Adi (16), bukan nama sebenarnya, seorang siswa SMA Negeri 1 di Kota Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur (Kaltim), mengalami perbuatan biadab. Dia ditelanjangi kemudian direkam oleh teman-temannya sendiri di ruang kelas.
Perbuatan memalukan itu terjadi Rabu (11/02/2009) lalu. Saat itu para siswa sedang memasuki waktu istirahat pertama sekitar pukul 10.15 Wita. Adi yang sedang berbenah buku usai usai mengikuti pelajaran Bahasa Inggris tiba-tiba disergap rekan-rekannya.
"Mereka langsung membuka baju saya dan merekamnya dengan handphone (HP)," kata Adi, ditemui detikcom di
rumahnya di kawasan Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Selasa (17/02/2009).
Aksi pelecehan itu berlangsung beberapa lama. Bahkan sempat disaksikan sejumlah siswa wanita. "Tidak ada rasa kasihan," ujar Adi.
Sadisnya, aksi bejat para siswa itu nyaris terulang pada sore harinya. Teman-teman Adi kembali mencoba mengulangi perbuatannya saat hendak menikuti kegiatan belajar bersama. Beruntung Adi berhasil memberontak dan meloloskan diri.
Video rekaman aksi brutal terhadap Adi itu kemudian beredar luas. Termasuk ke tangan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Namun anehnya, oknum guru menganggap remeh. Dia menilai perbuatan siswanya itu hanya kenakalan remaja biasa.
"Memang ditegur. Tapi guru saya itu cuma bilang teman-teman hanya bercanda," terang Adi.
Hingga akhirnya sampai juga ke orang tua Adi, Roly Rozain (42). Roly pun marah besar karena anaknya dipermalukan seperti itu. Dia pun kemudian mengajak anaknya melaporkan peristiwa itu ke Polres Kutai Kartanegara pada keesokan harinya.
"Masak guru tahu tapi malah tidak memberitahukannya kepada kita sebagai orangtua. Saya sangat keberatan dengan ulah teman-teman anak saya," kata Roly.
Roly mengaku mendapat tekanan dari orangtua para pelaku. Mereka menawarkan sejumlah uang agar dia mencabut laporan kasus tersebut. Adi juga diintimasi sejumlah pihak agar tidak memberikan komentar kepada media massa.
Roly menjelaskan, akibat kejadian itu anaknya trauma sekaligus menanggung malu. Sampai-sampai Adi tidak mau masuk sekolah. "Saya sendiri sudah memaafkan. Tapi proses hukum tetap saya lanjutkan. Pokoknya saya sangat keberatan," tegas Roly. (detiknews.com)
Perbuatan memalukan itu terjadi Rabu (11/02/2009) lalu. Saat itu para siswa sedang memasuki waktu istirahat pertama sekitar pukul 10.15 Wita. Adi yang sedang berbenah buku usai usai mengikuti pelajaran Bahasa Inggris tiba-tiba disergap rekan-rekannya.
"Mereka langsung membuka baju saya dan merekamnya dengan handphone (HP)," kata Adi, ditemui detikcom di
rumahnya di kawasan Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Selasa (17/02/2009).
Aksi pelecehan itu berlangsung beberapa lama. Bahkan sempat disaksikan sejumlah siswa wanita. "Tidak ada rasa kasihan," ujar Adi.
Sadisnya, aksi bejat para siswa itu nyaris terulang pada sore harinya. Teman-teman Adi kembali mencoba mengulangi perbuatannya saat hendak menikuti kegiatan belajar bersama. Beruntung Adi berhasil memberontak dan meloloskan diri.
Video rekaman aksi brutal terhadap Adi itu kemudian beredar luas. Termasuk ke tangan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Namun anehnya, oknum guru menganggap remeh. Dia menilai perbuatan siswanya itu hanya kenakalan remaja biasa.
"Memang ditegur. Tapi guru saya itu cuma bilang teman-teman hanya bercanda," terang Adi.
Hingga akhirnya sampai juga ke orang tua Adi, Roly Rozain (42). Roly pun marah besar karena anaknya dipermalukan seperti itu. Dia pun kemudian mengajak anaknya melaporkan peristiwa itu ke Polres Kutai Kartanegara pada keesokan harinya.
"Masak guru tahu tapi malah tidak memberitahukannya kepada kita sebagai orangtua. Saya sangat keberatan dengan ulah teman-teman anak saya," kata Roly.
Roly mengaku mendapat tekanan dari orangtua para pelaku. Mereka menawarkan sejumlah uang agar dia mencabut laporan kasus tersebut. Adi juga diintimasi sejumlah pihak agar tidak memberikan komentar kepada media massa.
Roly menjelaskan, akibat kejadian itu anaknya trauma sekaligus menanggung malu. Sampai-sampai Adi tidak mau masuk sekolah. "Saya sendiri sudah memaafkan. Tapi proses hukum tetap saya lanjutkan. Pokoknya saya sangat keberatan," tegas Roly. (detiknews.com)
0 komentar :
Posting Komentar