Berita tentang keberadaan awan aneh yang berwarna putih yang muncul di langit jakarta, pada hari senin (2/3) pagi, memang telah menjadi perbincangan yang menghangat ditengah masyarakat, mengingat mitos yang beredar bila terjadi fenomena awan aneh seperti ini muncul, maka akan terjadi bencana alam, berikut adalah berita selengkapnya yang di kutip dari situs tribunbatam.co.id
GUMPALAN awan aneh berwarna putih muncul di langit Jakarta, Senin (2/3) pagi. Awan berbentuk tiang itu berbeda dengan gumpalan awan lain di sekitarnya. Sementara di Sulawesi Tengah terjadi gempa berkekuatan 5,7 Skala Richter (SR) yang membuat retak ratusan bangunan.
Awan serupa pernah terjadi di Kobe, Jepang. Awam tegak muncul delapan hari sebelum tragedi gempa 7,2 SR mengguncang Kobe pada 17 Januari 1995. Gempa ini menewaskan 4.571 orang, 14.678 terluka, dan 222.127 warga mengungsi.
Pada 17 Juli 2006, kawasan Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis dan sekitarnya diguncang gempa berkekuatan 6,8 SR yang terjadi juga menyebabkan gelombang tsunami yang menerjang Pantai Selatan Jawa Barat seperti Cilauteureun-Kabupaten Garut, Cipatujah-Kabupaten Tasikmalaya, Pantai Selatan Cianjur dan Sukabumi.
Tsunami juga menerjang Pantai Cilacap dan Kebumen Jawa Tengah, serta Pantai Selatan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Dua bulan sebelumnya, gempa juga telah mengguncang Kota Yogyakarta. Itu terjadi pada tanggal 27 Mei 2006. Saat terjadi bencana itu, warga melihat awan tegak lurus.
Berkembang mitos di masyarakat bahwa awan tegak lurus tersebut berkaitan dengan gempa. Apalagi fenomena serupa pernah terjadi di Kobe pada 17 Januari 1995, sebagaimana disebutkan di atas. Beberapa pendapat mengatakan, awan tegak muncul karena proses pergeseran lempeng bumi menghasilkan gelombang elektromanetis yang kemudian menghisap awan, sehingga bentuknya aneh alias tegak lurus seperti tiang.
Namun, tanggapan para ahli geologi, awan tersebut tidak ada kaitan sama sekali dengan kedua gempa tersebut. Lantas, apakah awan tegak lurus yang kemarin muncul di Jakarta ada kaitannya dengan bakal munculnya gempa kuat?
Sekali lagi, menurut para ahli geologi, gempa adalah fenomena alam yang paling sulit diprediksi. Bahkan tidak bisa diprediksi sebelumnya. Kesimpulannya, kedua fenomena alam tersebut tidak ada kaitannya. Kendati begitu, belum ada ahli yang menjelaskan mengenai penyebab awan ‘aneh’ tersebut.
Gempa Palu
Gempa 5,7 SR mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (2/3) pukul 08:12 Wita. Ribuan penduduk setempat panik dan berhamburan keluar rumah. Belum ada laporan mengenai korban cedera maupun korban jiwa, namun gempa tersebut menyebabkan kerusakan.
Ratusan rumah penduduk dan fasilitas umum pada belasan desa di Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi, mengalami kerusakan. Kendati Umumnya tingkat kerusakan bangunan itu masuk kategori rusak ringan dan rusak sedang seperti retak-retak hingga menganga.
Kapolsek Dolo Barat, Iptu Ridwan Hutagaol mengatakan, kerusakan bangunan sebagian besar berada di desa dekat pusat gempa, semisal Pesaku, Sibowi, dan Bobo.
Di Palu, banyak penduduk setempat berhamburan keluar rumah saat terjadi gempa, termasuk anak sekolah dan pasien di rumah-rumah sakit serta pegawai di perkantoran.
Bahkan kegiatan belajar-mengajar di TK hingga SLTA dihentikan. Murid-muridnya dipulangkan lebih awal guna menghindari terjadinya korban jiwa apabila muncul gempa susulan yang lebih keras.
“Waktu terjadi gempa hampir semua teman saya menangis karena ketakutan. Lalu, kami semua disuruh keluar di halaman upacara sambil menunggu jemputan,” kata Sitti Syakira (7), siswi SD Negeri 25 di Jl Ahmad Yani Palu.
Gelombang tinggi
BMG mengeluarkan peringatan dini melalui situsnya agar masyarakat mewaspadai hujan deras, petir, dan angin kencang. Kondisi itu berpeluang terjadi antara tanggal 3 - 9 Maret 2009 di berbagai wilayah, termasuk Kepulauan Riau.
BMG juga memperingatkan bahwa antara tanggal 3-4 Maret, mulai pukul 07.00 WIB, berpeluang terjadi gelombang setinggi 2 - 4 meter, termasuk di Laut Natuna. Gelombang setinggi itu sangat berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang, tugboat, roro, LCT dan Ferry. Gelombang setinggi 4 - 5 meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia selatan Jawa Tengah yang berbahaya bagi semua jenis kapal.
Bagi nelayan di pantai selatan Provinsi DI Yogyakarta, diingatkan untuk waspada terhadap gelombang tinggi yang terjadi akibat bibit badai di barat daya Bengkulu. Gelombang 3 meter diperkirakan berlangsung hingga 3 hari ke depan.
