Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menegaskan posisi penting Indonesia bagi Australia dalam menghadapi tantangan bersama di tingkat regional dan global serta signifikansi kerja sama bilateral bagi masa depan kedua bangsa.
"Kita bekerja sama memberikan kontribusi bagi dunia," katanya dalam acara makan malam Konferensi Hubungan Indonesia-Australia sekaligus peringatan 20 tahun berdirinya Institut Australia-Indonesia (AII) yang dihadiri ratusan peserta konferensi dan undangan di aula gedung galeri seni New South Wales, Sydney, Kamis (19/2) malam.
Dalam acara makan malam itu, PM Rudd berada satu meja dengan Menlu RI Hassan Wirajuda, Menlu Australia Stephen Smith, Ketua AIA Tim Lindsey, Dr Rizal Sukma, Yuli Ismartono (peserta konferensi dari Indonesia), dan sejumlah pejabat Australia.
Pemimpin Australia itu mengatakan, kerja sama kedua negara dalam menghadapi krisis keuangan global saat ini misalnya bisa dilakukan di pertemuan G-20 di London, April mendatang.
Tentang hubungan Indonesia-Australia, PM Rudd memberikan penilaian sangat baik ditandai dengan jumlah pertemuan dirinya dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah tujuh kali dalam berbagai kesempatan dan tiga kali kunjungannya ke Indonesia dalam setahun usia pemerintahannya. "Hubungan Australia dengan Indonesia vital bagi Australia, dan apa pun tantangan yang dihadapi negaranya di kawasan membuka peluang kerja sama dengan Indonesia," katanya.
PM Rudd pun kembali menyampaikan terima kasihnya pada apa yang disebutnya "sahabat Indonesia" atas donasi senilai satu juta dollar AS dan pengiriman tim identifikasi korban bencana (DVI) Polri untuk membantu para korban bencana kebakaran semak belukar di negara bagian Victoria. Ia pun telah menyampaikan kepada Parlemen Federal Australia bahwa Indonesia adalah sahabat. Sebagai sahabat, kedua negara dan bangsa saling membantu saat menghadapi bencana alam besar.
"Dalam konteks sejarah kemerdekaan Indonesia di era 1940-an, Australia bangga dengan dukungannya pada Indonesia," katanya. Di mata PM Rudd, Indonesia merupakan negara kepulauan demokratis yang dinamis dengan ekonomi yang terus tumbuh dan toleransi agama yang mengagumkan.
Untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang Indonesia di Australia, ia mengingatkan pentingnya pengajaran bahasa dan budaya Indonesia.
Tentang pelaksanaan Konferensi Hubungan Indonesia-Australia sendiri, PM Rudd berharap pertemuan tersebut dapat memperkuat fondasi hubungan kedua bangsa. (kompas.com)
"Kita bekerja sama memberikan kontribusi bagi dunia," katanya dalam acara makan malam Konferensi Hubungan Indonesia-Australia sekaligus peringatan 20 tahun berdirinya Institut Australia-Indonesia (AII) yang dihadiri ratusan peserta konferensi dan undangan di aula gedung galeri seni New South Wales, Sydney, Kamis (19/2) malam.
Dalam acara makan malam itu, PM Rudd berada satu meja dengan Menlu RI Hassan Wirajuda, Menlu Australia Stephen Smith, Ketua AIA Tim Lindsey, Dr Rizal Sukma, Yuli Ismartono (peserta konferensi dari Indonesia), dan sejumlah pejabat Australia.
Pemimpin Australia itu mengatakan, kerja sama kedua negara dalam menghadapi krisis keuangan global saat ini misalnya bisa dilakukan di pertemuan G-20 di London, April mendatang.
Tentang hubungan Indonesia-Australia, PM Rudd memberikan penilaian sangat baik ditandai dengan jumlah pertemuan dirinya dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah tujuh kali dalam berbagai kesempatan dan tiga kali kunjungannya ke Indonesia dalam setahun usia pemerintahannya. "Hubungan Australia dengan Indonesia vital bagi Australia, dan apa pun tantangan yang dihadapi negaranya di kawasan membuka peluang kerja sama dengan Indonesia," katanya.
PM Rudd pun kembali menyampaikan terima kasihnya pada apa yang disebutnya "sahabat Indonesia" atas donasi senilai satu juta dollar AS dan pengiriman tim identifikasi korban bencana (DVI) Polri untuk membantu para korban bencana kebakaran semak belukar di negara bagian Victoria. Ia pun telah menyampaikan kepada Parlemen Federal Australia bahwa Indonesia adalah sahabat. Sebagai sahabat, kedua negara dan bangsa saling membantu saat menghadapi bencana alam besar.
"Dalam konteks sejarah kemerdekaan Indonesia di era 1940-an, Australia bangga dengan dukungannya pada Indonesia," katanya. Di mata PM Rudd, Indonesia merupakan negara kepulauan demokratis yang dinamis dengan ekonomi yang terus tumbuh dan toleransi agama yang mengagumkan.
Untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang Indonesia di Australia, ia mengingatkan pentingnya pengajaran bahasa dan budaya Indonesia.
Tentang pelaksanaan Konferensi Hubungan Indonesia-Australia sendiri, PM Rudd berharap pertemuan tersebut dapat memperkuat fondasi hubungan kedua bangsa. (kompas.com)
0 komentar :
Posting Komentar