Lokasi Bandara Kuala Namo yang terdapat di kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara merupakan areal pemukiman Masyarakat Karo secara turun temurun dari dulu sampai saat ini, dimana dari namanya saja yaitu "Kuala" yang dalam bahasa Karo artinya pertemuan antara dua buah sungai dan "Namo" yang artinya adalah pulau kecil di tengah-tengah sungai, maka sudahlah jelas nama daerah ini merupakan daerah asli orang Karo (namun ironis akhir-akhir ini "Kuala Namo" sering ditulis dimedia massa dengan nama "Kuala Namu") dan apakah ini sebuah cara untuk menghilangkan jejak agar daerah ini tidak lagi dikenal sebagai daerah karo oleh masyarakat umum yang tidak begitu mengenal Kuala Namo?
Di situs Harian Waspada salah satu koran nasional yang terbit di kota medan tepatnya di www.waspada.co.id terdapat beberapa polling dan salah satu diantaranya adalah polling tentang nama yang pantas untuk bandara Internasional Kuala Namo yang saat ini sedang dalam tahap pengerjaan dan beberapa tahun kedepan mungkin sudah dapat digunakan.
Dan yang patut disesalkan dari polling yang dibuat oleh yang katanya koran Nasional dan yang mengklaim dirinya sebagai media terbesar di Sumatera Utara ini adalah bahwa tidak ada satu orang Karopun yang disertakan didalam polling tersebut untuk masuk dalam kandidat bakalan nama Bandara yang kelak mungkin akan digunakan, meskipun seperti yang saya sebutkan tadi diatas bahwasannya daerah Kuala Namo sendiri adalah daerah orang Karo.
Dengan hal sepele semacam yang dibuat oleh Waspada Online ini bukan tidak mungkin kecemburuan sosial akan muncul ditengah-tengah masyarakat Sumatera Utara yang dikenal sebagai masyarakat pluralis dengan berbagai ragam suku dan agamanya yang selama ini hidup rukun, aman ,dan damai.
Bila kecemburuan sosial itu suatu saat kelak berada dalam posisi puncak, maka bukan tidak mungkin pula kerukunan antar suku yang selama ini terjalin dengan baik berubah menjadi hal terburuk dan tidak diinginkan oleh semua lapisan masyarakat.
Oleh sebab itu maka selayaknyalah sebuah media seperti halnya waspada online agar lebih teliti dalam menerbitkan sebuah polling dan salah satunya polling tentang bandara Kuala Namo ini, sebab media adalah sebuah alat yang dapat diibaratkan sebagai pisau bermata dua, dimana disatu sisi bisa menjadikan sebuah kebaikan, dan sebaliknya media juga malah bisa membuat suatu keburukan yang tidak diinginkan.
0 komentar :
Posting Komentar