Menteri Pemberdayaan Desa Tertinggal, Muhamad Lukman Edy, mengatakan rakyat Indonesia yang tinggal di daerah tertinggal lebih mandiri dibandingkan dengan rakyat Malaysia.
"Ketika menjawab pertanyaan wartawan apakah yang bisa diambil dari program pertukaran para pegawai Kementerian Luar Bandar Malaysia dengan Kementerian Pemberdayaan Desa Tertinggal, Menteri Muhammad Taib mengatakan mereka bisa melihat kemandirian rakyat Indonesia," kata Lukman Edy ketika berbicara di Universiti Malaya, Petaling Jaya Selangor, Jumat.
"Menteri itu mengatakan kalau ada jendela pecah di masjid, rakyat Malaysia mengajukan permintaan dana kepada pemerintah. Sebaliknya di Indonesia, jangankan kaca rusak, jalan rusak atau pembuatan jalan baru di daerah pedalaman merupakan partisipasi atau urunan uang dari dan oleh rakyat sendiri," kata Lukman.
Ia mengemukakan pernyataan Menteri Luar Bandar Malaysia Muhammad Taib itu didengarnya saat melakukan kunjungan kerja ke Malaysia dalam sesi tanya jawab dengan para wartawan.
Menteri Luar Bandar Malaysia menilai rakyat Indonesia jauh lebih mandiri, menyelesaikan persoalan atau masalahnya sendiri, tanpa tergantung kepada pemerintah. Hal itu yang harus dipelajari oleh para staf kementerian itu ketika ada pertukaran staf kedua kementerian itu.
Lukman kemudian menceritakan berbagai program kerja yang dilakukan kementeriannya dalam memberikan rangsangan kepada rakyat di desa tertinggal, mulai dari insentif pemerintah, kredit lunak hingga usaha kecil.
"Untuk tahun 2009, pemerintah menyiapkan dana Rp24 triliun untuk pemberdayaan rakyat daerah tertinggal, tahun 2008 penyaluran dana pemberdayaan masyarakat sudah menyerap anggaran sebesar Rp14 triliun," katanya.
Selama pemerintahan presiden Yudhoyono, kata Edy, Indonesia sudah menyalurkan anggaran Rp60 triliun untuk pemberdayaan rakyat� (community development) .
"Negara China dan India saja tidak sampai mengalirkan dana begitu besar seperti Indonesia. Itu pertanda sejak reformasi pola penyaluran dana pembangunan sudah berubah drastis. Alokasi pemberdayaan masyarakat relatif jauh lebih besar dibandingkan pemerintahan sebelumnya," ujar menteri itu. (antara.co.id)
"Ketika menjawab pertanyaan wartawan apakah yang bisa diambil dari program pertukaran para pegawai Kementerian Luar Bandar Malaysia dengan Kementerian Pemberdayaan Desa Tertinggal, Menteri Muhammad Taib mengatakan mereka bisa melihat kemandirian rakyat Indonesia," kata Lukman Edy ketika berbicara di Universiti Malaya, Petaling Jaya Selangor, Jumat.
"Menteri itu mengatakan kalau ada jendela pecah di masjid, rakyat Malaysia mengajukan permintaan dana kepada pemerintah. Sebaliknya di Indonesia, jangankan kaca rusak, jalan rusak atau pembuatan jalan baru di daerah pedalaman merupakan partisipasi atau urunan uang dari dan oleh rakyat sendiri," kata Lukman.
Ia mengemukakan pernyataan Menteri Luar Bandar Malaysia Muhammad Taib itu didengarnya saat melakukan kunjungan kerja ke Malaysia dalam sesi tanya jawab dengan para wartawan.
Menteri Luar Bandar Malaysia menilai rakyat Indonesia jauh lebih mandiri, menyelesaikan persoalan atau masalahnya sendiri, tanpa tergantung kepada pemerintah. Hal itu yang harus dipelajari oleh para staf kementerian itu ketika ada pertukaran staf kedua kementerian itu.
Lukman kemudian menceritakan berbagai program kerja yang dilakukan kementeriannya dalam memberikan rangsangan kepada rakyat di desa tertinggal, mulai dari insentif pemerintah, kredit lunak hingga usaha kecil.
"Untuk tahun 2009, pemerintah menyiapkan dana Rp24 triliun untuk pemberdayaan rakyat daerah tertinggal, tahun 2008 penyaluran dana pemberdayaan masyarakat sudah menyerap anggaran sebesar Rp14 triliun," katanya.
Selama pemerintahan presiden Yudhoyono, kata Edy, Indonesia sudah menyalurkan anggaran Rp60 triliun untuk pemberdayaan rakyat� (community development) .
"Negara China dan India saja tidak sampai mengalirkan dana begitu besar seperti Indonesia. Itu pertanda sejak reformasi pola penyaluran dana pembangunan sudah berubah drastis. Alokasi pemberdayaan masyarakat relatif jauh lebih besar dibandingkan pemerintahan sebelumnya," ujar menteri itu. (antara.co.id)
1 komentar :
selamat buat rakyat indonesia yang ternyata sudah mandiri
tp ingat pak men
klo kita jangan terlena karena pujian
bahwaa rakyat indonesia tu mandiri
pa gunany pujian tu tak akan dapat membuat hidup rakyat makmur
orang sono datang kesini
bukan untuk berdecak kagum
melihat kemandirian rakyat indonesia
tp untuk belajar gimana rakyat ny bisa kek rakyat indonesia
bisa jadi kita bener2
menjadi daerah tertinggal
Pak men jas merah
orang tu dulu datang kesini
belajar ma kita
impor guru dari
tp sekarang gimana
pa kita lebih hebat dari mereka
lebh makmur dari mereka
lebih pintar dari mereka
malahan sekarang kita yg belajar kesana gi
tak perlu d banggain sumbangan ny pak men
yang jelas seluruh rakyat indonesia ne harus mandiri
itu yang utama pak men bukan sumbangan yg besar
MERDEKA
Posting Komentar