08 Desember 2009

Resume Pertemuan di Hotel Darmawangsa

Isi Email Resume Pertemuan di Hotel Darmawangsa - Sebuah email beredar dan memaparkan isi dari sebuah Resume Pertemuan di Hotel Darmawangsa, email yang beredar itu disebut sebagai Dokumen Dharmawangsa.

Foto Email Resume Pertemuan di Hotel DarmawangsaFoto Isi Email Dokumen Dharmawangsa (kaskus.us)

Adapun isi selengkapnya yang yang ada didalam Dokumen Dharmawangsa, atau yang emailnya berjudul Resume Pertemuan di Hotel Darmawangsa itu adalah dinilai sebagai skenario untuk menggulingkan pemerintah SBY.

Disebutkan pula bahwa telah ada pertemuan di Hotel Dharmawangsa, dan yang paling mengejutkan, nama-nama tokoh penting juga ikut disebut-sebut didalamnya. Adapun tokoh-tokoh yang disebutkan itu adalah Prabowo Subianto, Surya Paloh, Suryopratomo, Syafii Maarif, Din Syamsudin, Jusuf Kalla, Yudi Latif, Fajroel Rahman, Ray Rangkuti

Inilah isi Resume Pertemuan di Hotel Dharmawangsa yang disebut dengan Dokumen Dharmawangsa:

Analisa Situasi:

1. Isu korupsi adalah memang isu kelas menengah

2. Tidak menyentuh ke rakyat langsung

3. Namun berdasarkan pengalaman dalam demokrasi liberal, isu ini efektif untuk menjatuhkan kekuasaan SBY (ex: Gus Dur, Joseph Estrada, dll) melalui mekanisme parlementer

4. Di tingkat rakyat isu korupsi dapat menjadikan kekuasaan kehilangkan kepercayaan dan apatisme terhadap elite politik

5. Jika isu ini terus berkembang dan persoalan kemiskinan serta lapangan kerja akut akan menjadi potensi sentimen yang akut juga: akan menjadi kesamaan isu ekonomi, akan terdorong isu politik bisa mengulangi peristiwa Mei 1998.

Klarifikasi Target:

1. Memperbesar isu pemerintah bersih dan efektif hingga SBY terdelegitimasi

2. Reposisi jabatan dan tawar menawar mengganti posisi

3. Menggulingkan SBY sebelum 100 hari dengan parlementer

4. Menggulingkan SBY dengan amuk massa

Pola Gerakan

Mendorong Gerakan Atas :

1. Akan tetap dimotori kelompok yang berkumpul di Imparsial dan Kontras ditugaskan kepada Syafii Maarif dan Din Syamsudin yang masih bisa berbicara dengan Todung Mulya Lubis, Komarudin Hidayat, Goenawan Mohamad/Bambang Harry Murti.

Platform: Clean Goverment

Sasaran Prioritas: pemberantasan korupsi dengan membersihkan institusi penegak hukum. Kelompok ini cenderung bargaining karena mereka mendukung liberalisasi, dan berhenti setelah TPF terbentuk (tetapi ketika SBY berpidato tentang pengungkapan bank Century dianggap akan mengorbankan Wapres Boediono, kemudian mereka langsung menyerang SBY yang bakal jatuh sebelum 100 hari.

2. Akan tetap dimotori Kompak, (ditugaskan kpd Fadjroel Rahman, Ray Rangkuti dan Yudi Latif) posisi politik sama dengan yang dia tas seakan-akan mendorong semua institusi negara mematuhi rekomendasi TPF lalu didorong untuk menggulingkan SBY.

3. Forum Rektor, garisnya hampir sama menolak kriminalisasi KPK dan masuk ke isu Bank Century (Syafii Maarif)

4. Forum 28 (ditugaskan kepada Yudi Latif dan Fadjroel Rahman)

5. DPR, hak angket bank Century, tugas bersama JK dan Prabowo dengan melobi Aburizal Bakrie dan Megawati Soekarnoputri.

6. Media, ini cukup memberikan energi bagi pergerakan yang ada di bawah dimotori Metro TV dan TV One.

Dan media cetaknya adalah KOMPAS dan Media Indonesia. ditugaskan kepada Surya Paloh dan Suryopratomo

7. Facebooker, kelas menengah yang pro kemapanan sistemik, hitam putih melihat perkembangan politik mendorong agar tak berhenti di gerakan pembebasan Bibit & Chandra. (ditugaskan kepada tim IT kampanye Mega-Pro)

Segera mendekati simpul-simpul atau tokoh-tokoh massa gerakan bawah:

1. Gerakan spontan setelah Bibit & Chandra ditahan

2. Gerakan, mahasiswa aktif, akademisi, beberapa tokoh masyarakat

3. Bergerak di luar kampus

4. Bergerak sedikit meluas ke kota-kota

5. Walau belum melibatkan massa yang luas (para simpul atau tokoh ini bisa didekati dengan pendekatan yang persuasif dan materi untuk didorong ke gerakan penggulingan ditugaskan kepada Yudi Latif).

Surya Paloh Bantah Pertemuan Dharmawangsa

Surya Paloh yang namanya turut disebutkan didalam Resume Pertemuan di Hotel Darmawangsa membantah bahwa dirinya ikut dalam pertemuan di Hotel Dharmawangsa bersama sejumlah tokoh. "Tidak benar ada pertemuan (di) Dharmawangsa (yang) juga saja hadiri," kata Surya kepada Tempo di Jakarta, Senin (7/12)

Direncanakan, pada 9 Desember 2009, kelompok yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Bersih (GIB) akan mengerahkan ribuan massa. Aksi ini untuk memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia.

6 komentar :

Anonim mengatakan...

Didesain dengan sangat terperinci.. Mudah2an sesuai rencana,SBY membosankan, masak tentara cerewet, terus mengeluh n sok tau

Anonim mengatakan...

Luar biasa! Modus operandi yang juga sering digunakan oleh rezim Orba, dengan membidik orang2 kritis sbg upaya pembungkaman. Rakyat Indonesia sekarang sudah semakin cerdas, dan tidak mudah terpengaruh dengan dokumen "sampah".

Anonim mengatakan...

harap sabar,,khususnya untuk pak SBY, cobaan itu selalu ada, dan yang pasti di setiap cobaan itu selalu ada jalan keluarnya..
maju terus pak SBY, kami selalu mendukungmu..

Anonim mengatakan...

aku setuju banget SBY diganti.
Khan dia tujuannya sudah tercapai.
Ingat, sby ini ndiriin demokrat bertujuan menjadi presiden, lha sekarang khan sudah selesai. Jadi si demokrat ini sudah gak diperlukan lagi, kecuali kalau sby pengin jadi RAJJJJA.
Untuk orang yang kemarin milih demokrat, sadarlah kalian hanya diperalat SBY si tentara yang gak pernah perang, makanya cuman bisa ngomong aja dan tangannya kesana kemari menunjukkan ada sesuatu yang ditutup2i dan menunjukan si sby ini gak percaya diri.
SELAMAT BERJUANG GIB

iendonesia mengatakan...

Semoga aja rencana jahat ini tidak berhasil... Pertanyaan besarnya adalah, mengapa yang terlibat dalam pertemuan tersebut adalah tokoh-tokoh yang menjadi "TIM GAGAL CAPRES GAGAL TERPILIH"...????
Rakyat akan tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi akrobat dan sirkus politisi yang selalu mengatasnamakan rakyat, padahal memiliki kepentingan politik dengan balutan senyum manis dibibir padahal bermulut harimau....

Anonim mengatakan...

Jadi SBY Memang serba salah...
Sekian Banyak musuh yang Ingin menjadi Raja di Negri ini.
Apalagi mereka yg Rapat adalah mewakili Partai. Mereka juga yang rajanya Korupsi. Rakyat semakin Cerdas dan sangat Tau siapa keluarga Kalla dan Apa yeng pernah di lakukan Aburizal Bakrie dengan Lumpur Lapindo nya, Jangan lupakan itu bahwa SBY pun pernah bertoleransi dgn tidak mengusut hingga tuntas Kasus LAPINDO. dan Keluarga Kalla yang tidak mengijinkan SBY datang ke Makasar untuk menghadiri ACara yang di create oleh kalla. sungguh ini bukanlah para tokoh generasi Bung Karno. Yang ingin mengusung Nama Bangsa setara dengan Bangsa Eropa. Tidak mudah memang menjadi SBY. tapi menjadi Pemimpin harus cukup Pintar agar dapat lebih bermutu lagi di setiap langkah yang di jalankannya. Bukan melindungi Yang Salah, dan Menempatkan semua Jajaran di Indonesia Bersatu sesuai dengan keahliannya. Presiden bukan Boneka. Tapi Panutan. Apakah saya masih cinta dengan tokoh Idaman saya Prabowo dan Surya Paloh... ???
Nanti dulu, Mari tempatkan semua sebagai Partai Oposisi yang Cermat melihat Dunia Politik dalam negri kita byang makin Turun Martabatnya.

Siapa Tokoh yang merusak bangsa ini...???
Dan mari tempatkan diri kita adalah Wakil Rakyat, Bukan wakil Partai. Wahai Demokrat,... Lakukanlah yang terbaik untuk Rakyat. Bukan Untuk kepentingan Demokrat semata. Itu kalau ingin semua Masyrakat tidak terpengaruh. Jangan hanya Diam... Diam itu bukan Lagi Emas. Diam itu tanda kita kurang cukup Pintar untuk menghadapi Musuh di depan mata.

Ingat, Perempuan Indonesia Harus Pintar. dan saya akan mendukung apa yang Presiden kita Lakukan semata untuk Kebenaran. tapi kalo seorang Presiden melakukan hal yang salah, Tidak Wajib hukumnya kita dukung.

Tulisan Terkait: