Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan pemerintah RI menilai serangan Israel ke kawasan Gaza di mana bermukin penduduk Palestina, bukanlah dipicu karena konflik antaragama. Namun, perang tersebut dipicu masalah konflik kedaulatan yang sudah terjadi relatif permanen.
Hal itu disampaikan Presiden Yudhoyono saat menjawab pers, seusai menerima Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Al Mehdawi, yang diundang datang ke Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Senin (5/1) malam.
"Ini sebetulnya tidak mengait langsung konflik antar agama. Ini adalah konflik kedaulatan. Sebuah permusuhan yang relatif permanen. Jadi, sebetulnya, lebih bagus jangan dikaitkan dengan isu agama. Karena Paletina melawan Israel. Israel melakukan tindakan militer yang berlebihan, yang eksesif sehingga menimbulkan korban yang tidak semestianya terjadi," ujar Presiden.
Hal itu disampaikan Presiden Yudhoyono saat menjawab pers, seusai menerima Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Al Mehdawi, yang diundang datang ke Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Senin (5/1) malam.
"Ini sebetulnya tidak mengait langsung konflik antar agama. Ini adalah konflik kedaulatan. Sebuah permusuhan yang relatif permanen. Jadi, sebetulnya, lebih bagus jangan dikaitkan dengan isu agama. Karena Paletina melawan Israel. Israel melakukan tindakan militer yang berlebihan, yang eksesif sehingga menimbulkan korban yang tidak semestianya terjadi," ujar Presiden.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengatakan, Presiden telah memberikan pengarahan agar untuk menggalang dukungan dunia internasional di PBB untuk menghentikan serangan Israel. Indonesia lebih baik mendekati negara-negara yang tergabung dalam Non Blok daripada negara-negara yang tergabung dalam Negara-negara Islam OKI. Di OKI hanya terdapat 54 negara, sedangkan negara-negara Non Blok jumlahnya 113 negara.
"Yang penting adalah dicapai dulu gencatan senjata baru kemudian dilakukan proses perdamaian dengan melakukan perundingan kembali," ujar Hassan. (kompas.com)
0 komentar :
Posting Komentar