Dua hakim pengadilan anak di Pennsylvania, Amerika Serikat, gemar memvonis para remaja berbulan-bulan penjara agar mendapat komisi dari perusahaan swasta yang mengelola rumah tahanan.
Dua hakim korup yang mengerikan, Mark Ciavarella dan Michael Conahan, itu bertugas di pengadilan anak kota Wilkers-Barre untuk county--setingkat kabupaten--Luzerne. Mereka biasanya mengadili si anak selama semenit atau dua menit, tanpa kehadiran pembela seperti disyaratkan Konstitusi, dan kemudian mengirim si bocah malah itu selama berbulan-bulan penjara untuk kejahatan yang remeh.
"Saya tak pernah menemui kasus seperti ini, dan saya tidak berpikir bakal mengalami sendiri di zaman hidup kita," kata jaksa dari Pusat Hukum Anak-anak, Marsha Levick. Ia mewakili ratusan anak-anak yang divonis di Wilkes-Barre.
Jaksa mengatakan Ciavarella dan Conahan disuap US$2,6 juta (Rp 30,5 miliar) oleh PA Child Care dan perusahaan kembarnya, Western PA Child Care. Kedua perusahaan ini menjadi pengelola penjara anak. Semakin banyak yang masuk penjara, uang kontrak dari pemerintah akan semakin besar pula.
Tuduhan kepada dua hakim itu dijatuhkan pad 26 Januari silam dan mereka langsung diskors oleh Mahkamah Agung Negara Bagian Pennsylvania. Saat ini belum ada dakwaan bagi para eksekutif perusahaan, tapi penyelidikan masih berjalan.
Diantara mereka yang divonis, terdapat remaja yang mencuri uang receh di dalam mobil. Ia dipenjara berbulan-bulan. Kasus yang lain adalah menulis surat lelucon atau memiliki barang-barang yang biasa digunakan para pengguna obat bius. Mereka semua dipenjara berbulan-bulan. Banyak diantaranya yang belum pernah mendapat masalah hukum. Banyak yang dipenjara meski petugas masa percobaan menentang.
Banyak dari mereka yang diadili tanpa pengacara. Meski menurut keputusan Mahkamah Agung Amerika pada 1967, anak memiliki hak berdasarkan konstitusi untuk mendapat pengacara.
Hillary Transue, misalnya, menulis ledekan wakil kepala sekolahnya di situs Internet MySpace saat berusia 16 tahun. Dengan tanpa disertai pengacara, Ciavarella menjatuhkan vonis tiga bulan. Belakangan, pengacara membuatnya hanya perlu sebulan di penjara anak.
Kurt Kruger, yang sekarang berusia 22 tahun, dituduh polisi menjadi mata-mata saat temannya mencuri DVD dari toko serba ada. Kruger membantah menjadi mata-mata karena ia tidak tahu temannya akan mencuri.
Oleh pengadilan, Kruger dikirim tiga hari ke penjara dan empat bulan di kamp remaja nakal yang dikelola operator lainnya. Hal ini membuatnya kehilangan kesempatan sekolah dan tidak lulus sekolah menengah. Ia sekarang sedang berusaha mengikuti ujian persamaan.
Banyak pemerintah daerah tingkat county--semacam kabupaten--di Pennsylvania menyerahkan pengelolaan penjara anak ke tangan swasta. Mereka membayar penjara itu, biasanya, berdasarkan jumlah anak yang ditangani setiap hari.
Menurut jaksa, Cohanan menutup penjara anak milik pemerintah daerah terakhir pada 2002 dan membantu dua perusahaan itu mendapat kontrak besar. Salah satu kontrak, panjangnya 20 tahun dengan PA Child Care, bernilai US$ 58 juta (Rp 682 miliar). Belakangan pemerintah daerah membatalkan kontrak karena dianggap terlalu besar.
Pengacara dua perusahaan itu, Mark Sheppard, mengatakan kliennya diperas. "Hakim-hakim itu terang-terangan meminta (pemilik perusahaan Robert) Powell bahwa ia harus membayar uang dalam jumlah tertentu," katanya.