Sebelumnya Karo Cyber telah mengutip berita dari situs detik.com yang menyatakan bahwa awan aneh di langit Jakarta hanyalah awan biasa dan tidak ada unsur-unsur bertanda akan terjadi sebuah bencana bisa anda baca disini
GUMPALAN awan aneh berwarna putih muncul di langit Jakarta, Senin (2/3) pagi. Awan berbentuk tiang itu berbeda dengan gumpalan awan lain di sekitarnya. Sementara di Sulawesi Tengah terjadi gempa berkekuatan 5,7 Skala Richter (SR) yang membuat retak ratusan bangunan.
Awan serupa pernah terjadi di Kobe, Jepang. Awam tegak muncul delapan hari sebelum tragedi gempa 7,2 SR mengguncang Kobe pada 17 Januari 1995. Gempa ini menewaskan 4.571 orang, 14.678 terluka, dan 222.127 warga mengungsi.
Pada 17 Juli 2006, kawasan Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis dan sekitarnya diguncang gempa berkekuatan 6,8 SR yang terjadi juga menyebabkan gelombang tsunami yang menerjang Pantai Selatan Jawa Barat seperti Cilauteureun-Kabupaten Garut, Cipatujah-Kabupaten Tasikmalaya, Pantai Selatan Cianjur dan Sukabumi.
Tsunami juga menerjang Pantai Cilacap dan Kebumen Jawa Tengah, serta Pantai Selatan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Dua bulan sebelumnya, gempa juga telah mengguncang Kota Yogyakarta. Itu terjadi pada tanggal 27 Mei 2006. Saat terjadi bencana itu, warga melihat awan tegak lurus.
Berkembang mitos di masyarakat bahwa awan tegak lurus tersebut berkaitan dengan gempa. Apalagi fenomena serupa pernah terjadi di Kobe pada 17 Januari 1995, sebagaimana disebutkan di atas. Beberapa pendapat mengatakan, awan tegak muncul karena proses pergeseran lempeng bumi menghasilkan gelombang elektromanetis yang kemudian menghisap awan, sehingga bentuknya aneh alias tegak lurus seperti tiang.
Namun, tanggapan para ahli geologi, awan tersebut tidak ada kaitan sama sekali dengan kedua gempa tersebut. Lantas, apakah awan tegak lurus yang kemarin muncul di Jakarta ada kaitannya dengan bakal munculnya gempa kuat?
Sekali lagi, menurut para ahli geologi, gempa adalah fenomena alam yang paling sulit diprediksi. Bahkan tidak bisa diprediksi sebelumnya. Kesimpulannya, kedua fenomena alam tersebut tidak ada kaitannya. Kendati begitu, belum ada ahli yang menjelaskan mengenai penyebab awan ‘aneh’ tersebut.
Gempa Palu
Gempa 5,7 SR mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (2/3) pukul 08:12 Wita. Ribuan penduduk setempat panik dan berhamburan keluar rumah. Belum ada laporan mengenai korban cedera maupun korban jiwa, namun gempa tersebut menyebabkan kerusakan.
Ratusan rumah penduduk dan fasilitas umum pada belasan desa di Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi, mengalami kerusakan. Kendati Umumnya tingkat kerusakan bangunan itu masuk kategori rusak ringan dan rusak sedang seperti retak-retak hingga menganga.
Kapolsek Dolo Barat, Iptu Ridwan Hutagaol mengatakan, kerusakan bangunan sebagian besar berada di desa dekat pusat gempa, semisal Pesaku, Sibowi, dan Bobo.
Di Palu, banyak penduduk setempat berhamburan keluar rumah saat terjadi gempa, termasuk anak sekolah dan pasien di rumah-rumah sakit serta pegawai di perkantoran.
Bahkan kegiatan belajar-mengajar di TK hingga SLTA dihentikan. Murid-muridnya dipulangkan lebih awal guna menghindari terjadinya korban jiwa apabila muncul gempa susulan yang lebih keras.
“Waktu terjadi gempa hampir semua teman saya menangis karena ketakutan. Lalu, kami semua disuruh keluar di halaman upacara sambil menunggu jemputan,” kata Sitti Syakira (7), siswi SD Negeri 25 di Jl Ahmad Yani Palu.
Gelombang tinggi
BMG mengeluarkan peringatan dini melalui situsnya agar masyarakat mewaspadai hujan deras, petir, dan angin kencang. Kondisi itu berpeluang terjadi antara tanggal 3 - 9 Maret 2009 di berbagai wilayah, termasuk Kepulauan Riau.
BMG juga memperingatkan bahwa antara tanggal 3-4 Maret, mulai pukul 07.00 WIB, berpeluang terjadi gelombang setinggi 2 - 4 meter, termasuk di Laut Natuna. Gelombang setinggi itu sangat berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang, tugboat, roro, LCT dan Ferry. Gelombang setinggi 4 - 5 meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia selatan Jawa Tengah yang berbahaya bagi semua jenis kapal.
Bagi nelayan di pantai selatan Provinsi DI Yogyakarta, diingatkan untuk waspada terhadap gelombang tinggi yang terjadi akibat bibit badai di barat daya Bengkulu. Gelombang 3 meter diperkirakan berlangsung hingga 3 hari ke depan.
Sebelumnya Karo Cyber telah mengutip berita dari situs detik.com yang menyatakan bahwa awan aneh di langit Jakarta hanyalah awan biasa dan tidak ada unsur-unsur bertanda akan terjadi sebuah bencana bisa anda baca disini
0 komentar :
Posting Komentar