Karena kekurangan dana tim PSIS Semarang senior akhirnya dibubarkan. Sisa pertandingan Liga Super akhirnya dilanjutkan oleh tim yunior.
Salah satu pengurus yang dihubungi detiksport membenarkan pembubaran tim kebanggaan orang Semarang itu. "Ketua Umum (PSIS) beralasan tak ada dana," kata pengurus yang enggan disebut namanya kepada detiksport melalui telepon, Selasa (5/5/2009).
Ketua Umum PSIS Sukawi Sutarip mengatakan, sejauh ini, tim telah menghabiskan dana sebesar Rp 6 miliar. Sementara pemasukan sangat minim. "Kontrak seluruh pemain dan pelatih habis hari ini. Gaji dibayarkan maksimal pada tanggal 10 bulan ini," Sukawi kepada wartawan.
Sebelum membubarkan, Sukawi mengaku sempat berkonsultasi dengan BLI. "Dan tidak masalah," ungkapnya.
Sukawi yang juga walikota Semarang itu mengatakan tujuh sisa laga di Liga Super akan dilanjutkan oleh tim yunior. Menurutnya, hal ini bisa menghemat dana. "Dana yang ada hanya cukup untuk menggaji pemain yunior," jelasnya.
Sukawi juga mengambil kebijakan tak akan bertanding melawan tim yang berasal dari tempat yang jauh. Untuk melanjutkan sisa pertandingan di liga Super, tim yunior diperkirakan menghabiskan Rp 1,5 miliar.
Dalam klasemen sementara, PSIS yang menggantungkan hidupnya dari APBD ini terpuruk di papan bawah. Ia hanya mampu menang 4 kali dari 27 pertandingan, 7 kali seri dan 16 kali kalah.
Untuk melanjutkan laga, beberapa waktu lalu tim yang pernah menjuarai Liga Indonesia ini sempat akan diberi dana oleh pemkot. Namun DPRD menghadang rencana tersebut. Bahkan Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, turut tangan dan menolak pemberian dana ke PSIS. Akhirnya, hingga dibubarkan tim berjuluk Mahesa Jenar itu tak mendapat kucuran APBD. (detiksport)
Salah satu pengurus yang dihubungi detiksport membenarkan pembubaran tim kebanggaan orang Semarang itu. "Ketua Umum (PSIS) beralasan tak ada dana," kata pengurus yang enggan disebut namanya kepada detiksport melalui telepon, Selasa (5/5/2009).
Ketua Umum PSIS Sukawi Sutarip mengatakan, sejauh ini, tim telah menghabiskan dana sebesar Rp 6 miliar. Sementara pemasukan sangat minim. "Kontrak seluruh pemain dan pelatih habis hari ini. Gaji dibayarkan maksimal pada tanggal 10 bulan ini," Sukawi kepada wartawan.
Sebelum membubarkan, Sukawi mengaku sempat berkonsultasi dengan BLI. "Dan tidak masalah," ungkapnya.
Sukawi yang juga walikota Semarang itu mengatakan tujuh sisa laga di Liga Super akan dilanjutkan oleh tim yunior. Menurutnya, hal ini bisa menghemat dana. "Dana yang ada hanya cukup untuk menggaji pemain yunior," jelasnya.
Sukawi juga mengambil kebijakan tak akan bertanding melawan tim yang berasal dari tempat yang jauh. Untuk melanjutkan sisa pertandingan di liga Super, tim yunior diperkirakan menghabiskan Rp 1,5 miliar.
Dalam klasemen sementara, PSIS yang menggantungkan hidupnya dari APBD ini terpuruk di papan bawah. Ia hanya mampu menang 4 kali dari 27 pertandingan, 7 kali seri dan 16 kali kalah.
Untuk melanjutkan laga, beberapa waktu lalu tim yang pernah menjuarai Liga Indonesia ini sempat akan diberi dana oleh pemkot. Namun DPRD menghadang rencana tersebut. Bahkan Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, turut tangan dan menolak pemberian dana ke PSIS. Akhirnya, hingga dibubarkan tim berjuluk Mahesa Jenar itu tak mendapat kucuran APBD. (detiksport)
0 komentar :
Posting Komentar