"Kepahlawanan atas pengorbanan Endang Arifin tersebut dilakukan dalam suatu upacara khusus yang disebut "Penghormatan bagi Para Martir? pada hari Kamis, 30 Oktober 2008, lalu dan langsung dipimpin oleh PM Jepang Taro Aso", kata Wakil Dubes RI untuk Jepang Ronny P Yuliantoro di Tokyo, Rabu (29/10).
Aara tersebut dihadiri sejumlah menteri kabinet Jepang dan juga orang tua dari almarhum Endang Arifin. "Kami sudah diberitahu bahwa pemerintah Jepang akan mengadakan peringatan untuk menghormati kepahlawanan dari pemuda Indonesia, dan ini tentunya sangat berarti bagi kedua orangtua almarhum dan juga bagi Indonesia," kata Ronny lagi.
Ronny mengatakan bahwa pengorbanan nyawa yang dilakukan Endang Arifin demi menyelamatkan orang lain merupakan pengorbanan yang tidak ternilai, sehingga tidaklah mengherankan kalau Jepang begitu menghormatinya.
"Kepahlawanan yang ditunjukkan Endang bisa meningkatkan citra bangsa Indonesia di luar negeri dan Jepang khususnya, bahwa hubungan yang mendalam dari masing-masing bangsa dapat menumbuhkan kedekatan hati yang luar biasa," kata Ronny.
Endang Arifin sendiri yang bercita-cita menjadi seorang tentara dan mengirimkan kedua orangtuanya ke Mekkah setelah menyelesaikan masa kerjanya di Jepang, ternyata tidak bisa mewujudkan impiannya itu karena sudah lebih dulu meninggal.
Endang meninggal di usia yang muda demi menyelematkan dua remaja perempuan Jepang yang sedang terseret arus laut di pantai kota Hyuga, Provinsi Miyazaki, 11 Agustus 2007. Melihat remaja Jepang itu berteriak-teriak minta tolong, tanpa berpikir panjang Arifin pun segera terjun menolong kedua siswi SMP tersebut. Endang berhasil menyelamatkan nyawa kedua remaja itu, tetapi dirinya sendiri malah terseret arus laut yang kuat dan akhirnya meninggal. Belakangan diketahui Endang ternyata tidak bisa berenang.
Pihak KBRI Tokyo pada Rabu (29/10) pagi menjemput kedua orangtua Endang Arifin yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat di bandara Narita. Wasji dan isterinya Saeni binti Cala terbang ke Jepang dnegan menumpang pesawat JAL. Keduanya juga memboyong anaknya yang lain, yaitu Nurwati dan Heru Triono.
0 komentar :
Posting Komentar