Kota Gaza, Tribun - Para petinggi Israel menyatakan Hamas telah membuat kisruh suasana perjanjian damai di Timur Tengah dengan terus menyerang Israel. Tindakan ofensif militer Israel sekarang ini dilakukan untuk membalas Hamas. Tapi seluruh alasan yang mendasari agresi itu bohong belaka.
Al Jazeera, sebuah jaringan berita timur tengah yang mengikuti detik demi detik perjalanan konflik Israel-Palestina menyatakan ada lima kebohongan yang dilakukan para petinggi Israel. Faktanya, tindakan militer Israel yang sangat ofensif itu dilakukan untuk sebuah ambisi mencaplok Palestina.
Demikian lima kebohongan yang dirilis Al Jazeera:
Kebohongan pertama, Israel menyatakan hanya akan memburu Hamas sebagai targetnya. Faktanya, warga sipil juga dibunuh. Jalur Gaza merupakan daerah yang padat penduduk. Dalam perang, warga sipil dilindungi hukum internasional. Serangan membabi buta yang dilakukan tentara Israel adalah kejahatan perang dan bisa dikatakan sebagai upaya genosida (pembasmian etnik).
Kebohongan kedua, Israel menyatakan Hamas adalah pihak yang lebih dulu melanggar gencatan senjata. Pembombardiran Israel ke Gaza adalah balasan atas tindakanHamas yang curang. Kenyataanya, Israel sesungguhnya tidak pernah membicarakan gencatan senjata. Sejak dulu, Gaza telah mereka tetapkan sebagai Zona Keamanan Khusus yang sewaktu-waktu bisa dibersihkan.
Kebohongan ketiga, Petinggi Israel menyatakan, Hamas menggunakan perisai manusia dan itu merupakan kejahatan perang. Maka tak heran, warga sipil turut menjadi korban. Kenyataannya, tidak ada bukti Hamas menggunakan perisai manusia. Israel lah yang melakukan perang serampangan.
Kebohongan keempat, Bangsa-bangsa Arab tidak mengutuk tindakan Israel karena memahami alasan Israel dalam tindakan ofensif itu. Kenyataannya, pemerintah negara-negara Arab sesungguhnya tidak mewakili masing-masing populasi orang Arab. Buktinya, penduduk Arab juga memprotes tindakan Israel sekaligus mengecam sikap pemerintah mereka yang diam saja.
Kebohongan kelima, Israel tidak bertanggung jawab atas kematian warga sipil. Warga sipil yang tewas adalah mereka yang mengabaikan peringatan agar tidak berada di zona target. Kenyataannya, Israel justru mendesai agar warga sipil tidak dapat lari dari Gaza. Bagaimana pun juga, pengepungan dalam perang selalu merupakan isolasi terhadap suatu wilayah. (tribun-timur.com)
Al Jazeera, sebuah jaringan berita timur tengah yang mengikuti detik demi detik perjalanan konflik Israel-Palestina menyatakan ada lima kebohongan yang dilakukan para petinggi Israel. Faktanya, tindakan militer Israel yang sangat ofensif itu dilakukan untuk sebuah ambisi mencaplok Palestina.
Demikian lima kebohongan yang dirilis Al Jazeera:
Kebohongan pertama, Israel menyatakan hanya akan memburu Hamas sebagai targetnya. Faktanya, warga sipil juga dibunuh. Jalur Gaza merupakan daerah yang padat penduduk. Dalam perang, warga sipil dilindungi hukum internasional. Serangan membabi buta yang dilakukan tentara Israel adalah kejahatan perang dan bisa dikatakan sebagai upaya genosida (pembasmian etnik).
Kebohongan kedua, Israel menyatakan Hamas adalah pihak yang lebih dulu melanggar gencatan senjata. Pembombardiran Israel ke Gaza adalah balasan atas tindakanHamas yang curang. Kenyataanya, Israel sesungguhnya tidak pernah membicarakan gencatan senjata. Sejak dulu, Gaza telah mereka tetapkan sebagai Zona Keamanan Khusus yang sewaktu-waktu bisa dibersihkan.
Kebohongan ketiga, Petinggi Israel menyatakan, Hamas menggunakan perisai manusia dan itu merupakan kejahatan perang. Maka tak heran, warga sipil turut menjadi korban. Kenyataannya, tidak ada bukti Hamas menggunakan perisai manusia. Israel lah yang melakukan perang serampangan.
Kebohongan keempat, Bangsa-bangsa Arab tidak mengutuk tindakan Israel karena memahami alasan Israel dalam tindakan ofensif itu. Kenyataannya, pemerintah negara-negara Arab sesungguhnya tidak mewakili masing-masing populasi orang Arab. Buktinya, penduduk Arab juga memprotes tindakan Israel sekaligus mengecam sikap pemerintah mereka yang diam saja.
Kebohongan kelima, Israel tidak bertanggung jawab atas kematian warga sipil. Warga sipil yang tewas adalah mereka yang mengabaikan peringatan agar tidak berada di zona target. Kenyataannya, Israel justru mendesai agar warga sipil tidak dapat lari dari Gaza. Bagaimana pun juga, pengepungan dalam perang selalu merupakan isolasi terhadap suatu wilayah. (tribun-timur.com)
0 komentar :
Posting Komentar