Karier seorang Dokter di masa depan sepertinya akan sedikit terancam. Pasalnya, sebuah perangkat lunak yang disebut Virtual Doctor diyakini dapat menggantikan peran seorang dokter.
Program tersebut dapat menentukan jenis penyakit maupun memberikan resep obat hanya hitungan menit.
Namun siapa yang tahu, bahwa penemu Virtual Docter merupakan anak SMA. Ya, dia adalah M Ironnanda Kurnia Jabbar dan Dirgantara Reksa Ginanjar. Mereka merupakan siswa SMA Pribadi Indonesia-Turki, Jawa Barat.
Ciptaan tersebut dibuktikan pada ajang International Science and Technology Exhibition, pada 28 Oktober sampai 1 November 2008, di Puerto Allegro, Brasil. Tidak tanggung-tanggung, kedua remaja ini langsung menyabet emas dalam ajang tersebut. Alhasil, beasiswa hingga jenjang S3 sudah diraih kedua siswa ini.
Dalam wawancara kepada okezone beberapa waktu lalu, Desta, panggilan dan Dirgantara Reksa Ginanjar, mengaku program ini dibuat karena kebutuhan masyarakat kurang mampu untuk berobat. Namun karena biaya yang mahal, mereka enggan untuk datang ke dokter.
Berawal dari hobi mengutak-atik komputer, Desta dibantu Iron, panggilan M Ironnanda Kurnia Jabbar, serta guru pembimbing pada Mei 2008 membuat eksperimen, dan terciptalah virtual dokter.
Dia menjelaskan, cara kerja program ini dengan cara memasukan data kondisi badan saat mengalami suatu gejala sakit.
"Kita mendesain suatu program yang bisa mendeteksi penyakit dalam tubuh. Cara kerjanya dengan mendeteksi gejala-gejala dalam tubuh kita," tuturnya.
Dalam proses penyimpulan penyakit, program ini akan melengkapi dengan peta atau lokasi rumah sakit yang bisa dituju, serta obat yang kita makan untuk menyembuhkan penyakit itu.
Sayangnya, program ini masih sebatas penyakit ringan. Seperti demam berdarah, influenza, typhus, diare dan rabies. Sang penemu mengaku, hasil temuan ini perlu disempurnakan.
"Buat kita masih kurang, belum puas sehingga perlu disempurnakan," tegasnya (okezone.com)
Program tersebut dapat menentukan jenis penyakit maupun memberikan resep obat hanya hitungan menit.
Namun siapa yang tahu, bahwa penemu Virtual Docter merupakan anak SMA. Ya, dia adalah M Ironnanda Kurnia Jabbar dan Dirgantara Reksa Ginanjar. Mereka merupakan siswa SMA Pribadi Indonesia-Turki, Jawa Barat.
Ciptaan tersebut dibuktikan pada ajang International Science and Technology Exhibition, pada 28 Oktober sampai 1 November 2008, di Puerto Allegro, Brasil. Tidak tanggung-tanggung, kedua remaja ini langsung menyabet emas dalam ajang tersebut. Alhasil, beasiswa hingga jenjang S3 sudah diraih kedua siswa ini.
Dalam wawancara kepada okezone beberapa waktu lalu, Desta, panggilan dan Dirgantara Reksa Ginanjar, mengaku program ini dibuat karena kebutuhan masyarakat kurang mampu untuk berobat. Namun karena biaya yang mahal, mereka enggan untuk datang ke dokter.
Berawal dari hobi mengutak-atik komputer, Desta dibantu Iron, panggilan M Ironnanda Kurnia Jabbar, serta guru pembimbing pada Mei 2008 membuat eksperimen, dan terciptalah virtual dokter.
Dia menjelaskan, cara kerja program ini dengan cara memasukan data kondisi badan saat mengalami suatu gejala sakit.
"Kita mendesain suatu program yang bisa mendeteksi penyakit dalam tubuh. Cara kerjanya dengan mendeteksi gejala-gejala dalam tubuh kita," tuturnya.
Dalam proses penyimpulan penyakit, program ini akan melengkapi dengan peta atau lokasi rumah sakit yang bisa dituju, serta obat yang kita makan untuk menyembuhkan penyakit itu.
Sayangnya, program ini masih sebatas penyakit ringan. Seperti demam berdarah, influenza, typhus, diare dan rabies. Sang penemu mengaku, hasil temuan ini perlu disempurnakan.
"Buat kita masih kurang, belum puas sehingga perlu disempurnakan," tegasnya (okezone.com)
1 komentar :
Setidaknya dokter memang harus bersiap2 buat alih profesi dari sekarang.....
Posting Komentar