PM Malaysia Najib Tun Razak mengatakan Indonesia amat penting bagi Malaysia sehingga hubungan dua negara harus selalu dijaga dan ditingkatkan.
Hal itu dikemukakan beberapa kali oleh PM Malaysia yang baru itu kepada tujuh media Indonesia yang mewawancarai khusus di ruang kerjanya di Putrajaya, Selasa (7/4). Mereka ialah Kantor berita Antara, Kompas, Media Indonesia, Republika, Jakarta Post, Sinar Harapan, Gatra, RCTI dan kantor berita Malaysia Bernama.
Najib mengatakan, dia melanjutkan apa yang sudah dilakukan pendahulunya Pak Lah, panggilan akrab Abdullah Ahmad Badawi, untuk membangun hubungan baik dengan presiden dan wakil presiden Indonesia, secara formal dan personal.
"Ketika percakapan dengan Presiden Yudhoyono, kami sepakat untuk bisa bicara langsung via telepon jika ada masalah yang timbul. Selain membangun hubungan formal juga membangun hubungan baik secara personal antar pemimpin," kata PM Malaysia keturunan Bugis itu.
Presiden Yudhoyono telah menelepon Najib Tun Razak untuk memberikan ucapan selamat, Minggu malam.
"Membina hubungan baik dengan Indonesia itu sangat penting karena dari segi strategis, kultural, agama, dan emosi sangat susah untuk dipisahkan antara Indonesia dengan Malaysia," kata Najib yang pertama kali memberikan wawancara kepada sejumlah wartawan seusai dilantik menjadi PM Malaysia ke-6, Jumat (3/4).
Ketika ditanya upaya apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan lagi hubungan bilateral, Najib mengemukakan sejumlah kerja sama di bidang ekonomi.
Ia akan mendorong saling investasi antara pengusaha Indonesia-Malaysia. "Contohnya Hotel Sheraton yang mewah di Kuala Lumpur dan Hotel Westin di Langkawi keduanya milik warga Indonesia. Ini merupakan contoh yang baik," katanya.
Oleh sebab itu, sejumlah investasi warga Malaysia ke Indonesia misalkan di bidang perkebunan kelapa sawit diupayakan ada mitranya dari Indonesia. Agar tidak 100 persen dikuasai oleh orang Malaysia.
PM Malaysia juga melihat potensi strategis investasi di sektor energi. "Energi listrik dari pembangkit di Bakun, Sarawak Tengah, sedang dikaji apakah akan disalurkan ke Semenanjung Malaysia atau ekspor ke Kalimantan. Atau impor energi dari Sumatera ke Semenanjung Malaysia. Itulah beberapa potensi kerjasama ekonomi Indonesia-Malaysia yang bisa dikembangkan nanti," katanya.
"Ada juga gagasan yang dikemukakan ketua menteri (gubernur) Melaka mengenai pembangunan jembatan Sumatera dengan Semenanjung Malaysia. Ini perlu kajian yang lebih mendalam lagi," katanya.
Sebagai mantan menteri pemuda, Najib juga bertekad mempererat hubungan baik generasi muda Indonesia-Malaysia melalui berbagai kegiatan saling berkunjung dan mengenal negara serta sejarah masing-masing. "Ketika saya menjadi menteri pemuda, gagasan dialog Malindo adalah gagasan saya," katanya.
Begitu menjadi perdana menteri baru di Malaysia, Najib memberikan wawancara khusus yang pertama kalinya kepada beberapa media dari Indonesia. "Ini pertama kali juga saya duduk di meja rapat ini sejak menjadi perdana menteri Malaysia untuk menerima anda semua wartawan Indonesia," katanya. (kompas.com)
Hal itu dikemukakan beberapa kali oleh PM Malaysia yang baru itu kepada tujuh media Indonesia yang mewawancarai khusus di ruang kerjanya di Putrajaya, Selasa (7/4). Mereka ialah Kantor berita Antara, Kompas, Media Indonesia, Republika, Jakarta Post, Sinar Harapan, Gatra, RCTI dan kantor berita Malaysia Bernama.
Najib mengatakan, dia melanjutkan apa yang sudah dilakukan pendahulunya Pak Lah, panggilan akrab Abdullah Ahmad Badawi, untuk membangun hubungan baik dengan presiden dan wakil presiden Indonesia, secara formal dan personal.
"Ketika percakapan dengan Presiden Yudhoyono, kami sepakat untuk bisa bicara langsung via telepon jika ada masalah yang timbul. Selain membangun hubungan formal juga membangun hubungan baik secara personal antar pemimpin," kata PM Malaysia keturunan Bugis itu.
Presiden Yudhoyono telah menelepon Najib Tun Razak untuk memberikan ucapan selamat, Minggu malam.
"Membina hubungan baik dengan Indonesia itu sangat penting karena dari segi strategis, kultural, agama, dan emosi sangat susah untuk dipisahkan antara Indonesia dengan Malaysia," kata Najib yang pertama kali memberikan wawancara kepada sejumlah wartawan seusai dilantik menjadi PM Malaysia ke-6, Jumat (3/4).
Ketika ditanya upaya apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan lagi hubungan bilateral, Najib mengemukakan sejumlah kerja sama di bidang ekonomi.
Ia akan mendorong saling investasi antara pengusaha Indonesia-Malaysia. "Contohnya Hotel Sheraton yang mewah di Kuala Lumpur dan Hotel Westin di Langkawi keduanya milik warga Indonesia. Ini merupakan contoh yang baik," katanya.
Oleh sebab itu, sejumlah investasi warga Malaysia ke Indonesia misalkan di bidang perkebunan kelapa sawit diupayakan ada mitranya dari Indonesia. Agar tidak 100 persen dikuasai oleh orang Malaysia.
PM Malaysia juga melihat potensi strategis investasi di sektor energi. "Energi listrik dari pembangkit di Bakun, Sarawak Tengah, sedang dikaji apakah akan disalurkan ke Semenanjung Malaysia atau ekspor ke Kalimantan. Atau impor energi dari Sumatera ke Semenanjung Malaysia. Itulah beberapa potensi kerjasama ekonomi Indonesia-Malaysia yang bisa dikembangkan nanti," katanya.
"Ada juga gagasan yang dikemukakan ketua menteri (gubernur) Melaka mengenai pembangunan jembatan Sumatera dengan Semenanjung Malaysia. Ini perlu kajian yang lebih mendalam lagi," katanya.
Sebagai mantan menteri pemuda, Najib juga bertekad mempererat hubungan baik generasi muda Indonesia-Malaysia melalui berbagai kegiatan saling berkunjung dan mengenal negara serta sejarah masing-masing. "Ketika saya menjadi menteri pemuda, gagasan dialog Malindo adalah gagasan saya," katanya.
Begitu menjadi perdana menteri baru di Malaysia, Najib memberikan wawancara khusus yang pertama kalinya kepada beberapa media dari Indonesia. "Ini pertama kali juga saya duduk di meja rapat ini sejak menjadi perdana menteri Malaysia untuk menerima anda semua wartawan Indonesia," katanya. (kompas.com)
0 komentar :
Posting Komentar