Jepang selama ini identik dengan negara maju yang masih memegang budaya mereka dengan kuat. Namun di balik budaya dan tradisi yang kuat itu, industri pornografi ternyata juga tumbuh dengan subur pula. Buat yang sering 'terkoneksi internet' barang kali nama AV Idol bukanlah nama yang asing lagi.
AV Idol (Adult Video Idol) adalah sebutan buat para aktris atau model yang bekerja di bidang pornografi di Jepang. Sebutan ini mulai muncul di awal tahun 80-an dan kian hari kian berkembang dengan pesat. Bahkan saat ini ada lebih dari 25 studio yang mengkhususkan dalam produksi video porno. Itu belum termasuk industri media cetak yang juga tak kalah pesatnya. Ini menunjukkan bahwa industri ini bukanlah industri main-main atau industri underground. Mereka punya bisnis yang dikelola dengan baik secara profesional layaknya industri lain.
Pornografi Jepang juga punya karakteristik unik bila dibandingkan dengan pornografi barat pada umumnya. Misalnya saja, di Jepang, topik yang sering kali jadi ide dasar adalah hubungan seks dengan gadis-gadis yang masih menggunakan seragam sekolah. Dunia barat menganggap pornografi Jepang berpusat pada kekerasan dan hubungan seksual dengan anak di bawah umur, sesuatu yang di barat dianggap 'asing'.
Pornografi Jepang juga punya banyak wujud selain dalam bentuk video dan gambar. Industri komik porno atau computer games yang sarat dengan muatan pornografi juga cukup laris di negeri matahari terbit ini namun tentu saja industri ini tak sebesar industri video porno yang telah melahirkan banyak bintang, seperti Maria Ozawa misalnya. Cewek yang baru berusia 23 tahun ini sudah menekuni bisnis ini selama hampir empat tahun.
Sejak tahun 80-an ada banyak nama yang identik dengan label AV Idols ini. Misalnya saja Kate Asabuki, Hitomi Kobayashi atau Nao Saejima yang populer di tahun 80-an sementara nama-nama seperti Akira Fubuki, Ai Iijima, atau Aika Miura baru muncul di era 90-an. Di tahun 2000-an ini nama yang paling populer bisa jadi memang adalah Maria Ozawa atau yang juga dikenal dengan nama Miyabi ini.
Ratusan AV Idol yang pernah ada hingga saat ini rata-rata memiliki masa aktif sekitar satu tahun saja. Selama satu tahun itu rata-rata mereka menghasilkan sekitar lima sampai sepuluh video. Beberapa Idol memang sempat melegenda dan memiliki karir lebih dari satu tahun. Kaoru Kuroki bahkan sempat dianggap sebagai aktris porno yang berhasil mengangkat status AV Idol menjadi orang yang terhormat juga di mata masyarakat. Ia memilih menjadi AV Idol meski sebenarnya ia juga punya karir yang bagus di televisi.
Yang jelas, bisnis ini adalah bisnis yang sangat menguntungkan. Konon, bisnis ini bernilai sekitar Rp 46 triliun per tahunnya. Tahun 1992 saja bisnis ini bisa menghasilkan 11 film dalam satu harinya dan menguasai sekitar 30% rental video di sana. Dua tahun berikutnya, data mencatat bahwa dalam satu tahun Jepang bisa memproduksi 14 ribu video porno sementara di Amerika Serikat dalam waktu yang sama hanya mampu memproduksi sekitar 2.500 video saja. (kapanlagi.com)
AV Idol (Adult Video Idol) adalah sebutan buat para aktris atau model yang bekerja di bidang pornografi di Jepang. Sebutan ini mulai muncul di awal tahun 80-an dan kian hari kian berkembang dengan pesat. Bahkan saat ini ada lebih dari 25 studio yang mengkhususkan dalam produksi video porno. Itu belum termasuk industri media cetak yang juga tak kalah pesatnya. Ini menunjukkan bahwa industri ini bukanlah industri main-main atau industri underground. Mereka punya bisnis yang dikelola dengan baik secara profesional layaknya industri lain.
Pornografi Jepang juga punya karakteristik unik bila dibandingkan dengan pornografi barat pada umumnya. Misalnya saja, di Jepang, topik yang sering kali jadi ide dasar adalah hubungan seks dengan gadis-gadis yang masih menggunakan seragam sekolah. Dunia barat menganggap pornografi Jepang berpusat pada kekerasan dan hubungan seksual dengan anak di bawah umur, sesuatu yang di barat dianggap 'asing'.
Pornografi Jepang juga punya banyak wujud selain dalam bentuk video dan gambar. Industri komik porno atau computer games yang sarat dengan muatan pornografi juga cukup laris di negeri matahari terbit ini namun tentu saja industri ini tak sebesar industri video porno yang telah melahirkan banyak bintang, seperti Maria Ozawa misalnya. Cewek yang baru berusia 23 tahun ini sudah menekuni bisnis ini selama hampir empat tahun.
Sejak tahun 80-an ada banyak nama yang identik dengan label AV Idols ini. Misalnya saja Kate Asabuki, Hitomi Kobayashi atau Nao Saejima yang populer di tahun 80-an sementara nama-nama seperti Akira Fubuki, Ai Iijima, atau Aika Miura baru muncul di era 90-an. Di tahun 2000-an ini nama yang paling populer bisa jadi memang adalah Maria Ozawa atau yang juga dikenal dengan nama Miyabi ini.
Ratusan AV Idol yang pernah ada hingga saat ini rata-rata memiliki masa aktif sekitar satu tahun saja. Selama satu tahun itu rata-rata mereka menghasilkan sekitar lima sampai sepuluh video. Beberapa Idol memang sempat melegenda dan memiliki karir lebih dari satu tahun. Kaoru Kuroki bahkan sempat dianggap sebagai aktris porno yang berhasil mengangkat status AV Idol menjadi orang yang terhormat juga di mata masyarakat. Ia memilih menjadi AV Idol meski sebenarnya ia juga punya karir yang bagus di televisi.
Yang jelas, bisnis ini adalah bisnis yang sangat menguntungkan. Konon, bisnis ini bernilai sekitar Rp 46 triliun per tahunnya. Tahun 1992 saja bisnis ini bisa menghasilkan 11 film dalam satu harinya dan menguasai sekitar 30% rental video di sana. Dua tahun berikutnya, data mencatat bahwa dalam satu tahun Jepang bisa memproduksi 14 ribu video porno sementara di Amerika Serikat dalam waktu yang sama hanya mampu memproduksi sekitar 2.500 video saja. (kapanlagi.com)
0 komentar :
Posting Komentar