Ciavarella terlalu keras. Di negara bagian itu, rata-rata hanya sepuluh persen kasus pengadilan anak berakhir penjara. Tapi jika ditangani Ciavarella, 25 persen kasus berakhir di penjara. (tempointeraktif.com)
Dua hakim korup yang mengerikan, Mark Ciavarella dan Michael Conahan, itu bertugas di pengadilan anak kota Wilkers-Barre untuk county--setingkat kabupaten--Luzerne. Mereka biasanya mengadili si anak selama semenit atau dua menit, tanpa kehadiran pembela seperti disyaratkan Konstitusi, dan kemudian mengirim si bocah malah itu selama berbulan-bulan penjara untuk kejahatan yang remeh.
"Saya tak pernah menemui kasus seperti ini, dan saya tidak berpikir bakal mengalami sendiri di zaman hidup kita," kata jaksa dari Pusat Hukum Anak-anak, Marsha Levick. Ia mewakili ratusan anak-anak yang divonis di Wilkes-Barre.
Jaksa mengatakan Ciavarella dan Conahan disuap US$2,6 juta (Rp 30,5 miliar) oleh PA Child Care dan perusahaan kembarnya, Western PA Child Care. Kedua perusahaan ini menjadi pengelola penjara anak. Semakin banyak yang masuk penjara, uang kontrak dari pemerintah akan semakin besar pula.
Tuduhan kepada dua hakim itu dijatuhkan pad 26 Januari silam dan mereka langsung diskors oleh Mahkamah Agung Negara Bagian Pennsylvania. Saat ini belum ada dakwaan bagi para eksekutif perusahaan, tapi penyelidikan masih berjalan.
Diantara mereka yang divonis, terdapat remaja yang mencuri uang receh di dalam mobil. Ia dipenjara berbulan-bulan. Kasus yang lain adalah menulis surat lelucon atau memiliki barang-barang yang biasa digunakan para pengguna obat bius. Mereka semua dipenjara berbulan-bulan. Banyak diantaranya yang belum pernah mendapat masalah hukum. Banyak yang dipenjara meski petugas masa percobaan menentang.
Banyak dari mereka yang diadili tanpa pengacara. Meski menurut keputusan Mahkamah Agung Amerika pada 1967, anak memiliki hak berdasarkan konstitusi untuk mendapat pengacara.
Hillary Transue, misalnya, menulis ledekan wakil kepala sekolahnya di situs Internet MySpace saat berusia 16 tahun. Dengan tanpa disertai pengacara, Ciavarella menjatuhkan vonis tiga bulan. Belakangan, pengacara membuatnya hanya perlu sebulan di penjara anak.
Kurt Kruger, yang sekarang berusia 22 tahun, dituduh polisi menjadi mata-mata saat temannya mencuri DVD dari toko serba ada. Kruger membantah menjadi mata-mata karena ia tidak tahu temannya akan mencuri.
Oleh pengadilan, Kruger dikirim tiga hari ke penjara dan empat bulan di kamp remaja nakal yang dikelola operator lainnya. Hal ini membuatnya kehilangan kesempatan sekolah dan tidak lulus sekolah menengah. Ia sekarang sedang berusaha mengikuti ujian persamaan.
Banyak pemerintah daerah tingkat county--semacam kabupaten--di Pennsylvania menyerahkan pengelolaan penjara anak ke tangan swasta. Mereka membayar penjara itu, biasanya, berdasarkan jumlah anak yang ditangani setiap hari.
Menurut jaksa, Cohanan menutup penjara anak milik pemerintah daerah terakhir pada 2002 dan membantu dua perusahaan itu mendapat kontrak besar. Salah satu kontrak, panjangnya 20 tahun dengan PA Child Care, bernilai US$ 58 juta (Rp 682 miliar). Belakangan pemerintah daerah membatalkan kontrak karena dianggap terlalu besar.
Pengacara dua perusahaan itu, Mark Sheppard, mengatakan kliennya diperas. "Hakim-hakim itu terang-terangan meminta (pemilik perusahaan Robert) Powell bahwa ia harus membayar uang dalam jumlah tertentu," katanya.
Ciavarella terlalu keras. Di negara bagian itu, rata-rata hanya sepuluh persen kasus pengadilan anak berakhir penjara. Tapi jika ditangani Ciavarella, 25 persen kasus berakhir di penjara. (tempointeraktif.com)
0 komentar :
Posting Komentar