dulmatin, ada satu cirinya yaitu ada tahi lalat sebesar ujung kelingking di dagu sebelah kiri.
1 komentar :
tidak ada agama yg sah memerintahkan untuk membunuh kecuali terpaksa..dan itupun harus di kaji lbih dalam tntang mmbnuh jika trpaksa.
hkum di negara ini mnurutku ada tiga.1)H.Agama 2)H.Negara 3)H.Adat,dan itu hrus bisa menyeimbangkan.jgan jadi fanatisme yg brlebihan..oyi brow..!!
Posting Komentar