Diduga karena cintanya ditolak itulah, Kamis (30/4) malam tadi, Ud nekat membunuh tantenya itu. Akibat sabetan senjata tajam, EP, warga Desa Loramkulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengalami luka serius di bagian kepala.
Ketika ditemui di Rumah Sakit Mardirahayu Kudus, Jumat (1/5), EP mengaku sering bertemu dengan pelaku, tetapi mengatakan tidak memiliki kedekatan yang bisa disebut sebagai hubungan kekasih.
"Saya tidak mungkin berkencan dengan dia yang masih berstatus pelajar. Saya memiliki suami dan dua anak," ujarnya.
Namun, penolakan korban itu ternyata membuat pelajar ini nekat melakukan penganiayaan hingga menyebabkan korban menderita luka sobek dan harus dilakukan 25 jahitan.
Sebelum kejadian, katanya, Ud mendatangi rumah EP sekitar pukul 22.00. "Karena tidak enak dengan tetangga, saya menawarkan kepada dia untuk bertemu di tempat tertentu," ujarnya.
Mereka pun janjian bertemu di depan Museum Kretek. Tiba di tempat yang sudah disepakati sekitar pukul 23.00, EP melihat Ud bersama tiga orang temannya yang berboncengan dengan dua sepeda motor.
Ud dan satu temannya kemudian menemui EP, sedangkan dua temannya yang lain menunggu di tepi jalan. Pada pertemuan menjelang tengah malam itu, Ud menyatakan cintanya kepada EP yang sudah punya dua anak dan memiliki ikatan saudara itu.
Korban berusaha menolak secara halus dengan mengingatkan bahwa Ud masih pelajar dan sedang konsentrasi ujian akhir. "Nanti saja, setelah selesai ujian nasional (UN)," ujarnya mencoba meredam emosinya.
Namun, penolakan itu justru membuat Ud yang masih dalam pengaruh minuman keras itu langsung naik pitam dan memarahi korban. Sambil mengumpat-umpat, Ud dan temannya menghajar EP menggunakan senjata tajam. Akibatnya, bagian kepala hingga sekujur tubuh tantenya itu berlumuran darah.
EP berupaya lari menyelamatkan diri sambil berteriak minta tolong warga sekitar yang kebetulan masih berada di dekat museum, sementara Ud dan tiga temannya langsung melarikan diri karena khawatir menjadi amuk massa.
Warga sekitar yang melihat korban bersimbah darah langsung memberikan pertolongan. Dengan menggunakan mobil patroli milik PT Djarum, EP langsung dibawa ke RSU Mardirahayu.
Tante yang malang itu mengalami empat luka seperti terkena sabetan benda tajam pada kepala bagian belakang, masing-masing sepanjang 8 cm dan harus dilakukan 25 jahitan.
Kepala Polsek Jati Ajun Komisaris Yanu Wartono mengatakan, pihaknya hingga kini masih mengejar para pelaku yang sudah diketahui identitasnya. (kompas.com)
0 komentar :
Posting Komentar