Langkah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara membina jajaran PNS untuk mengembangkan sikap jujur ibarat menggantang asap. Kantin kejujuran yang dibangun meniru kantin kejujuran di KPK akhirnya bangkrut.
Dari evaluasi bulan pertama, kantin yang terletak di Lantai I Gedung Pemprovsu itu mengalami kerugian. Dari omzet awal sekitar Rp 500 ribu-an, saat ini tinggal Rp 250 ribu.
“Memang pada bulan pertama kita masih rugi. Barangkali karena masih baru,” ungkap Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provsu Mangasing Mungkur sebagai pengelola kantin kepada Sumut Pos (Group POSMETRO MEDAN), kemarin.
Mangasing mengatakan kerugian itu diperkirakan berasal dari voucher pulsa yang dijual di kantin tersebut. Meskipun banyak yang laku tapi jumlah uang tidak sesuai dengan modal penjualan voucher. “Kerugian kita banyak dari voucher,” bebernya.
Dari evaluasi awal ini, Mangasing mengakui mayoritas jajaran PNS masih belum mampu bersikap jujur. Keberadaan kantin itu tadinya dibangun sebagai upaya pembinaan kejujuran PNS.
“Kami akan terus membina dan ke depan balik modal,” ujarnya sembari menyebutkan target kantin itu bukan keuntungan melainkan pembinaan.
Untuk penjualan bulan kedua, pihak pengelola mengaku belum menghitung karena masih berjalan. Dia berharap penjualan bulan ini akan lebih baik. Mangasing mengatakan sebetulnya kantin kejujuran cukup diminati. Rata-rata pembeli adalah PNS perempuan.
Statistik ini terlihat dari jenis barang yang dibeli. “Paling banyak habis itu kebutuhan perempuan, seperti pembalut dan sebagainya,” ucap Mangasing. Ditanyai apabila kantin kejujuran ini akan terus dipertahankan? dia mengatakan Pemprov akan berusaha bertahan. (posmetro-medan.com)
Dari evaluasi bulan pertama, kantin yang terletak di Lantai I Gedung Pemprovsu itu mengalami kerugian. Dari omzet awal sekitar Rp 500 ribu-an, saat ini tinggal Rp 250 ribu.
“Memang pada bulan pertama kita masih rugi. Barangkali karena masih baru,” ungkap Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provsu Mangasing Mungkur sebagai pengelola kantin kepada Sumut Pos (Group POSMETRO MEDAN), kemarin.
Mangasing mengatakan kerugian itu diperkirakan berasal dari voucher pulsa yang dijual di kantin tersebut. Meskipun banyak yang laku tapi jumlah uang tidak sesuai dengan modal penjualan voucher. “Kerugian kita banyak dari voucher,” bebernya.
Dari evaluasi awal ini, Mangasing mengakui mayoritas jajaran PNS masih belum mampu bersikap jujur. Keberadaan kantin itu tadinya dibangun sebagai upaya pembinaan kejujuran PNS.
“Kami akan terus membina dan ke depan balik modal,” ujarnya sembari menyebutkan target kantin itu bukan keuntungan melainkan pembinaan.
Untuk penjualan bulan kedua, pihak pengelola mengaku belum menghitung karena masih berjalan. Dia berharap penjualan bulan ini akan lebih baik. Mangasing mengatakan sebetulnya kantin kejujuran cukup diminati. Rata-rata pembeli adalah PNS perempuan.
Statistik ini terlihat dari jenis barang yang dibeli. “Paling banyak habis itu kebutuhan perempuan, seperti pembalut dan sebagainya,” ucap Mangasing. Ditanyai apabila kantin kejujuran ini akan terus dipertahankan? dia mengatakan Pemprov akan berusaha bertahan. (posmetro-medan.com)
0 komentar :
Posting Komentar