08 Juli 2009

Inilah Kecurangan Pilpres 2009

Inilah Kecurangan Pilpres 2009 - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 telah berlangsung dengan aman dan damai hampir merata diseluruh bagian wilayah Indonesia, hari ini Rabu (08/07/09). Namun proses Pilpres yang terlihat berlangsung alot masih juga terjadi kecurangan-kecurangan, dan hal tersebut ditemukan oleh tim sukses JK-Wiranto.

Kecurangan yang ditemukan oleh Tim Kampanye Nasional (Tim Kamnas) pasangan JK-Wiranto terebut terjadi di tempat pemungutan suara (TPS), dimana formulir C-1 yang telah ditandatangani ditemukan sebelum perhitungan suara selesai.

Kami Timkamnas mendapat masukan yang sifatnya akurasi data antara lain ditemukan di beberapa TPS, misalnya formulir C-1 telah ditandatangani terlebih dahulu, padahal acara belum selesai," ujar Ketua Timkamnas JK-Wiranto Fachmi Idris kepada wartawan di sekretariat Tim Kamnas JK-Wiranto, Jl Ki Mangun Sarkoro, Jakarta Pusat. Formulir C-1 adalah berita acara rekapitulasi pemungutan suara.

Mengenai temuan tersebut, pihaknya mengaku akan melakukan pengecekan ke Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). "Akan kita verifikasi kembali tingkat kebenarannya. Bisa seratus persen benar, bisa juga seratus persen salah," katanya.

Namun, dia menegaskan, jika pelanggaran itu terbukti benar, pihaknya akan melaporkan hal tersebut ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). "Pelanggaran tetap pelanggaran, jadi harus dilaporkan ke Bawaslu. Kalau temuan semua sudah di verifikasi, paling lambat satu minggu kita laporkan ke Bawaslu. Saya katakan paling lambat satu minggu, berarti besok juga bisa," tegasnya.

Meski pihaknya menemukan pelanggaran tersebut, dia menyangkal bahwa temuan tersebut bisa menguntungkan pasangan lain. "Temuan pelanggaran tidak harus menguntungkan pasangan lain atau tidak," kilahnya.

Selain pelanggaran itu, timnya juga mengaku menemukan 30 pelanggaran lainnya. "Jadi laporan tim di lapangan ada sekitar 30 item pelanggaran. Paling banyak di Jawa, ada juga di Papua," urainya.

Terkait perolehan suara JK-Wiranto yang terpaut jauh dari pasangan SBY-Boediono dan Mega-Prabowo, Fachmi menanggapinya dengan santai. "Siapa saja dari berbagai pihak harus menghargai keputusan KPU. Semoga KPU bisa melaksanakan peran dan fungsinya lebih baik. Terhadap hasil KPU, kami akan menerima dengan lapang dada," pungkasnya.

0 komentar :

Tulisan Terkait: