14 Januari 2009

Ilmuawan Korea Tidak Lulus Jadi Tukang Sapu

Seperti jamur di musim hujan, pengangguran Intelek di Korea Selatan mulai bermunculan. Dalam kondisi ekonomi Korea Selatan yang terpuruk ini, seorang doktor lulusan psikologi melamar menjadi penyapu jalan.

penyapu jalan

Pemuda berusia 36 tahun di antara 63 pelamar –11 di antaranya adalah lulusan universitas-- melamar sebagi tukang sapu untuk pembukaan Distrik Gangseo di Seoul. Para pelamar kerja itu harus membawa dua karung pasir yang masing-masing mempunyai bobot 20 kilogram. Mereka harus memanggul karung pasir untuk simulasi karung sampah yang akan menjadi kawan sehari-hari mereka nanti.

Ilmuwan ini teridentifikasi oleh Kim –yang melakukan tes--, dia tidak lulus karena tiga detik lebih lambat memasukkan karung. Ilmuwan yag dimaksudkan adalah Chung Young Ik. “Kartu identitasnya terlihat,” ujar Kim.

Pejabat distrik Gangseo mengatakan bahwa rata-rata 12,6 orang berkompetisi untuk mendapat pekerjaan sebagai penyapu jalan tahun ini dibandingkan delapan tahun lalu. Mereka mendapat penghasilan 33 juta won atau sekitar Rp 25 juta setahun untuk gaji awal sebagai penyapu, yang ternyata lebih besar dari lulusan baru dari universitas yang bekerja di perusahaan besar, ujar Chung. Pekerjaan ini juga sangat aman, yang kebanyakan mereka bekerja sampai usia 60 tahun.

Ekonomi Korea Selatan yang sempat menurun, membuka 78000 pekerjaan baru pada Bulan November tahun lalu. Presiden Lee Myung-bak, menjanjikan akan membuka lapangan pekerjaan baru sekitar 200 ribu setiap tahun. (tempointeraktif.com)

0 komentar :

Tulisan Terkait: