Lazimnya, sapi bermata dua dengan dua lubang hidung. Namun, di Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, ada hal yang tidak lumrah. Seekor sapi memiliki tiga mata dan empat lubang hidung. Bagi warga yang tinggal di lereng gunung Semeru itu, sapi aneh tersebut diyakini sebagai titisan penunggu Gunung Semeru, sehingga bisa membawa berkah dan rezeki.
Secara fisik, bentuk dan ukuran sapi tersebut terlihat seperti sapi normal. Umurnya baru sekitar 40 hari, sapi tersebut memiliki bobot sekitar 50 kg dengan warna lazimnya sapi susu berwarna belang hitam dan putih.
Ukuran matanya di sebelah kiri dan kanan juga terlihat normal. Namun, yang membedakan adalah bulatan kecil menyerupai bentuk mata di bagian kepalanya.
Bulatan yang berdiameter sekitar 3-5 cm itu mirip dengan bentuk mata yang terdiri dari kelopak mata, bulu mata, retina, dan lensa mata.
Tak hanya itu, kelainan juga terjadi di bagian hidung. Selain satu mulut, sapi tersebut memiliki empat lubang hidung di sisi sebelah kanan dan kiri bagian mulutnya. Meski punya banyak kelainan, sapi itu tetap lincah seperti sapi normal lainnya.
Kelahiran sapi tersebut menggemparkan warga sekitar, bahkan warga dari luar desa. Setiap hari semakin banyak warga yang ingin mengetahui bentuk sapi aneh itu. Karena kelainan yang dimiliki, sapi tersebut diyakini sebagian warga sebagai penjelmaan penunggu Gunung Semeru.
"Ini hanya keyakinan kami saja," ujar Hamadi, warga Desa Kandang Tepus, Jumat (12/12).
Menurut Abdul Rosyid (50) pemilik sapi bermata tiga itu, pada saat dilahirkan oleh induknya hari Selasa empat puluh hari lalu, dia mengira sapi tersebut kembar. "Nggak tahunya seperti ini," katanya.
Entah terkait atau tidak, sejak dia memiliki sapi tersebut, Rosyid mengaku rezekinya bertambah lancar dan hatinya terus diliputi perasaan gembira. "Ini bahkan sudah ada yang nawar, tapi tidak saya jual," katanya sembari sesekali menciumi kepala sapinya.
Apa yang dikatakan Rosyid ada benarnya. Beberapa saat kemudian ada seorang pengunjung perempuan yang mengaku sudah menawar sapi tersebut seharga Rp 20 juta.
"Tapi saya tawar Rp 20 juta tidak dikasih. Kata orangnya, sampai harga berapa pun tidak akan dijual," kata perempuan bernama Hesti yang datang lagi ke rumah Rasyid hendak menawar sapi tersebut.
Seorang dokter hewan di wilayah Kecamatan Senduro, Syamsuddin, menjelaskan bahwa secara genetik sapi tersebut memang mengalami kelainan. "Itu memang bisa saja terjadi. Penyebabnya, karena kelainan genetik saja. Tapi sapi dengan mata tiga baru baru pertama kali terjadi di Lumajang," kata Syamsuddin (kompas.com)
Secara fisik, bentuk dan ukuran sapi tersebut terlihat seperti sapi normal. Umurnya baru sekitar 40 hari, sapi tersebut memiliki bobot sekitar 50 kg dengan warna lazimnya sapi susu berwarna belang hitam dan putih.
Ukuran matanya di sebelah kiri dan kanan juga terlihat normal. Namun, yang membedakan adalah bulatan kecil menyerupai bentuk mata di bagian kepalanya.
Bulatan yang berdiameter sekitar 3-5 cm itu mirip dengan bentuk mata yang terdiri dari kelopak mata, bulu mata, retina, dan lensa mata.
Tak hanya itu, kelainan juga terjadi di bagian hidung. Selain satu mulut, sapi tersebut memiliki empat lubang hidung di sisi sebelah kanan dan kiri bagian mulutnya. Meski punya banyak kelainan, sapi itu tetap lincah seperti sapi normal lainnya.
Kelahiran sapi tersebut menggemparkan warga sekitar, bahkan warga dari luar desa. Setiap hari semakin banyak warga yang ingin mengetahui bentuk sapi aneh itu. Karena kelainan yang dimiliki, sapi tersebut diyakini sebagian warga sebagai penjelmaan penunggu Gunung Semeru.
"Ini hanya keyakinan kami saja," ujar Hamadi, warga Desa Kandang Tepus, Jumat (12/12).
Menurut Abdul Rosyid (50) pemilik sapi bermata tiga itu, pada saat dilahirkan oleh induknya hari Selasa empat puluh hari lalu, dia mengira sapi tersebut kembar. "Nggak tahunya seperti ini," katanya.
Entah terkait atau tidak, sejak dia memiliki sapi tersebut, Rosyid mengaku rezekinya bertambah lancar dan hatinya terus diliputi perasaan gembira. "Ini bahkan sudah ada yang nawar, tapi tidak saya jual," katanya sembari sesekali menciumi kepala sapinya.
Apa yang dikatakan Rosyid ada benarnya. Beberapa saat kemudian ada seorang pengunjung perempuan yang mengaku sudah menawar sapi tersebut seharga Rp 20 juta.
"Tapi saya tawar Rp 20 juta tidak dikasih. Kata orangnya, sampai harga berapa pun tidak akan dijual," kata perempuan bernama Hesti yang datang lagi ke rumah Rasyid hendak menawar sapi tersebut.
Seorang dokter hewan di wilayah Kecamatan Senduro, Syamsuddin, menjelaskan bahwa secara genetik sapi tersebut memang mengalami kelainan. "Itu memang bisa saja terjadi. Penyebabnya, karena kelainan genetik saja. Tapi sapi dengan mata tiga baru baru pertama kali terjadi di Lumajang," kata Syamsuddin (kompas.com)
0 komentar :
Posting Komentar