27 Januari 2009

Pemutaran Film Porno di Rapat Pejabat

Rapat pertemuan Badan Reintegrasi Aceh (BRA) di Kabupaten Bireuen, Aceh (NAD), dihebohkan pemutaran film porno. Meski dianggap kesalahan teknis namun tayangan dari laptop Ketua BRA, Nur Juli, itu diminta diusut. Bayangkan saja, selain warga, acara itu dihadiri sejumlah pejabat pemerintahan, Polri dan TNI.

Informasi yang dihimpun Metro Aceh (Grup POSMETRO MEDAN) menyebutkan, pertemuan yang berlangsung pada Sabtu (24/1) pagi itu memang sudah dihadiri ratusan undangan. Sebelum Bupati datang, terjadi kesalahan teknis dari data di laptop milik BRA Bireuen. Di layar proyektor terlihat adegan mesum dalam film porno.

Sontak saja tayangan itu disaksikan ribuan pasang mata yang mengikuti pertemuan resmi itu. Meski para tamu hanya bisa tertawa, namun panitia kelabakan karena gambar itu muncul tiba-tiba sehingga berlangsung puluhan detik. Awalnya, insiden kecil itu terabaikan begitu saja dan acara dilanjutkan.

Namun belakangan, informasi ini terus menjadi bahan perbincangan yang menghebohkan warga Bireuen karena dianggap memperlihatkan lemahnya mental aparatur BRA karena memiliki film porno yang tersimpan di dalam barang inventaris daerah. “Tampilan film blue saat pertemuan BRA terlihat oleh seluruh tamu dari Kades, camat dan Kapolsek. Ini membuktikan aparatur yang bertugas di BRA masih bobrok, bagaimana mereka mampu mengelola dana integrasi bila memiliki mental buruk seperti itu,”sebut Syukri, seorang warga Kota Bireuen.

Hal senada juga dikemukakan Dandim 0111/Bireuen, Letkol Inf R Suharto. Menurutnya, kejadian ini telah tersiar ke luar daerah dan dikhawatirkan merusak citra baik daerah yang bersyariat Islam. Dia meminta, pihak terkait segera mengusut tuntas kasus itu, serta menindak tegas pihak yang terlibat pelanggaran memalukan ini. Dia mengharapkan pihak intelektual di Aceh khususnya yang mengerti aqidah Islam, tidak membiarkan kejadian itu dan harus ada shock therapy berupa sanksi hukum, sehingga tidak terulang kembali di masa mendatang.

“Kasus ini bukan rahasia umum lagi dan menjadi pandangan mata warga Kabupaten Bireuen, karena seluruh Keuchik hadir. Maka kami minta agar segera diusut tuntas,” tegas Suharto. Sementara, Ketua BRA Pusat Nur Juli yang dikonfirmasi via Short Massage Service (SMS) mengatakan, laptop bekas itu baru dibeli di Medan beberapa hari lalu dan rupanya mengandung hidden pop up programme.

Sejenis virus yang biasanya masuk ke laptop ketika mengakses internet kalau tidak dilindungi anti virus. “Saya sendiri yang duduk membelakangi layar tidak tahu kejadian ini dan baru tahu ketika diberitahukan Kapolres ketika acara berakhir,” jelasnya melalui SMS. (posmetro-medan.com)

0 komentar :

Tulisan Terkait: