25 Januari 2009

Mengungkap Rahasia Penanggalan Imlek

Penanggalan Tahun Baru Imlek memiliki sejarah yang panjang. Berbeda dengan penanggalan penanggalan tahun masehi atau tahun hijriah, yang berpedoman pada matahari (Masehi) dan bulan (Hijriah). Karenanya, perayaan tahun baru Imlek selalu jatuh di Bulan Januari dan Februari saja.

Selain punya sejarah yang cukup panjang, penanggalan tahun baru Imlek terkandung misteri luar biasa, yang melibatkan para kaisar China yang berkuasa pada jaman dahulu. Berikut kisah perjalanan panjang penanggalan Imlek.

Tahun baru Imlek atay yin lik berasal dalam bahasa mandarin berarti penanggalan bulan. Di Indonesia namanya Imlek, tapi di negeri asalnya, perayaan ini biasa disebut chunjie (perayaan musim semi). Kegiatan itu juga biasa disebut guo nian (memasuki tahun baru) dan kata ini kemudian oleh masyarakat Tionghoa di era tahun 1980-an lebih dikenal dengan sebutan konyan.

Jika dilihat dari sejarahnya, perhitungan penanggalan Imlek sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Perhitungan ini sendiri semula didasarkan atas perhitungan peredaran bulan mengelilingi bumi (kalender bulan).

Dalam sejarah tercatat, penanggalan Imlek dimulai sejak tahun 2637 SM, sewaktu Kaisar Ui Tee/Huang Ti (2698-2598 SM) mengeluarkan siklus pertama pada tahun ke-61 masa pemerintahannya.

Namun penanggalan ini berkembang lain ketika adanya agama Khonghucu. Ketika Kaisar Han Bu Tee atau Han Wu Tee dari Dinasti Han (206 SM-220) berkuasa, yang menetapkan agama Khonghucu sebagai agama negara. Maka secara otomatis penanggalan yang mereka gunakan diubah menjadi penanggalan Imlek seperti yang dianjurkan oleh Nabi Khonghucu.

Dalam perubahan ini, perhitungan kemudian diubah menurut tahun kelahiran Nabi Besar itu yaitu tahun 551 SM. Dengan demikian penanggalan Imlek dan penanggalan masehi berselisih 551 tahun.

Meski telah ditetapkan secara resmi, tapi tak berarti penanggalan ini selamanya digunakan di China. Sebab ternyata penanggalan ini berulang kali diganti oleh dinasti-dinasti yang berkuasa setelah dinasti Han. Bahkan penanggalan ini pun sempat diganti pada zaman Mao Tze Dong (Mao Tse Tung) berkuasa. (posmetro-medan.com)

0 komentar :

Tulisan Terkait: